Chapter 12

1.6K 167 4
                                    

Autumn, 2015.

Lagu-lagu Wendy masih terputar di ruangannya. Kebiasaan baru bagi Irene ketika merindukan wanitanya itu, dia akan memutar lagu-lagunya. Joy selalu menggodanya dengan mengatakan dia seperti ketua fanclub Wendy.

Well, itu benar dan dia tidak peduli.

Wendy kini keluar negeri lagi untuk schedule terbarunya. Sebenarnya Irene ingin sekali menyusul tetapi dia memiliki jadwal penting lainnya yang tidak bisa ditinggal dan juga dia tidak ingin ada yang melihat mereka berdua saja diluar kerjaan.

Irene siang ini sedang membuka semua proposal dan email yang perlu dibaca. Sampai sekarang Dispatch masih saja mengirimnya berbagai foto yang siap mereka publish kalau mau. Irene mengeluarkan banyak dana untuk menutupi itu.

Banyak sekali foto-foto mereka di Disneyland Tokyo beberapa waktu lalu. Bahkan ketika Wendy terlihat mengunjungi kantor Irene. Mau dia bantah mereka cuma teman pun tidak bisa dia lakukan karena foto-foto itu menunjukkan kemesraan mereka.

Kalau boleh jujur, Irene ingin sekali menunjukkan pada dunia bahwa seorang Wendy Shon adalah miliknya. Banyak yang dia khawatirkan. Karir Wendy sampai keluarganya terutama Papa. Irene sampai harus menambahkan beberapa bodyguard untuk Wendy.

"5 bodyguard untuk aku sehari-hari sangat berlebihan, Bae Joohyun."
Kata Wendy ketika sampai di kantornya waktu itu.

Irene cuma ingin menjaga Wendy. Dirinya tidak setiap saat menemani Wendy apalagi saat mereka harus bekerja.

"Lo tau kan, secepatnya lo harus kasi tau Papa lo tentang hubungan kalian?" Tanya Joy yang menyadarkannya dari lamunan. "Jangan sampai mereka tau dari orang lain. You know how your dad hates entertainer-"

Irene memotong ucapan Joy dengan menghembuskan napasnya dengan kasar. "Weekend ini. Kosongin jadwal gue weekend ini dan jadwalin makan malam. Hubungi manager Kang minta kosongin jadwal Seungwan juga." Jari Irene kini mengetuk-ngetuk meja sambil berpikir.

"Telepon orang rumah kabarin gue bakal datang makan malam dan kalau bisa sekalian aja ajak kak Junmyeon dan istrinya."

Joy mencatat semua yang Irene perintahkan lalu dia menatap Irene. "Lo yakin langsung mau bawa Wendy? Gak lo omongin dulu?"

Irene menatap Joy sebentar lalu mengalihkan perhatiannya ke komputer didepannya. "It should be fine."

Right?

💙

Irene memeluk Wendy yang sedang mempersiapkan brownies yang akan mereka bawa ke rumah keluarga Bae malam ini. Sesekali dia mengecup leher Wendy yang selalu menarik perhatiannya itu. "Kamu kenapa sih Hyun clingy banget daritadi?" Tanya Wendy geli.

"Kangen."

"Daritadi malam kan kita udah ketemu, Bae Joohyun. Bahkan tadi malam kan kita-" ucapan Wendy terhenti dan Irene tertawa melihat Wendy yang sudah sangat salah tingkah.

"Kita kenapa?" Goda Irene.

"Ih! Mending kamu lanjut baca buku kamu yang ngebosenin itu!"

Irene tertawa mendengar Wendy namun dia tidak melepaskan pelukannya. Pikirannya masih memikirkan skenario apa yang akan terjadi malam ini. Dia menaruh dagunya di pundak wanitanya itu sambil memperhatikan Wendy menyiapkan brownies untuk keluarga Bae.

Irene tersenyum. Wanitanya itu sangat penuh perhatian.

"Kamu siap?"

"Ketemu keluarga kamu?"

"Hmm" Irene kembali mencium leher Wendy sambil menghirup aroma tubuh kesukaannya.

"Jujur, aku deg-degan. Tapi kita bisa lewatin ini kan, Hyun?"

"Yes. It should be fine. Ada aku. Kamu gak usah khawatir."

💖

Makan malam nya tidak baik-baik saja bagi Irene.

Mr. Bae terus mencecar banyak pertanyaan pada Wendy. Bahkan pada awalnya tidak mau menerima brownies buatan Wendy.

Namun Wendy tetap tersenyum. Bahkan dia beberapa kali menggenggam tangan Irene ketika dia ingin menegur Papa nya itu.

"I'm sorry." Kata Irene ketika mereka sudah di mobil perjalanan pulang.

Wendy menghela napasnya dan menggenggam tangan Irene sambil mengelusnya. "Kakak dan Ibu kamu setidaknya baik sama aku, Hyun. Gakpapa masih ada waktu berikutnya kan?"

"Tapi Papa-"

"Papa kamu ada alasan, Hyun. Mungkin itu caranya buat melindungi anaknya."

Irene melirik ke arah Wendy dan melihat Wendy yang sedang memejamkan matanya. Irene lalu mengecup punggung tangan Wendy dan menyatukan jari-jari mereka.

Masa lalu Irene tidak seharusnya berdampak pada Wendy seperti ini.

among the darkness, there is you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang