Bagian 13

3.5K 518 38
                                    

Seperti biasa, setiap pagi Riri slalu membawakan teh hangat ke ruangan Jul. "Permisi" Ucapnya. Karna tidak ada tanggapan, maka Riri langsung saja masuk ke dalam ruangan itu.

"Bukannya jawab kek! So sibuk" Kesal Riri dengan nada bercanda. Namun Jul nampak tak memperhatikan-nya, padangan-nya sibuk pada laptop yang ada di hadapannya.

Riri mendekat. Ia berada di samping Jul, dan ikut melirik ke arah laptop Jul. Tapi sedikit kemudian Jul menutup laptop-nya kasar. 

"Lo kenapa Jul? Ada masalah sama kerjaan ya?" Tanya Riri tak mengerti.

"Masalahnya ada di lu!"

"Maksudnya? Gue salah apa emang?"

"Sebaiknya lu keluar dari ruangan gua! Gua males liat tampang-tampang pembohong!"

Riri benar-benar tak mengerti dengan apa yang Jul maksud. "Pembohong? Gue bohongin apa?"

"Masih ngelak? Oke pertama gua tau, gua bukan siapa-siapa lu. Kedua gua gak ada hak cemburu sama lu. Tapi asal lu tau Ri, gua sakit di bohongin sama lu! Lu bilang ketemu sama temen SMA, tapi nyata-nya lu malah ketemu si Kampret Anggara."

"Jul lo salahpaham. Gu-gue"

"SALAH PAHAM APAAN? GUA LIAT PAKE MATA KEPALA GUA SENDIRI BAHKAN LU DI ANTER BALIK KAN SAMA DIA? KALAU EMANG LU GAK BISA CINTA BALIK SAMA GUA, SE-ENGGAKNYA LU GAK USAH BOHONGIN GUA. LU SENDIRI YANG CERITA DULU KALAU LU SAKITHATI SAMA ANGGARA, LU GAK MAU KENAL DIA LAGI BLABLABLA. SEKARANG KEMAKAN OMONGAN SENDIRI KAN LU?"

"Jul itu gak kaya lo liat. Sumpah dengerin dulu penjelasan gue Jul"

"KAK JUL..." Seorang Gadis masuk ke dalam ruangan Jul lalu memeluk Jul begitu erat seperti seseorang yang sangat merindukan. "Livia kangen Kak Jul" Rengeknya manja.

Jul tersenyum manis, mengangkat tubuh Gadis itu ala koala lalu menyimpan-nya di atas soffa.

Sangat mesra!

Riri cemburu. Dan itu harus ia akui ! Bahkan saat ini matanya sudah merasa panas, pertanda airmata akan turun.

Ofi yang melihat itu hanya bisa mengintip tanpa berani ikut campur. Ia belum terbiasa dengan Manusia.

"Sama, Kak Jul juga kangen. I love you Baby" Lirihnya.

Oke cukup!

Rasanya Riri tak di anggap sama sekali. Maka Riri memutuskan pergi saja daripada harus mematung memperhatikan kemesraan dua insan itu!

...

"Aku paham betul bahwa kamu cemburu. Gadis itu memang sudah lama bersama Jul" kata Ofi yang tiba-tiba datang dan duduk di samping Riri.

"Maksudnya? Dia pacar-nya Jul?"

"Biar nanti Jul sendiri yang menceritakannya padamu. Karna aku tidak berhak untuk itu"

Airmata Riri semakin mengalir deras. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis sendu.

Furkon yang melihat Riri langsung saja menghampiri. "Riri kenapa? Ada masalah?" Tanyanya khawatir.

Riri mengusap airmatanya kasar. Ia kembali tersenyum menutupi kesedihan-nya.

Adanya rasa cemburu, artinya Riri memiliki perasaan sayang pada Jul. Jika benar begitu, mengapa ia baru menyadarinya sekarang?

"Gapapa Kak. Masalah kecil kok hehe"

"Cerita aja kali. Siapa tau saya bisa kasih saran"

"Gapapa Kak seriusan. Riri lanjut kerja dulu ya, lupa tadi lagi bersihin toilet" Furkon mengangguk paham.

Rasanya langitpun ikut bersedih dengan apa yang Riri rasakan, sampai-sampai ia mengeluarkan rintikan airhujan yang semakin deras.

...

Prilly sedang mengusap-usap perutnya yang masih rata, sambil menyanyikan lagu jawa yang membuat bulu kuduk siapapun akan berdiri saat mendengarkannya.

Lingsir wengi sliramu tumeking sirno...
Ojo tangi nggonmu guling...
Awas jo ngetoro...
Aku lagi bang wingo wingo...
Jin setan kang tak utusi...
Dadyo sebarang...
Wojo lelayu sebet...

Kevin menghampiri sang Mamah hendak ingin meminta sesuatu. "Mama, epin mau di suapin Mama.." Kevin menyodorkan satu mangkuk kecil berisi Nestle yang sudah di seduhkan oleh babysitter-nya. Ia ngotot ingin di suapi oleh Mamah-nya, padahal Fia selaku babysitter-nya sudah mengatakan bahwa Mamah-nya sedang sibuk.

"DIAM! KAMU SUDAH MENGGANGGUKU ANAK SIALAN" Pekiknya marah.

Kevin yang terkejut sekaligus takut dengan ucapan yang Mamah-nya katakan, ia segera berlari pergi.

Mahluk Gaib itu tertawa cekikikan, sementara dari kejauhan sana Bi Eti memeperhatikan.

"Bau melati. Sejak kapan Nyonya memakai parfum ber-aroma melati? Ini benar-benar aneh. Saya harus beritahu Tuan"

Bi Ati segera pergi menuju ruang kerja Ali. Ya Pria itu sedang sibuk mengerjakan file-file penting perusahaan-nya.

Tok.
Tok.

"Masuk" Ucapnya dari dalam ruangan. "Eh Bi Ati, kenapa Bi? Mau nawarin kopi ya? Boleh deh"

"Bu-bukan Tuan. Saya mau bicara sesuatu pada Tuan"

"Oh iya Bi, mau ngomong apa?" Ali menyudahi aktifitas bermain laptopnya lalu lebih serius berhadapan dengan Bi Ati.

Saat Bi Ati mau mengatakan sesuatu, tiba-tiba Prilly masuk ke dalam ruangan lalu mendekat memeluk Ali dari belakang. "Sayang, aku cari kamu kemana-mana taunya kamu disini hem. Lagi ngerjain pekerjaan kantor ya?" Rengeknya manja.

"Iya sayang aku lagi sibuk-sibuknya. Besok ada jadwal ke luar kota, gapapa kan kamu disini sama anak-anak? Ada Riri juga sama Bi Ati"

"Gapapa kok sayang. Oiya aku mau ngobrol sama kamu berdua disini boleh kan?"

Mendengar itu, Bi Ati berpamitan keluar ruangan. Ia merasa tak enak jika harus mengganggu Tuan dan Nyonya-nya yang sedang mesra-mesra'an.

Berani sekali dia mau membongkar apa yang terjadi di rumah ini pada Tuan-nya. Lihat saja, aku akan membuatnya MATI !

MATA BATIN 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang