Rapat mereka ternyata berjalan cukup lama. Sudah hampir jam pulang kantor. Irene memutuskan langsung pulang ke apartmentnya saja setelah ini.
Mereka membicarakan deal contract, promosi, mengatur jadwal yang cocok, dan juga mereka akan memperkenalkan Wendy Shon sebagai brand ambassador pada musim gugur ini. Jadwal Wendy sangat sibuk. Manager Wendy mengatur jadwal mereka di sela-sela Wendy akan mempersiapkan album terbarunya.
"Seungwan, sepertinya gue gak bisa nganter lo pulang. Gue harus langsung ke rumah kakak gue."
Seungwan?
"Gakpapa, Seul. Gue bisa nelpon agensi aja biar minta dijemput sopir yang tadi."
Irene mendengar percakapan Wendy dengan managernya. Mereka semua bersiap-siap untuk meninggalkan ruangan. Manager Kang pamit pulang duluan. Istri kakaknya baru saja melahirkan.
"Sopir kantor kami bisa mengantar miss Shon pulang." Kata Irene. "Yeri, tolong-"
"Tidak perlu, miss Bae. Saya bisa menelepon agensi saya untuk menjemput saya."
"Atau miss Bae bisa mengantarmu pulang miss Shon."
Celetuk Joy yang dibalas tatapan tajam Irene.
"Tempat tinggal kalian searah." Kata Joy santai. "Yeri, tolong ikut saya sebentar, saya butuh data buat besok."
Karena Yeri tau Irene akan pulang setelah ini, dia akhirnya mengikuti Joy. Joy meninggalkan ruangan dengan tersenyum puas. Irene menghela napas. Dia tau ini cuma akal-akalan Joy saja.
"Ikut saya saja, miss Shon. Kamu bakal menunggu lama kalau tunggu jemputan dari agensimu."
Setelah berpikir sebentar, akhirnya Wendy setuju dengan ajakan Irene.
Tempat tinggal mereka ternyata bukan searah lagi tetapi mereka tinggal satu gedung apartment.
Tidak ada yang berbicara selama perjalanan. Perjalanan mereka hanya diisi suara musik dari BMW Irene. Sampai akhirnya Wendy memulai percakapan.
"Miss Bae suka Taylor Swift?"
"Saya cuma putar lagu asal saja."
"Saya pikir miss Bae suka. Soalnya daritadi lagu yang diputar lagu Taylor Swift."
Perjalanan mereka kembali diisi dengan suara musik saja. Irene tiba-tiba ingat percakapan Wendy dengan managernya.
"Seungwan?"
Pikiran Irene ternyata dia sebutkan dengan lantang. Bodoh pikirnya.
"Iya, miss Bae?" Jawab Wendy dengan kebingungan.
"Nama kamu Seungwan?"
"Iya, itu nama lahir saya miss Bae."
"Sorry, saya tidak sengaja mendengar percakapanmu sama manager Kang."
"Ooh." Raut muka Wendy yang tadinya kebingungan berubah biasa lagi. "Son Seungwan, nama lahir saya. Teman-teman dekat dan keluarga biasa memanggilku Seungwan. Wendy nama saya pas sekolah di Canada dulu."
Kini Irene yang kaget. Dia baru tau Wendy pernah sekolah di luar negeri. Sisa perjalanan mereka dihabiskan dengan Irene mendengar cerita Wendy. Tidak terasa mereka sampai di basement apartment mereka untuk memarkir mobil. Entah kenapa Irene ingin mengantarkan Wendy sampai depan unit apartmentnya dan Wendy mengiyakan. Mereka berjalan beriringan dan Wendy masih saja bercerita tentang hidupnya. Wendy menceritakan tentang namanya yang selalu banyak salah mengira 'Son Seungwan' itu nama cowok. Irene pun ikut tersenyum ketika melihat Wendy tertawa.
Irene tidak keberatan mendengar Wendy banyak bercerita. Dia juga tidak mengerti kenapa suka mendengar Wendy mengoceh. Irene selalu ingin menjadi seseorang seperti itu yang bisa dengan bebas mengungkapkan isi kepalanya.
"Makasih miss Bae. Miss Bae sudah repot-repot mengantarkan saya sampai sini." Kata Wendy ketika mereka sudah sampai depan unit apartment Wendy.
"Tidak masalah." Kata Irene singkat.
"Kalau begitu saya masuk dulu, miss Bae. Apa miss Bae mau minum dulu? Nanti saya bikinin kopi." Tanya Wendy dengan penuh semangat dan matanya sampai berbinar-binar. Lucu sekali, pikir Irene.
"Tidak perlu. Saya langsung pulang saja."
Raut muka Wendy langsung berubah. Irene jadi merasa bersalah.
"Mungkin weekend ini?" Kata Irene cepat.
Wendy langsung mengangguk dengan semangat. Hal itu membuat Irene ikut tersenyum.
Sebelum Wendy menutup pintunya, entah apa yang dipikirkan Irene tapi dia berkata,
"Son Seungwan. Nama yang cantik."
