Chapter 9

2.2K 185 4
                                    

Irene terbangun ketika merasakan hangat sinar matahari menyentuh wajahnya.

09.30 a.m.

Waktu yang cukup siang bagi Irene untuk baru bangun tidur. Setiap weekend atau hari libur pun Irene tidak pernah tidur sampai jam 8 pagi. Tidurnya sangat nyenyak. Ketika Irene menggerakkan tangannya untuk mencari seseorang di sampingnya, dia hanya menemukan bantal. Irene juga merasakan beberapa dari bagian tubuhnya terasa pegal.

Oh.

Irene langsung membuka matanya dan pipinya langsung memerah ketika mengingat kenapa dia baru bangun dan merasakan pegal pada pagi hari ini.

Seungwan.

💙

Irene berjalan menuju dapur mengenakan celana tidur dan hoodie yang dia beli kemarin. Kaos tidur kebesarannya entah kemana. Irene tidak ingat dia melemparkannya kemana tadi malam. Pikirannya malam tadi cuma ada Seungwan, seungwan, dan seungwan.

Posisi Wendy kini membelakangi Irene dan nampaknya dia tidak sadar Irene sudah berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Wendy sedang memasak sambil mendengarkan lagu LANY. Penyanyi favorit Wendy. Wendy kini hanya menggunakan black underwear dan kaos kebesaran.

Kaos kebesaran milik Irene.

Irene tersenyum melihat itu dan dia langsung berjalan menuju Wendy. Irene pun memeluk Wendy dari belakang dan mengecup pipi nya. "Good morning."

"Hyun! Kamu bikin kaget aja!"

Irene hanya terkekeh dan mengeratkan pelukannya.

"Hyun, aku susah nyiapin makanannya kalau kamu nempel terus kayak gitu." Kata Wendy sambil membalikkan tubuhnya. Wendy menatapnya dengan serius sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Hal itu malah lucu bagi Irene. Irene baru saja ingin mendekat untuk mengecup bibir Wendy tetapi di tahan jari telunjuk Wendy. "Aku membuatkanmu sup rumput laut. Happy birthday, Hyun." Kata Wendy sambil tersenyum.

Wendy kemudian mengecup bibir Irene dan kembali menyiapkan sup rumput lautnya ke dalam mangkuk.

Irene baru sadar hari ini hari ulang tahunnya.

Irene kembali memeluk Wendy dari belakang dan menaruh dagunya di pundak kanan Wendy. "Thank you." Wendy hanya tersenyum dan kembali menyiapkan makanannya.

Irene sangat suka melihat Wendy di dapur. Raut wajah Wendy yang sangat fokus membuatnya terlihat lebih attractive. Irene kemudian mengecup lembut leher Wendy. Rambut Wendy yang diikat memberinya akses lebih untuk lehernya yang indah itu. Tangan Irene menyelinap masuk ke dalam kaos yang digunakan Wendy. Abs Wendy sepertinya menjadi salah satu bagian favoritnya.

Well, everything about Wendy is her favorite.

"Hyun-" Ucapan Wendy terhenti ketika Irene mengecup dan memainkan lidahnya di belakang telinga Wendy. Irene bisa merasakan napas Wendy yang mulai tidak beraturan. 

"H-hyun, makanannya bentar lagi dingin." Wendy membalikkan badannya dan menatap Irene. Kini wajah mereka berdua memerah. Tangan Irene yang masih berada di dalam baju Wendy kini menariknya lebih dekat. "I want you for my breakfast."

Irene mengangkat Wendy ke atas counter dapurnya dan langsung membuka kaosnya. Wendy sekarang hanya menggunakan black underwear nya.

What the fuck, she's so sexy. Pikir Irene.

Irene melumat bibir Wendy, leher, dan turun ke dada Wendy. "Ahh- Hyun! Pelan-pelan!" Bra yang digunakan Wendy kini sudah berada di lantai. "H-hyun, di kamar aja."

Irene mengangkat Wendy menuju kamar tidurnya. Masakan Wendy langsung mereka lupakan.

💖

11.00 a.m.

Irene dan Wendy masih bersantai di kamar setelah melakukan kegiatan panas mereka lagi. Mereka sangat enggan untuk meninggalkan satu sama lain. Tadi malam mereka sudah melakukannya banyak kali tapi rasanya tidak akan puas. Wendy kini berada di dekapan Irene sambil memainkan jemari Irene. "Aku butuh waktu ngenalin kamu sama Papa. I'm sorry, Seungwan." Kata Irene tiba-tiba.

"Huh?" Tanya Wendy bingung sambil mengangkat kepalanya dan menatap Irene.

"Ada suatu hal yang membuat Papa sangat tidak suka dengan seorang entertainer." Kata Joohyun sambil menatap Seungwan sendu. "Papa selalu mencoba menjodohkanku sama anak-anak temannya sejak saat itu. Aku tau kamu tidak seperti itu. Tapi Papa akan membencimu kalau aku mengenalkan kamu secepat ini."

Meskipun masih bingung dengan ucapan Irene yang tiba-tiba, Wendy mengangguk. "Tidak masalah, Hyun. Semua juga butuh waktu." Kata Wendy sambil mengecup bibir Irene.

"Orang tua kamu nanti tinggal di hotel aku aja." Kata Irene mengalihkan perhatian.

"Gak usah repot-repot, Hyun. Aku baru saja mau-"

Irene memotong ucapan Wendy dengan kembali melumat bibirnya. "Kamu gak pernah repotin."

Wendy memeluk Irene dan membenamkan kepalanya di dada Irene. Mereka kembali pelukan sampai bunyi perut Irene memecahkan keheningan. Wendy tertawa puas dan langsung menyingkap selimut yang mereka gunakan. "Ayo makan, Hyun. Aku panasin dulu makanannya." Kata Wendy sambil mengecup pipi Irene yang memerah. "Pakai bajumu."

💙

Makasih yang lanjutin baca cerita ini wkwkwk bahasanya masih ga baguss but thank you so much!😢
Btw karena Wendy mau debut solo bulan depan, kalau ada yang punya kelebihan uang jajan ayo bisa bantu donasi buat keperluan debut solo Wendy!!

Soloist Wendy Shon is real!!

Bisa cek disini bit.ly/SSWINAForm

among the darkness, there is you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang