Bagian 06

3.8K 555 27
                                    

Gue jatuh cinta sama lu Ri sejak lama.

Perkataan Jul terus terngiang-ngiang dalam pikiran Riri. "Si Panjul kenapa bisa jatuh cinta sama gua si? Guekan jadi gimana gitu.."

Entahlah apa yang ada dalam pikiran Riri. Tapi ia merasa ungkapan Jul yang mengatakan cinta padanya itu malah membuatnya tak karuan.

Drtt..

Ponsel Riri bergetar. Saat ia periksa siapa yang mengirim pesan chat rupanya operator yang mengatakan bahwa...

Anda telah berlangganan Internet 100rb & mendapatkan Kuota Midnite. Baru! Paket Internet Volume 2,5GB hanya 5rb. Cek di Simpati App.

Mata-nya berbinar-binar di kala ia mendapatkan kuota gratis yang di kirimkan seseorang.

Tapi siapa?

Tentu saja Jul. "HUAAAA LO PEKA BANGET JUL!!!" Ucapnya gembira.

Malam ini Riri bisa tidur nyenyak. Sebelum tidur ia mengucapkan terimakasih terlebih dahulu pada Jul. Tapi rupanya Pria itu sudah mengirim chat lebih dulu padanya.

Jodoh❤️ : Night. I love you.

Mata Riri membulat sempurna. Siapa yang mengganti nama Jul di kontak Riri menjadi se-alay itu?

"Pasti ulah dia sendiri! Hufh!." Kesalnya.

Tapi sejak kapan?

Entahlah! Mungkin Riri tidak menyadarinya sejak kemarin.

Rasanya malas mengganti kembali nama Jul. Sudahlah, biarkan saja seperti itu! Toh tidak ada juga yang berani membuka privasi pada ponsel Riri.

Thanks ya kuota-nya hehe. Kok lo tau gue gak ada kuota?

Jodoh❤️ : Taulah. Guakan peka! Bsk ada acara gak?

Kagalah. Yakali pengangguran kek gue punya acara wk.

Jodoh❤️ : Ke kantor gua bisa kan? Siapin lamaran kerja'nya.

Jul gue cuman lulusan SMA. Gak mungkinlah kerja di kantor lo! Yang bener aja.

Jodoh❤️ : Ikutin aja Ri. Jangan rewel! Mau gua cipok?

Mesum!

Jodoh❤️ : Tidur udah malem. Besok ke kantor gua pagi-pagi, alamatnya gua sharelok skrg.

Sungguh Riri begitu senang ketika Jul memintanya pergi ke kantor membawa surat lamaran kerja.

Kebetulan sekali skincare Riri sudah hampir habis. Dan kebetulan juga rezeki mulai menghampiri. Ini kesempatan baik yang tidak boleh di sia-siakan!

...

"Dari mana kamu Li?" Tanya Prilly yang duduk di ruang tengah menunggu sang Suami pulang.

Ali pulang menjelang shubuh. Tidak biasanya ia seperti itu, dan Prilly cukup merasa aneh.

"Dari mana kamu bilang? Aku gak dapet kenyamanan di rumah ini Prill! Kamu bener-bener keterlaluan"

"Keterlaluan apa si Li? Kamu kok gitu ngomongnya? Aku salah apa? Coba kamu jelasin jangan kaya gini.." Bulir airmata keluar dari mata indah milik Wanita yang notabe-nya sebagai seorang Isteri itu.

"Salah apa? Kamu kalau gak niat nikah sama aku, dari dulu kamu tolak aja aku mentah-mentah. Jangan di saat seperti ini kamu malah ngomong yang nyakitin perasaan aku Prill!"

"Aku? Aku bil---"

"Aku capek! Mau tidur. Dan aku lagi gak pengen debat lagi" Ucapnya lalu melangkah pergi menuju kamar.

Debat? Sejak kapan aku debat sama Ali? Aneh banget. Apa jangan-jangan dia ngada-ngada biar terkesan aku salah? Tapi tujuan dia apa kaya gitu? Apa dia udah gak cinta sama aku karna badan aku mulai gemukan?

....

Pagi yang cerah, tapi tak secerah rumahtangga Ali dan Prilly. Masing-masing saling diam satu sama lain, padahal keduanya berada di meja makan yang sama.

"Papapapaaa..." Lexia yang masih berumur satu tahun itu nampaknya begitu dengan dengan sang Ayah, sampai-sampai ia maunya duduk di pangkuan Ayah-nya.

Suasana begitu ramai dengan anak-anak mereka, tapi keramaian itu tak membuat Ali ataupun Prilly mau saling akrab kembali.

Riri benar-benar tidak bisa terus menerus diam dalam posisi ini. "Kak, maaf Riri mau berangkat ke kantor temen dulu buat ngasih surat lamaran kerja" Ucap Riri berpamitan.

"Ri, kamu kan cuman lulusan SMA, mau kerja apa kamu di kantor temenmu?"

"Apa aja yang penting gak nyusahin Kakak terus. Jadi nanti uangnya bisa di pake ngekost"

"Mending di kantor Abang aja Ri" sahut Ali.

Abang?

Baru kali ini Ali menyebutkan dirinya sebagai Abang untuk Riri. Biasanya Pria menyebalkan itu memakai kosa kata gue-elu atau bahkan baku sekalipun seperti saya-kamu.

"Gimana?" Tanyanya memastikan.

"Gak usah Kak. Riri gak mau repotin siapa-siapa. Udah ya Riri berangkat dulu, Assalamualaikum.."

"Walaikumsalam" Jawab mereka semua bersamaan kecuali Prilly yang kini sedang merasakan kepalanya sakit.

Melihat Prilly seperti kesakitan, Ali langsung menuntun-nya menuju kamar. Setelah itu Riri tak tahu lagi apa yang terjadi, ia sudah berlalu pergi mencari angkutan umum agar segera sampai di kantor Jul.

Tak membutuhkan waktu lama, hanya dalam waktu sekitar 25 menit saja Riri kini sudah berada di depan kantor Jul.

Kantor yang terbilang cukup besar dan memang terkenal di kawasan Jakarta itu kini tertampang di hadapan Riri.

"Gede banget njip kek kantor Kak Ali. Tapi agak gedean ini sih. Walaupun gedean ini, tapi Kak Ali kantornya ada banyak" Gumam Riri.

Buru-buru saja ia segera hendam masuk. Namun sebelum masuk, ia di halangi oleh security yang hendak bertanya-tanya siapa dirinya.

"Maaf saya baru melihat anda. Anda ini siapa? Dan ada kepentingan dengan siapa?" Tanyanya tegas.

"Riri. Gue ada kepentingan sama si Panjul."

"Disini tidak ada yang bernama Panjul"

"Maksud gue Julfian"

"Apa sudah membuat janji?"

"Bentar gue telfon" Riri segera menelfon Jul. Dan untung saja Jul langsung mengangkatnya lalu mengatakan pada security yang bernama Thomas itu bahwa Riri adalah kekasihnya.

Pak Jul punya pacar kok kaya gak ada sopan santun-nya gitu. Ngomong sama yang lebih tua pake gua-elu'an - pikirnya dalam hati yang dapat Riri dengar.

"Jangan ngomongin orang dalam hati! Kalau berani ngomong langsung!" Sewot Riri menantang.

"Maaf Non"

Dengan segera Riri masuk ke dalam kantor milik Jul. Mendadak seluruh karyawan menatapnya intens. Ingin rasanya Riri mencongkel satu persatu mata mereka yang seolah mendeskripsikan bahwa Riri orang asing tak jelas yang masuk sembarangan ke kantor.

Padahal jelas Jul menganggapnya sebagai kekasih, ya meskipun kenyataan-nya keduanya tidak ada hubungan apapun selain musuh jadi cinta. Ups!

MATA BATIN 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang