Chapter 2

1.9K 224 3
                                    

Irene menunggu Joy datang di café tempat mereka janjian meeting sambil membaca buku ekonomi yang dia baru beli kemarin. Irene sangat tidak suka dengan namanya terlambat. Bahkan dia menganggap on time pun terlambat. Setelah menyelesaikan schedule sebelumnya, Irene pun langsung menuju café tempat mereka akan meeting dengan pihak SM Entertainment. Irene memesan ice americano, minuman favoritnya.

12:25. 20 menit sebelum meeting dimulai. Irene baru mengecek pesan dari Joy, dia bilang akan segera datang kesini setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Padahal dia dan Joy sudah janjian datang pukul 12:25. Mereka memilih rapat di café sebenarnya sekalian makan siang bersama. Makan siang bersama menjadi salah satu trick mudah untuk dekat dengan rekan kerja. Irene pun kembali membaca buku ekonominya. Meskipun Irene sudah diwarisi beberapa perusahaan sejak dia lahir, Irene masih senang belajar tentang bisnis, ekonomi, dsb. Membaca buku sudah menjadi hobi Irene sejak kecil.

Pintu ruangan meeting tiba-tiba terbuka dan terdengar suara langkah kaki masuk. "Banyak banget kayaknya pekerjaan lo." Kata Irene sambil tetap membaca bukunya. Suara langkah kaki yang baru memasuki ruangan pun terhenti.

"Maaf, miss Bae."

Irene langsung menghentikan aktifitas membaca bukunya. Suara itu bukan suara Joy. Irene langsung melihat siapa yang baru saja yang masuk ke ruangan meeting mereka.

Wendy Shon.

Irene langsung berdiri dari tempat duduknya dan sedikit membungkuk untuk meminta maaf. "M-Maafkan saya miss Shon. Saya pikir kamu Joy, teman saya."

Irene tidak tau kenapa dia jadi gugup. Apakah karena salah mengira Wendy itu Joy. Atau fakta kalau dia bertemu Wendy Shon untuk pertama kali and hell, she's breathtaking. Wendy Shon sangat cantik. Kulit Wendy kelihatan terawat mahal. Rambut hitamnya digerai dan menyentuh punggungnya. Wendy tidak menggunakan make up tebal, but sure, Wendy sangat cantik. Wendy menggunakan pink suit dengan rok diatas lutut. Simple tapi sangat elegan.

Dia tidak seperti mantan-mantan Irene yang cantiknya seperti model papan atas. Tetapi, Wendy Shon sangat cantik dengan caranya sendiri.

"Perkenalkan saya Irene Bae, CEO R.V Holdings." Irene mengulurkan tangannya dan langsung dibalas oleh Wendy. "Perkenalkan saya Wendy Shon. Saya sangat senang bisa bertemu dengan anda, miss Bae."

Irene melepas jabatan tangannya dan langsung mempersilahkan Wendy duduk didepannya.
"Terima kasih miss Bae." Wendy pun duduk didepan Irene dan membenarkan outfit yang dipakainya.

Melihat Wendy dengan jarak seperti ini membuat Irene mengerti kenapa Wendy Shon is the it girl now.

"Manager saya akan datang sebentar lagi, miss Bae. Dia minta maaf tidak bisa datang bersamaan denganku."

Shit. Irene akan berdua saja dengan Wendy untuk beberapa menit. Joy kapan datangnya sih-

"Oh iya, saya ingin memberimu ini miss Bae. Semoga miss Bae suka."
Wendy memberi Irene brownies panggang dan sepertinya brownies itu buatan sendiri.

"Terima kasih, miss Shon." Kata Irene lalu dia memanggil waitress. "Silahkan memesan makan siangmu, miss Shon. Untuk pesanan saya dan miss Park, seperti yang biasa kami pesan saja."
Ucap Irene dan ia pun lanjut membaca bukunya sambil menunggu pesanan dan Joy datang.

Ruangan itu menjadi hening. Irene melirik Wendy yang sepertinya juga kebingungan harus berbuat apa.

"I'm sorry. I'm not a very talkative person." Kata Irene akhirnya. Irene sempat melihat sebentar ke arah Wendy dan langsung kembali membaca bukunya.

Irene melihat raut wajah Wendy yang berubah sedikit panik. "Tidak masalah, miss Bae."

Ruangan VIP cafe itu kembali hening. Irene akhirnya ingin mengecek handphonenya untuk menanyakan keberadaan Joy. Disaat seperti ini dia butuh Joy yang selalu bisa mencairkan suasana.

"Miss Bae suka kopi?" Tanya Wendy tiba-tiba. Pertanyaan itu membuat Irene terhenti untuk mengetik pesan yang akan dia kirimkan buat Joy. Sepertinya Wendy menyadari pesanan ice americano Irene.

"Maaf, miss Bae kalau saya lancang. Miss Bae tidak perlu menjawabnya." Kata Wendy sambil sedikit menunduk. Irene melihat pipi Wendy menjadi pink.

Cute.

"Iya, saya suka." Jawab Irene singkat.

Wendy mengangkat pandangannya dan menatap Irene sambil tersenyum. "Saya pernah belajar meracik kopi. Waktu itu saya belajar membut kue dan juga diajar untuk meracik kopi. Ternyata seseru itu. Bahkan saya pun-"

Wendy masih melanjutkan ceritanya. Irene sedikit terkejut ternyata Wendy suka cerita. Irene tidak keberatan. Wendy menceritakan ceritanya dan anehnya membuatnya dia tertarik. Brownies yang baru diberikan Wendy ternyata memang buatan Wendy sendiri.

Tidak lama waitress datang dengan menghidangkan pesanan mereka. Wendy juga sekalian memesankan makanan untuk managernya.

"Wah ternyata saya banyak cerita, maaf miss Bae." Kata Wendy sambil tersenyum malu.

"Saya tidak keberatan." Balas Irene sambil tersenyum.

among the darkness, there is you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang