Chapter 16

885 98 1
                                    

Wendy tertawa melihat kening Irene yang mengernyit. Wendy pun memutuskan duduk di depan Irene sambil membawa kopi buatannya untuk Irene. "Fans-fans kamu ini gak tau aja kalau kamu udah ada yang punya." Kata Irene kesal sambil menyeruput kopi buatan Wendy. Irene pastinya merasa bangga bisa memiliki Wendy. Dari jutaan orang yang mengenal seorang Wendy Shon, cuma dirinya yang berhasil mendapatkannya. Tapi dia cukup kesal mengetahui orang-orang yang mendambakan wanitanya itu bukan hanya dia.

Irene terus scroll komen di Instagram Wendy. Dirinya sangat jarang menggunakan sosial media tapi Wendy suka share sesuatu yang menurutnya menarik untuk dilihat. "Kamu harus liat komen di postingan baru aku." Begitu kata Wendy dan Irene harus melihat komen-komen yang full of thristing people karena Wendy share foto dengan menggunakan bikini.

"Kamu gak boleh share foto pake bikini lagi kalau responnya selalu begini." Perkataan Irene disambut tawa Wendy.

"Kamu gak usah cemberut gitu." Kata Wendy sambil mengambil tangannya dan menyatukan jari-jemari mereka.

"Ini aku yang fotoin tapi orang-orang yang kesenangan." Irene kemudian meletakkan handphone di meja lalu fokus ke Wendy yang ada di depannya. Wendy masih tertawa kecil sambil beberapa kali mengusap punggung tangannya.

"Kamu puas banget kayaknya ngetawain aku?"

"Kamu lucu banget. Orang-orang di kantor kamu kalau liat CEO Bae manyun gini gimana ya reaksinya."

Jari Irene kini mengusap tangan Wendy. Hal itu membuatnya ingat dirinya belum memberikan cincin.

"Aku ada sesuatu buat kamu. Tunggu sini ya."

Irene kembali ke ruang makan villa mereka dengan membawa kotak cincin yang membuat Wendy sangat terkejut. "This is for you, my fiancé?"

Irene tersenyum melihat reaksi Wendy dan memasangkan cincinnya di jari manis tangan kiri Wendy.

"Aku gak ngira kamu nyiapin sesuatu kayak gini."

"Kalau kamu post di Instagram, liatin cincin ini biarin fans kamu pada sadar."

"Ih! Kamu masih dendam sama fans-fans aku."

Wendy pun berdiri dan memeluk Irene dengan erat. "Thank you. Katanya kamu juga fans aku? Kamu tetep jadi fans kesayangan aku kok."

💙

Sore hari ini mereka habiskan dengan jalan-jalan mengelilingi Bali. Jari-jemari mereka saling bertautan. Irene memperhatikan Wendy di sampingnya. Wendy sekarang menggunakan masker dan topi yang menutupi wajahnya. Hal sama yang Irene lakukan pada dirinya sendiri.

Mungkin dia harus benar-benar mengajak Wendy ke private island milik keluarganya atau mengajak Wendy liburan ke Eropa supaya mereka tidak terus menutupi wajahnya seperti ini.

Sore hari ini mereka nikmati sambil melihat matahari terbenam. Besok mereka akan kembali setelah satu minggu liburan. Liburan terlama Irene setelah bertahun-tahun.

"Kamu senang gak, Hyun?"

Pertanyaan itu membuat Irene heran. Kenapa Wendy harus menanyakan seperti itu.

"Maksud kamu?"

"Kamu merasa senang gak sama aku? Soalnya aku benar-benar senang banget sama kamu. Bisa liburan sama kamu. Seminggu bareng kamu terus."

Irene menghentikan langkah kakinya dan menaruh seluruh perhatiannya pada Wendy.

"I'm really happy, Seungwan. Whenever I'm with you, I'm really that happy person."

Irene melihat mata Wendy yang mulai berkaca-kaca.

"Kamu kenapa?" Tanya Irene sambil memegang kedua pipi Wendy.

"Aku kayaknya lagi PMS aja. Gak tau kenapa tiba-tiba jadi emosional kayak gini."

Irene tersenyum lalu memeluk Wendy. "I love you. I'm really happy with you. I want us to stay forever."

Wendy kemudian membalas pelukannya dengan erat. "Maaf ya, Hyun. Aku kayaknya ngerepotin kamu terus. Kamu terus-terusan ngasi sesuatu buat aku. Nyiapin sesuatu tanpa aku tau."

"Ssshh. Kamu kenapa suka mikir kamu ngerepotin? Kalau aku ngelakuin sesuatu buat kamu, itu soalnya aku bahagia sama kamu."

Irene merasakan Wendy mengeratkan pelukannya. "I love you, Joohyun."

"Aku suka kalau kamu lagi manja gini." Kata Irene yang dibalas cubitan di pinggangnya. Irene pun tertawa.

"Serius, Seungwan. Aku bahagia sama kamu. Aku udah mikir ini dari lama sih. But, move in with me? Kalau kamu belum siap juga aku gak masalah. Aku bisa nunggu kok."

Irene merasakan pundaknya mulai basah. Wanita kesayangannya itu sedang menangis. Irene terus mengusap kepala Wendy sampai dia merasakan Wendy mengangguk dalam pelukannya.

"Yes. I want that too."

among the darkness, there is you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang