Riri dan Julfian saat ini berada di restoran, Riri yang sibuk makan, sementara Jul hanya memesan jus alpukat saja.
Padahal untuk apa pergi ke restoran mewah jika hanya sekedar minum Jus? Jul memang terlalu berlebihan.
"Tadi lu makan tahu genjot emang gak sakit perut?"
Uhuk..
Riri tersedak makanan yang ia kunyah saat mendengar Jul mengatakan kata **** itu.
"GEJROT KAMPRET!" kesal Riri.
"Ohehe kirain genjot . Mangkannya aneh, kok tahu di genjot, emang enak?"
"JULLLLLL GUE LAGI MAKAN!!"
"Hehe yaudah lanjut makan'nya baby, mau di suapin gak?"
"Gak!"
Dari kejauhan sana, seorang Pria memperhatikan lekat-lekat ke arah Riri. Ia merasa seperti mengenalnya.
Anggara, Pria itu meyakini bahwa yang ada di meja di nomer sekian itu adalah Riri. Dalam hatinya bertanya-tanya, dengan siapa Riri disana?
Karna tak ingin kehilangan jejaknya, maka Anggara hendak melangkah mengampiri. Tapi sayangnya Rafael selaku teman kerja-nya menahannya pergi. "Mau kemana Ngga? Belum waktunya istirahat" Ucapnya memperingati.
Sial-nya jam istirahat masih 2 jam lagi, sepertinya Anggara akan kehilangan jejak Riri karna 30 menit kemudian Gadis itu bersama Pria yang tak ia kenali sudah berlalu pergi.
...
Malam tiba, Riri berguling-guling di atas tempat tidur karna tak nyaman dengan pikirannya.
Ia memikirkan banyak hal dalam otaknya. Dimana saat itu ia masih mengingat Lala yang tiba-tiba mengatakan bahwa ia akan segera pergi ke alamnya.
Sejak Prilly hamil lagi, Lala mendadak pergi ke alam-nya. Padahal tidak ada tanda-tanda bahwa Lala sudah tenang dan harus kembali ke akhirat.
"Sebenernya Lala kemana ya? Kok gue ngerasa aneh banget sih semenjak Kak Prilly hamil dan sekarang pindah rumah"
Di saat sedang memikirkan keganjilan itu, ia mendengar suara Prilly dan Ali yang sedang bertengkar hebat di lantai dasar.
"Harusnya kamu mikir. Aku lagi hamil gini, kamu malah nyuruh aku buat ajak main anak-anak yang lainnya. Kandungan aku ini masih dua bulan, masih lemah! Dan aku mau bener-bener jaga anak yang ada di kandungan aku!"
"Bukan gitu Prill, anak-anak jadi kaya takut sama kamu, katanya kamu sering bentak mereka. Kamu ini kenapa? Itu efek kehamilan kamu, atau emang kamu sendiri yang ngerasa risih sama anak-anak kita?"
Mendengar pertengkaran itu, membuat Riri semakin yakin bahwa di rumah baru yang saat ini di tempati, memiliki banyak keanehan yang masih dalam teka-teki.
"Gue janji bakalan cari tau yang sebenernya terjadi!" Gumam Riri.
Pertengkaran kedua insan di lantai dasar sana, membuat Akbar, Nesya, Ola dan Kevin terbangun dari tidurnya. Mereka menangis histeris dan langsung saja memeluk Riri secara bersamaan.
"Mengapa semua menangis padahal ku slalu tersenyum..." Lirih Riri menyanyikan sedikit bait lagu yang sedang ramai di gunakan warga tiktokers, dan warga snackvideo.
"BIASALAH" jawab ke-empat anak Prilly bersamaan.
"Usap airmata-mu, aku tak ingin ada kesedihan"
"NYEEE"
Sontak mereka kembali tertawa dan memutuskan untuk tidur bersama di kamar Riri.
Jika sudah ada ke-empat anak Prilly di dalam kamar Riri, maka Riri tidak akan bisa tidur nyenyak sebab mereka sibuk menonton film kartun di youtube, dengan memakai laptop milik Riri.
"Hahahahaha" tawa ke-empatnya menggelegar di kala melihat adegan Upin dan Ipin di ejek oleh teman-teman'nya dengan sebutan Botak.
"Kaya kamu bang botak haha" Ledek Nesya, anak Kedua Prilly. Sementara kedua adiknya lagi Ola dan Kevin ikut menertawakan Akbar.
"Bial botak begini, aku ini ganteng milip Aliando salip" Jawab Akbar penuh percayadiri.
"Siapa Aliando?" Tanya Ola tak mengetahui.
"Gak tahu. Papah suka bilang kalau Aliando itu tampan dan mirip dengan-nya. Yasudah aku katakan saja pada kalian kalau aku ini tampan milip Aliando salip"
Riri menyimak saja obrolan tak bermutu itu. Ia benar-benar tak tahu harus melakukan apalagi selain ikut larut dalam suasana tak menyenangkan itu.
Jika Riri meminta mereka segera tertidur, mereka akan marah dan menangis. Jadi dengan sangat terpaksa, Riri pasrah saja.
Ku akan menanti meski harus penantian panjang, ku akan tetap setia menunggumu, ku tahu hatimu untukku...
Ponsel Riri berdering hebat, pertanda adanya telfon masuk. Buru-buru Riri menuju balkon kamarnya dan mengangkat telfon dari orang yang menelfon-nya.
"Hallo. Maaf ini siapa ya?"
"Bisa bicara dengan jodoh?"
"Panjul! Jail banget si!"
"Haha. Lagi apa Baby?"
"Lo bisa tau nomer gue darimana?"
"Tadi siang kan gua minta nomer lu. Amnesia ya?"
"Ohiya lupa. Ada apa?"
"Kangen. Lagi apa Baby?"
"Nafas"
"Loh kok sama sih? Jodoh nih kita! Pasti kamu nafasnya keluar lewat idung kan?"
"Lewat rumah duda!"
"Buset pikirannya udah sama sugar dady aja. Aku kangen ih Ri, pengen ketemu lagi."
"Jijik banget aku-kamu'an."
Di saat sedang mengobrol di telfon, Riri tak sengaja melirik ke bawah dan ia melihat Prilly wajah-nya begitu pucat sambil mengusap-usap perutnya yang besar. Padahal usia kandungan Prilly masih 2 bulan, bagaimana mungkin bisa sebesar orang yang mengandung dengan usia 9 bulan?
"Ini gak mungkin!" Reflek Riri menjatuhkan ponselnya.
"Ri woii... Lu kenapa woiii." Seseorang yang berada di sebrang telfon sana berteriak panik. Sementara Riri segera berlari keluar kamar untuk menghampiri Kakak-nya.
Akbar dan yang lainnya sudah tertidur rupanya. Mereka lupa mematikan laptop. Tapi kali ini Riri sedang tidak memperdulikan itu, ia buru-buru keluar kamar karna mau memastikan siapa yang berada di halaman belakang.
Saat baru saja turun tangga, Riri melihat Prilly sedang duduk di ruang TV sambil tertawa-tawa karna lucunya adegan di film yang ia tonton itu.
"Kak Prilly? Bukannya tadi Kakak ada di halaman belakang?" Tanya Riri.
"Hah? Enggak kok. Kakak dari tadi disini nonton film. Kamu mau gabung? Ayo sini duduk deket Kakak"
Ini benar-benar aneh!
Kadang kala Prilly bersikap kasar, kadang pula cuek, dan bahkan kali ini ia bersikap manis.
Ada apa sebenernya? Gue gak bisa diem aja!
Riri segera pergi menuju halaman belakang, ia akan mencari tahu jawaban dari setiap keganjilan yang ia rasakan selama hampir 2 bulan ini.
"Loh Riri kamu mau kemana?" Tanya Prilly yang tidak sama sekali Riri jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATA BATIN 2 ✓
HororJudul : MATA BATIN 2 Genre : Horor Comedy _________________ "Kuntilanak ya?" Tebaknya. Namun rupanya Makhluk itu menggelengkan kepala seraya tidak membenarkan tebakan yang Riri ucap. "Hmmm..." Riri berfikir sejenak. Ia memainkan jari jemarinya di ba...