Chapter 4

1.7K 187 0
                                    

Autumn, 2014.
Press conference.

Dua bulan. Dua bulan sejak Irene bertemu Wendy. Dua belan sejak Irene mengatakan dia akan datang ke unit apartment Wendy. Waktu itu tiba-tiba Mr. Bae, papa Irene mengadakan 'family gathering'. Another family gathering, another way Mr. Bae ingin menjodohkan Irene.

Irene tidak mengerti kenapa papa nya ingin Irene segera menikah. Umurnya masih 23 tahun. Kakak Irene, Bae Junmyeon pun baru menikah dua tahun yang lalu. Jisoo, kakak ipar Irene bahkan baru saja melahirkan awal tahun ini.

"Papa ingin kamu bersenang-senang, Joohyun." Alasan papa nya. Bersenang-senang menurut Irene berdiam diri di apartmentnya sambil membaca buku atau tidur seharian.

Dua tahun sejak Irene terakhir kali menjalani hubungan pacaran. Kim Jennie, mantan terakhir Irene. Sudah dua tahun yang lalu, pikirnya. Kim Jennie adalah patah hati terhebatnya. Sejak saat itu Irene sangat menutup diri dalam hubungan percintaan.

Dan dia tidak atau belum tertarik sama siapapun.

Irene memasuki ruangan aula untuk press conference. Bunyi suara kamera dan flash kamera sudah sangat familiar untuknya. Irene mengedarkan pandangan dan pandangannya terhenti ketika dia melihat Wendy. Wendy duduk tidak jauh dari depan panggung. Rambut Wendy sudah berubah menjadi blonde. Wendy menggunakan white suits dengan heels merah yang membuatnya sangat mencolok diantara kerumunan.

Seperti biasa, Irene memulai presentasinya dengan memperkenalkan produknya. Irene memperkenalkan target pasar dan bentuk promosi yang akan dilakukan untuk brand soju miliknya itu. Produk soju termasuk salah satu produk terbaru yang diluncurkan R.V Holdings. Setelah kasus brand ambassador sebelumnya, penjualannya sedikit terganggu dan merusak nama brand perusahaan.

Presentasi Irene diakhiri dengan Irene memperkenalkan brand ambassador baru untuk brand mereka. Wendy pun maju ke atas panggung dan disambut tepuk tangan dari seluruh orang yang berada di aula.

"Saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik, miss Shon." Kata Irene ketika mereka berjabat tangan.

"Terima kasih sudah percaya pada saya, miss Bae. Suatu kehormatan untuk saya menjadi brand ambassador salah satu produk R.V Holdings." Wendy membungkukkan badannya dan tersenyum pada Irene.

Suara ramai di aula pagi itu seperti menghilang di telinga Irene. Dia cuma bisa fokus dengan wanita yang ada didepannya saat ini.

She's gorgeous, pikir Irene.

Mereka melakukan sesi tanya jawab. Pertanyaan yang dilontarkan kebanyakan untuk Wendy. Irene sesekali memperhatikan gerak-gerik Wendy. Wendy sangat anggun. Irene berpikir apa itu ajaran agensi atau memang pembawaannya begitu. Wendy menjawab pertanyaan-pertanyaan media dengan santai dan sesekali disampaikan dengan gurauan. Suasana aula berubah ketika Wendy bicara. Dia tau bagaimana menghidupkan suasana. Tidak seperti Irene yang pembawannya tegas dan selalu on point.

Irene tiba-tiba mengingat apa yang dikatakan Joy pagi ini, "Gue udah booking Ryunique, siang ini lo harus lunch bareng brand ambassador baru kita."
Irene mengira yang dimaksud Joy itu makan siang bersama seluruh team. Ternyata dia hanya membooking Ryunique untuk Irene dan Wendy saja. Irene ingin menyangkal tapi Joy selalu punya cara, "Inget lo pernah nolak ajakan baik dia. Gue juga udah menghubungi Yeri dan manager Kang, sudah dipastikan lo dan Wendy tidak punya schedule setelah ini. Tidak ada alasan lo gak lunch bareng dia."

Huh, Irene tidak pernah menolak ajakan Wendy. Kebetulan saja saat itu tiba-tiba papa nya membuat acara. Irene mendengus. Bagaimanapun dia tidak bisa lari dari rencana Joy.

among the darkness, there is you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang