Chapter 13

1.5K 163 6
                                    

03.15 a.m. Irene menarik Wendy ke dalam pelukannya. Kini dia memeluk Wendy dari belakang dan sesekali mengecup pundak Wendy.  Mereka berdua masih mengatur napas setelah melakukan kegiatan yang tidak akan pernah bosan untuk mereka lakukan. Wendy memainkan jemari Irene yang melingkar di perutnya. Lagu-lagu The 1975 penyanyi kesukaan Wendy masih terputar di kamar milik Irene Bae.

"Is there something bothering you?"

"Hmm?"

"Kamu tidak seperti biasanya." Kata Wendy sambil mengusap lembut tangan Irene. "I like it rough but tonight you feel different."

Wendy langsung membalikkan badannya dan menatap Irene, "Is this about your dad? Kamu mau cerita sekarang? Atau mau langsung tidur aja?"

Irene membalas tatapan Wendy dan memperhatikan raut wajahnya. Dia merasa menjadi orang yang sangat beruntung memilki Wendy di hidupnya.

"Did I hurt you?"

"It's not like that. I came so many times, okay?" Kata Wendy sambil bercanda.

Wendy yang melihat raut wajah khawatir Irene langsung mengecup bibirnya. "It's okay, Hyun. I'm okay. Gak usah dipikirin. Let's sleep." Wendy langsung membenamkan wajahnya di ceruk leher Irene.

Irene membalas pelukan Wendy dan menghela napas nya. "Waktu aku ketemu orang tua kamu, aku disambut baik banget. Gak kayak Papa aku."

Wendy menarik dirinya dari pelukan dan menatap Irene menunggunya melanjutkan cerita.

"It's just... semua ini karena mantan aku dan gak ada hubungannya sama kamu. And I hate it. Papa tidak seharusnya menilai seseorang karena pekerjaan yang sama dengan mantan brengsek aku itu? I just feel...angry?" Ucap Irene tidak yakin. "I'm sorry. Tidak seharusnya masa lalu aku berdampak sama kamu."

Wendy hanya tersenyum kecil, "It's okay. I understand. Semua butuh waktu, Joohyun."

Irene hanya menatap Wendy. Dia sangat beruntung memilki Wendy dalam hidupnya.

"Kenapa kamu baik banget sama aku?" Tanya Irene yang dibalas dengan tawa dari Wendy.

"Hyun, pertanyaan kamu gak jelas. Mungkin kamu emang butuh tidur."

Wendy kemudian mematikan musik yang masih terputar lalu kembali memeluk Irene dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Irene.

Irene menghela napas nya dan mengecup puncak kepala Wendy.

"I love you, Seungwan."

Irene menutup matanya dan menarik Wendy lebih dekat.

"I love you too."

💙

Irene terbangun ketika merasakan Wendy bergerak dari tidurnya. Wendy membenarkan posisi tidurnya dan merapatkan selimut untuk menghangatkan tubuh polosnya.

Masih jam 7.00.

Irene memperhatikan wajah Wendy di depannya. Wanitanya itu sangat cantik. Irene ingin melihat pemandangan seperti ini tiap kali dia bangun tidur. Tidurnya selalu lebih nyenyak setiap ada Wendy di sampingnya.

Dia ingin menikahi Wendy.

Mereka tidak pernah membicarakan soal pernikahan secara langsung setelah makan malam bersama orang tua Wendy berbulan-bulan yang lalu. Tapi Irene pikir perasaan mereka berdua sama, mereka berkencan tidak untuk sesuatu yang tidak serius.

Irene tersenyum ketika melihat Wendy kembali tidur nyenyak. Mungkin tadi malam dia sangat membuat Wendy lelah. Akhirnya Irene pun ke kamar mandi untung mencuci muka dan menyikat gigi. Dia pun menelepon pelayan apartmentnya untuk menyiapkannya bahan makanan. Sepertinya dia akan membuat sarapan untuk Wendy.

💖

Irene jarang sekali memasak dan harus dia akui memasak sangat sulit baginya. Biasanya tiap kali dia memasak, Wendy akan mengawasi dan mengajarinya.

Sudah dua kali percobaan, pancake yang dibuatnya selalu gagal. "Joohyun, lo gak pernah membuat sarapan untuk Seungwan. Masa gini aja gak bisa?!" Gerutu Irene pada dirinya sendiri.

Tidak lama dia mendengar Wendy yang tertawa kecil dan Wendy memeluknya dari belakang. "Aku aja, Hyun." Kata Wendy sambil mengecup pipinya.

"No, Seungwan. Kamu duduk aja. Aku bisa kok."

"Kecilin apinya, Hyun. Masukinnya jangan sedikit-sedikit seperti itu." Kata Wendy lalu meninggalkannya dan duduk di sofa depan TV.

Irene pun mengikuti saran Wendy dan melanjutkan kegiatan membuat sarapannya itu.

💙

"Gimana? Enak gak? Matangnya pas gak?" Tanya Irene sambil memperhatikan Wendy makan di depannya.

"Hmm.."

Irene mengernyit mendengar ucapan Wendy.

"Enak kok, Hyun. Kamu tegang banget." Kata Wendy sambil tertawa melihat wajah Irene yang sangat serius. "Ntar aku ajarin bikin pancake yang lebih enak."

Irene akhirnya tersenyum melihat Wendy makan di depannya sambil sesekali membersihkan sisa makanan di sekitar bibir Wendy.

💖

"Aku gak ngambil jadwal apapun sampai akhir tahun. Kayaknya aku sibuk banget dua tahun belakangan ini."

"Happy for you. Kamu butuh istirahat, Seungwan."

Wendy hanya menghela napas sambil menyandarkan kepalanya di pundak Irene. Mereka kini ingin menonton film bersama, sudah lama mereka tidak melakukan itu.

"Kalau project aku selesai, ayo kita liburan." Kata Irene sambil menyatukan jemari mereka.

"Kamu juga butuh istirahat, Hyun. Joy cerita kamu-"

"Kalau project aku selesai, okay? Kamu mau kemana? Ntar aku ambil cuti yang lama." Potong Irene sambil mengecup puncak kepala Wendy.

"Kamu selalu gitu."

"Gitu gimana?"

"Ngalihin pembicaraan kalau aku bahas soal kesehatan kamu karena kerjaan. Jangan terlalu keras sama diri kamu, Hyun."

Irene yang mendengar itu hanya terdiam dan mengalihkan perhatiannya pada TV yang ada di depannya. Karena susah percaya sama orang lain dia selalu berusaha melibatkan dirinya langsung untuk kegiatan-kegiatan yang ada di kantornya itu. Apalagi kalau Wendy juga sibuk, dia tidak ada alasan untuk pulang cepat ke apartmentnya.

"Aku cuma gak mau kamu sakit, Joohyun." Kata Wendy sambil mengecup pipinya.

Irene sangat beruntung memiliki Wendy. Walaupun jadwalnya juga padat, Wendy masih memperhatikan hal-hal yang kecil bagi Irene. Wendy juga selalu tetap komunikasi dengan sekretaris Yeri dan Joy.

Irene pun hanya bisa melumat bibir kekasihnya itu. Sepertinya tidak ada yang bisa dia berikan untuk berterima kasih pada Wendy.

Entah sejak kapan posisi mereka sudah berubah. Kini Irene berada diatas Wendy. Irene kemudian menatap Wendy yang berada di bawahnya yang menurutnya sangat cantik dengan semburat merah muda di pipinya itu.

"Bedroom?"

among the darkness, there is you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang