Di jam istirahat, Riri mau menghampiri Jul ke ruangannya. Tapi langkahnya terhenti karna mendengarkan obrolan dari Livia selaku Adik Jul yang menyebutkan nama Wanita lain.
"Bukannya Kak Jul pacaran sama Kak Arra? Terus Kak Arra di kemanain coba kalau Kak Jul malah pacaran sama OG di kantor kakak. Emang sih cantik, tapikan gak sederajat. Gak kaya Kak Arra yang udah cantik, pinter, Dokter pula"
Mendengar itu membuat hati Riri sakit bukan kepalang. Jadi sebenarnya Jul mempunyai kekasih, dan Riri sebagai kekasih keduanya?
TRANG!
Tak sengaja tong sampah yang berada pinggiran dekat pintu ruangan Jul terjatuh karna Riri. Mendengar itu, Jul dan Livia tak lagi meneruskan percakapan mereka. Lalu Jul menghampiri keributan kecil itu.
"Ri? Kamu..."
"Kita putus"
DAM! Pernyataan itu membuat dunia Jul yang semula berwarna menjadi gelap gulita bagaimana hati para jomloman dan jomblowati.
Jul tak tinggal diam. Ia mengejar Riri sampai pada atas gedung kantornya.
"Sayang dengerin aku dulu... Kamu salahpaham" Ucapnya memohon.
"Berapa lama lo sama dia Jul?"
"Iya oke aku bakalan jelasin, tapi aku mohon kamu harus percaya sama apa yang aku omongin"
Riri terdiam dan hanya bisa mengeluarkan bulir airmata. Perasaannya benar-benar kacau dengan percakapan dari Livia yang tak sengaja ia dengar itu.
"Arra. Dia bukan cewek aku, tapi mantan. Karna aku gak sanggup LDR-an. Dia di kirim ke luar negeri jadi Dokter disana. Aku gak bisa pacaran jauh"
"Berapa lama lo sama dia?"
"Delapan tahun" Ucapnya berkata jujur.
"DELAPAN TAHUN? DAN LO YAKIN NARO PERASAAN LO SAMA GUE TULUS? ATAU JANGAN-JANGAN GUE CUMAN PELARIAN LO AJA KARNA DIA JAUH?"
Jul meraih tangan Riri. "Demi Allah enggak. Aku sayang sama kamu tulus yang" Riri menepis tangan Jul. Nampaknya Gadisnya itu benar-benar di kabut rasa eomosional yang tak bisa ia kontrol.
"GUA UDAH PUTUSIN KALAU HUBUNGAN KITA SAMPAI DISINI. KARNA APA? BENER KATA ADIK LO, GUE CUMAN OG! GAK SEDERAJAT SAMA LO!"
"Sayang.. Jangan dengerin Livia, dia emang terlalu deket sama Arra tadinya. Jadi dia banding-bandingan kamu sama Arra. Kamu pantes buat aku. Yang nentuin masa depan aku itu ya diri aku sendiri, dan aku memilih kamu"
"Gue butuh waktu buat ini Jul. Ini bener-bener sakit! Kenapa lo gak jujur dari awal?"
"Emang harus aku ngomongin soal Arra ke kamu? Aku bahkan udah gak inget sama dia semenjak kenal kamu Ri"
Riri terdiam. Ia hanya bisa menangis. Jul mendekat, mengusap airmata Gadisnya itu lalu memeluknya seraya menenangkan.
"I love you" Bisik Jul tepat di telinga Riri.
"I love you to... Hiks..."
"Jangan nangis lagi sayang, maafin aku. Aku janji sampai kapanpun aku gak akan berpaling dari kamu Ri, cuman kamu di hati aku"
"Janji?" Riri mengacungkan jari kelingkingnya seraya ingin Jul berjanji padanya.
"Janji sayang" Tanpa ragu Jul menempelkan jari kelingkingnya pada jari klingking Riri. Ia benar-benar berjanji tidak akan mengkhianati Riri.
Cup. Jul mencium bibir Riri. Ini sudah kedua kalinya, dan Jul orang pertama!
"Jul... Mesum!!" Kesal Riri.
"Hehe" Jul malah semakin menjadi, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Riri. Namun kemudian....
BRAK!
Riri menginjak kaki Jul cukup keras. "Bang....arghhhh!"
"Bang apa? Kamu mau bilang aku bangsat ya?"
"Oh enggak dong sayang. Maksud aku bagus banget kamu injek kaki aku yang, soalnya kalau kamu bales ciuman aku, aku bisa bablas loh.." Godanya horor.
Riri segera pergi, daripada nanti terjadi hal yang bukan-bukan. Karna ia tahu Jul Pria seperti apa!
...
Prilly nampak bingung, ia tadi melihat Fia ada di dapur, lalu ada pula di ruang tengah, dan sekarang ada di ruang TV bermain dengan anak-anaknya.
"Fia.." Panggil Prilly.
"Iya Nyonya ada apa?"
"Kamu Fia atau bukan? Barusan saya lihat kamu di dapur, terus lagi beres-beres di ruang tengah, dan sekarang lagi main sama anak-anak saya. Tidak mungkin kan kamu beralih secepat kilat?"
"Nyonya ini aneh sekali. Ya jelas saya Fia, dan sedari tadi saya disini Nyonya. Tanya saja pada anak-anak"
"Iya Ma dali tadi Kak Fia disini" jawab Kevin.
Ini tidak mungkin! Jelas-jelas Prilly melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Fia berada di dapur dan ruang tengah.
Prilly segera menuju kamar untuk menenangkan pikiran-nya.
Perut-nya terasa begitu sakit. "Aw perutku kenapa sakit sekali.. AAAAAA" Teriaknya histeris.
Fia datang menghampiri. "Nyonya kenapa?"
"Perut saya sakit banget Fi..."
Fia tersenyum menyeringai. "Seperti ini..." Ia menggerakan tangannya seperti sedang menarik sesuatu. Dan anehnya berpengaruh pada perut Prilly.
"ARGHHH HENTIKANNNN SIAPA KAMU SEBENARNYA AAAAAA..." Prilly memegang perutnya yang semakin kesakitan di kala tangan Fia seperti semakin menarik tanpa menyentuh perut Prilly.
"MAMAAAAAAAA KAK FIAAAAA MAAA" Nesya datang dengan keadaaan panik. Sementara Fia yang tadi ada di hadapan Prilly menghilang begitu saja dan perut Prilly tak lagi kesakitan.
Prilly mengikuti Nesya yang mengajaknya ke kamar mandi.
Di dalam bathup berisi air itu ada Fia yang sudah tak lagi menghembuskan nafasnya. "FI-FIA? GIMANA BISA?" Sungguh Prilly tak menyangka. Sementara baru saja ia lihat Fia berada di ruang TV bermain dengan anak-anaknya.
"Sayang, tadi Mama lihat Kak Fia main sama Kevin, Ola, Alexia, April, Tia sama Tio. Gimana mungkin sekarang Kak Fia gak ada?" Tanya Prilly pada Nesya.
"Adik-adik main di kamar Abang. Eca mau ke kamar mandi karna pingin pipis, eh Eca liat ada orang di dalem bathup dan pas Eca samperin rupanya Kak Fia terus Kak Fia gak gerak sama sekali. Mama, Eca takut... Hiks..." Adu Nesya berkata sesuai dengan apa yang ia lihat.
Prilly benar-benar tak menyangka satu persatu orang yang ada di rumah, meninggal dunia secara tak wajar.
Mayat Fia segera di bereskan dan di kuburkan dengan layak.
Riri yang mengetahui itu, ia benar-benar merasa cemas dengan keadaan yang semakin kacau.
"Yang sebenernya ada apa?" Tanya Jul tak mengerti. Ia ikut ke pemakaman Fia selaku babysitter yang bekerja untuk menjaga anak-anak Prilly.
"Nanti aku ceritain abis dari pemakaman ya? Nanti malem kamu bisa gak kerumah ikut pengajian? Rencana aku sama keluarga mau ngaji bareng"
"Iya sayang apapun itu yang menyangkut kamu, aku bakalan ada buat kamu" Jul mengusap lembut rambut sang kekasih. Hingga membuat Riri merasa tenang dengan perlakuan manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATA BATIN 2 ✓
HorrorJudul : MATA BATIN 2 Genre : Horor Comedy _________________ "Kuntilanak ya?" Tebaknya. Namun rupanya Makhluk itu menggelengkan kepala seraya tidak membenarkan tebakan yang Riri ucap. "Hmmm..." Riri berfikir sejenak. Ia memainkan jari jemarinya di ba...