PART 13

4K 592 37
                                    

HAYOOO SIAPA YANG NUNGGU DOUBLE UPDATE? MAAP TADI GUE LAGI BERAK, KARNA WC ADALAH TEMPAT GUE BERIMAJINASI😚

....

"MAMAMAMAMAMAMAA"

"PAPAPAPAPAPAPAA"

Ya begitulah kira-kira repotnya memiliki anak banyak di usia muda. Ali sibuk bekerja sementara Prilly sibuk mengurus ke-delapan anaknya.

Masih kurang 4 anak lagi. Dan Ali sudah sangat menunggu ke empat anak lainnya agar pas menjadi 12 anak.

Bukan Ali mesum! Sudah jelas pepatah mengatakan, "Pria itu yang di pegang adalah omongan-nya" .

Jadi Ali ingin memiliki anak 12 karna memang sudah mutlak keinginan pada ucapannya.

"Sayang Papa lagi kerja, sabar ya. Nanti Papa pulang kita beli mainan baru lagi" Ucap Prilly menenangkan anak bungsu-nya yang masih balita.

"Papapapapa" Namanya Lexia. Balita itu terus saja menangis merindukan sang Ayah. Padahal setiaphari Ali slalu mencium anak-anaknya satu persatu sebelum dan sesudah bekerja secara rutin.

"Prilly anak-anakmu itu menggemaskan. Aku kewalahan mengurusnya. Ola, Kevin, Tia ingin sekali bermain denganku. Tapi maaf aku sibuk memata-matai Ayang Abdul. Aku penasaran, apakah Ayang Abdul sudah melupakanku atau belum?"

"Kamu ini masih aja bucinin Abdul. Sadar La, dia udah punya Siti"

"Menurut raja gaib di alamku, aku lebih cantik dari Siti!"

"Memangnya raja gaib kenal Siti?"

"Tidak. Aku hanya bertanya lebih cantik aku atau Siti, raja Gaib mengatakan lebih cantik aku karna ia tak tahu Siti yang mana"

Prilly tertawa terbahak-bahak. Sungguh Lala begitu konyol.

Jika dulu Lala sering kali menjaga Riri, kini Lala menjaga anak-anak Prilly yang seringkali rewel. Kedelapan anak Prilly itu semuanya sudah terlahir sebagai anak Indigo.

Akbar, Nesya, Ola, Kevin, Tia, Tio, April dan Lexia, Mereka masing-masing hanya berbeda satu tahun lebih tua saja.

Akbar berusia 6 tahun, Nesya 5 tahun, Ola 4 tahun, Kevin 3 tahun, Tia 2 tahun, Tio 1 tahun, sementara April dan Lexia kembar dengan usia 2 bulan beda 2 menit saja.

Cukup pusing memang. Tapi Prilly menikmati apa yang sudah menjadi ketetapan yang Maha Kuasa.

Baiklah cukup info tentang kehidupan Prilly dan Ali, mari kita kembali pada Peran Utama-nya yaitu Riri.

💢

DAM!

Hampir saja ketahuan bahwa Riri dan Jul sedang mengikuti target-nya. Mereka buru-buru bersembunyi di balik tembok dengan posisi sangat berdekatan.

"Ish munduran!" Kesal Riri.

"Diem nanti ketauan"

"Modus lo!"

"Berisik" Jul menutup mulut Riri rapat-rapat dengan telapak tangannya.

Setelah Maymunah masuk lift dan memencet tombol lantai 5. Maka buru-buru keduanya menuju lift dan mengikuti arah Maymunah pergi.

Keduanya benar-benar bermain cantik. Bahkan saat ini mereka mengetahui kamar yang Maymunah singgahi.

"Gimana caranya kita masuk?" Tanya Jul.

"Gue tau caranya!"

15 menit kemudian Riri kembali dengan memakai baju Office Girl. Ia benar-benar nekat ingin menyelesaikan urusan yang tidak seharusnya ia campuri itu.

"Lu-lu seriusan?" Tanya Jul tak menyangka di kala ia melihat Riri dengan percayadiri memakai baju OG dan membawa makanan yang tersedia di atas nampan.

"Diem jangan banyak bacot" Riri segera berjalan melangkah menuju kamar nomer 107.

Ia memencet bel pintu kamar hotel tersebut dan orang yang berada di dalam segera membukanya.

Sepertinya Maymunah sedang menelfon seseorang karna ia meletakan ponselnya tepat di telinga dengan sebelah tangannya.

"Oiya simpen aja di atas meja ya" katanya cuek lalu melangsungkan kembali aksi telfonan-nya.

"Baik Bu" Setelah Riri menyimpan makanan tersebut di atas meja. Ia berniat memasang rekaman suara yang ada pada ponselnya.

"Ya Andre, kamu kesini ya. Aku kangen banget sama kamu..." Lirihnya di telfon.

Untung saja Maymunah tidak memperhatikan apa yang sedang Riri kerjakan di belakangnya.

Riri tersenyum smirk setelah mendapatkan bukti rekaman yang kuat. Ia berharap Ayah-nya Jul percaya.

...

Jul tak menyangka dengan apa yang sudah ia dengar sendiri dari bukti rekaman yang Riri tunjukan.

"Ternyata bener. Dia kayanya gak bener-bener cinta sama bokap gua" Ucap Jul bersedih.

"Mangkannya kita harus kasih tau ini ke bokap lo. Biar bokap lo bisa lepas dia dan gugat cerai. Biar keluarga lo aman!"

"Oke sekarang kita pergi ke kantor bokap" Riri mengangguk bersemangat.

Selang 10 menit kemudian, keduanya sampai di kantor milik Alex----nama dari Ayah kandung Jul.

Dengan terburu-buru keduanya langsung saja menuju ruangan Alex.

Sang Ayah rupanya baru saja selesai menandatangani kerjasama bisnis dengan kerabat bisnisnya.

"Yasudah Oliv, kamu bisa kembali bekerja." Ucap Alex pada sekertarisnya.

"Baik Pak terimakasih" Alex tersenyum lalu sang Sekertaris segera pergi berlalu.

Setelah sekertarisnya keluar dari ruangan, Alex menyambut kehadiran Jul. "WAW SUATU KEAJAIBAN ANAK AYAH DATENG KE KANTOR" Lirihnya lalu segera bangkit dari tempat kebanggan-nya dan memeluk sang anak.

"Maaf Yah, Jul masih belum bisa balik ke rumah. Ayah pasti paham kan apa yang Jul rasain?"

"Oh tentu Ayah sangat paham. Jul ikhlas-in Sania agar kamu juga bisa berdamai dengan diri kamu sendiri. Btw siapa cewek cantik di belakang kamu itu?" Tanya Alex tersenyum lirih pada Riri.

Riri segera maju menghampiri Alex dan mencium punggung telapak tangannya. "Saya Riri Om, temen sebelah kamar kost Jul" Jawab Riri ramah.

"Oalah, Om pikir kamu pacarnya"

"Bu-bukan Om. Maap-maap aja, Jul bukan tipe saya banget"

"Dih so kecantikan amat lu? Lu pikir lu kek apa? Gua juga gak level sama lu!"

"Bodo!"

"Sudah-sudah kalian ini malah bertengkar. Jadi ada apa Jul kamu kesini?"

Tanpa berbasa-basi lagi, Jul mulai berbicara pelan-pelan pada sang Ayah. Setelah menjelaskan panjang lebar beserta dengan memperlihatkan bukti rekaman yang berhasil Riri rekam di kamar hotel tersebut. Alex benar-benar kecewa dengan perbuatan Maymunah terhadapnya.

Terlihat jelas wajah Alex yang benar-benar marah. "Apa sekarang dia masih ada disana Jul?" Tanya Alex.

"Masih kayanya Yah"

"Ayah akan segera kesana. Sebaiknya kamu jangan ikut. Biar ini jadi urusan Ayah" Jul mengangguk menurut. Tidak sia-sia perjuangannya dengan Riri mencari bukti dan ternyata Alex sangat mempercayai bukti itu.

Jul tersenyum ke arah Riri, "Thanks" Ucapnya manis.

Riri memutar bola matanya malas. "Gak usah so manis! Jijik gue liatnya!"

Ckck.

Rupanya sulit juga membuat betina luluh. Jul sepertinya mulai jatuh hati pada Gadis yang ia sebut-sebut tak waras itu.

MATA BATIN 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang