Chapter 8

2K 176 9
                                    

9.15 a.m. waktu Saitama.
Irene akhirnya sampai di depan villa sesuai dengan alamat yang diberikan Seulgi. Dia pun langsung menekan bel villa tersebut dan menunggu Wendy untuk membuka pintunya.

Tidak lama Wendy keluar dengan raut muka bingungnya. Raut wajah Wendy berubah sangat terkejut ketika melihat Irene berada di depan pintu villanya. Hati Irene terasa sangat sakit menyadari mata Wendy yang bengkak.

"Seungwan-"

"Aku mau menyendiri."

"I want to tell you-"

"Aku mau istirahat. Lebih baik kamu pulang saja." Kata Wendy sambil berusaha menutup pintu.

"Seungwan, wait-" Irene menahan pintu di depannya.

"Aku bilang aku mau istirahat, Joohyun."

Irene langsung membuka pintu lebih lebar dan memegang kedua pundak Wendy memaksanya untuk menatapnya.

"Seungwan, please look at me."

Wendy tidak berani menatapnya. Lantai seperti lebih menarik dari Irene.

"Stop playing with my feelings like that." Kata Wendy akhirnya. Suaranya terdengar parau.

"What-"

"Kenapa kayaknya kamu tau segalanya tentang aku tapi aku tidak mengenalmu, Joohyun? Sebenarnya kamu menganggapku apa?" Tanya Wendy yang akhirnya menatap Irene dengan mata lelahnya. "Lebih baik kamu pulang saja." Wendy langsung membalikkan badannya dan ingin meninggalkan Irene.

Irene menahan tangan Wendy dan langsung melumat bibir wanita dihadapannya itu. Irene terus mencium Wendy sampai punggung Wendy menyentuh dinding di belakangnya. Dirinya merasa sangat kesal Wendy berpikir seperti itu.

"You said you want to talk. This is not talking Joohyun." Kata Wendy ketika dia menghentikan ciuman mereka.

"I'm sorry." Irene memeluk Wendy. "I'm sorry, Seungwan." Kata Irene akhirnya.

"Apa yang kamu lihat di berita sepenuhnya tidak benar. Aku tidak cerita sama kamu soalnya menurutku the family gathering bullshit itu tidak penting." Irene melepaskan pelukannya dan ingin melihat wajah Wendy. "Aku juga tidak tau kenapa ada foto tersebar seperti kita melakukan pertemuan keluarga yang sangat intim. Kita cuma makan malam biasa, Seungwan." Kata Irene sambil menghapus air mata Wendy. "Do you believe me now?"

Wendy cuma bergumam dan memeluk Irene. Irene bisa merasakan air mata Wendy yang membasahi baju yang dia gunakan. Baju satu-satunya yang dia bawa ke Jepang. Irene cuma membawa diri serta dompet dan handphonenya.

Irene sangat tidak suka ketika Wendy menangis. Apalagi karena dirinya.
Irene terus membisikkannya kata maaf sampai dia tidak mendengar suara isakan tangis Wendy lagi.

"Jackson Wang is not my type either."

"So what's your type?" Tanya Wendy sambil melepaskan pelukannya dan mengajak Irene ke sofa ruang tengah villa nya.

"My type?" Tanya Irene sambil membuka tangannya mengajak Wendy kedalam pelukannya. Kepala Wendy kini bersandar di dada Irene. Irene terus menenangkannya dengan mengusap rambutnya. "Aku lebih memilih wanita yang tingginya gak jauh beda sama aku, yang hobinya suka buat brownies dan kopi, aku juga lebih menyukai penyanyi sepertinya."

"Serius, Hyun."

"Aku serius, Seungwan." Kata Irene sambil mengecup puncak kepala Wendy.

"I just...."  Wendy mengangkat kepalanya dan menatap Irene, "I don't let myself be hopeful. I was scared."

among the darkness, there is you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang