Bagian 14

3.7K 564 109
                                    

Dari pagi sampai sore, Jul masih saja acuh terhadap Riri. Bahkan ia terlihat begitu dekat dengan Gadis yang bernama Livia itu.

Pada jam istirahat, Riri datang ke ruangan Jul untuk memberikan kopi panas yang biasa ia buat khusus untuk Jul.

Rupanya Jul sedang mengotak-atik laptopnya, ia nampak sangat sibuk dengan aktifitasnya.

"Gue bawain kopi biar rilex. Lagian kenapa masih ngerjain pekerjaan kantor si? Kan ini jam istirahat? Gak mau makan siang gitu?" Tanya Riri.

"Kalau masuk bisa ketuk pintu dulu gak?"

Degh!

Sorotan mata yang sepertinya sedang marah itu, membuat Riri menelan saliva-nya susah payah. Ia menyimpan kopi itu di atas meja.

"Jul lo dengerin gue dulu bisa kan? Semuanya gak kaya yang lo pikirin sumpah"

"KELUAR!"

"Tap---"

"GUA BILANG KELUAR BANGS---" Hampir saja Jul mau berkata kasar pada Riri.

"Bangsat maksud lo? Terus aja lo kaya gitu! Lo gak tau kejadian yang sebenernya Jul!"

"KELUAR RIRI! GUA BILANG KELUAR YA KELUAR!!"

"Lo gak mau kasih gue kesempatan buat ngomong Jul?"

"KALAU KAK JUL BILANG KELUAR YA KELUAR!" Suara tak asing itu membuat Riri berbalik badan dan cukup kesal dengan perintah-nya. Dalam hati Riri berfikir, bisa-bisanya Jul mempunyai kekasih belagu seperti itu. "Apa lo liat-liat?" Sewotnya.

"Gue liat karna gue punya mata!" Jawab Riri yang tak kalah sewot-nya. "Dan lo gak usah berani usir gue. Lo siapa? Jul yang berhak!"

"JANGAN BERANI TUNJUK-TUNJUK DIA! DIA ORANG YANG PALING BERARTI DALAM HIDUP GUA!" Ucap Jul kasar dan menatap Riri tajam.

Tak ingin suasana semakin memanas, maka Riri memilih pergi saja dari ruangan Jul. Hatinya benar-benar sakit mendengar ucapan kasar yang Jul lontarkan untuknya.

Lalu apa katanya tadi? Gadis itu yang paling berarti dalam hidupnya? Demi apapun Riri benar-benar sakit!

Terus ucapan cinta lo buat gue apa artinya Jul? Apa gue gak berarti buat lo? Nyata-nya bener, lo emang brengsek!

....

Di parkiran, Riri mengejar Jul seraya menahan Jul untuk masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. "Jul tunggu dulu! Gue mau jelasin soal.."

Riri masih saja bersih keras untuk menjelaskan pada Jul, sementara Pria itu tak mau menerima penjelasan apapun. Baginya, apa yang ia lihat sudah cukup menjelaskan segala-nya.

"Ck! Ri cukup. Gua paling gak suka di bohongin. Walaupun gua tau lu gak cinta sama gua, tapi se-enggaknya lu gak perlu bohongin gua kaya gitu! Dan sekarang gua cukup sadar sama posisi gua"

"Ki-kita pulang bareng kan Jul?"

"Lu balik sendiri. Gua balik sama Livia!"

"Ta-tapi sore gini kan susah ada angkutan umum apalagi taxi"

"Gak usah manja Ri. Lu terbiasa balik sama gua, jadi ke-enakan pengen balik terus sama gua. Gua juga butuh seneng-seneng sama yang lain"

Degh!

Tak tahan dengan perlakuan Jul, Gadis itu meneteskan airmatanya lalu memilih pergi dari hadapan Pria itu.

Jul segera masuk ke dalam mobil, bahkan tak memperdulikan Riri sama sekali yang menangis sendu akibat ulah-nya.

MATA BATIN 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang