Part 15

518 41 0
                                    

Yukari mengikuti Akira dari belakang. Ia merasa canggung berada di sana. Tak lama kemudian mereka sampai disebuah kamar.

“Kau bisa pakai kamar ini,” kata Akira dan ia langsung pergi.

Tak lama setelah Akira pergi, Yukari langsung membereskan barang-barangnya. Tak lupa ia melihat-lihat isi kamar itu.

“Rumah Akira-kun ya.. Aku senang sih tapi.. sepertinya dia tidak senang,” lalu ia menghela nafas pelan.

Tok Tok’

“Yukari-sama sudah waktunya makan malam. Makanan sudah siap di meja makan. Anda dipersilakan untuk turun,” ucap maid di balik pintu.

Yukari menoleh ke arah pintu “Baik.”

Tak lama setelah membersihkan badan dan sejenisnya ia pun langsung turun ke lantai bawah untuk makan malam. Di meja makan terlihat Mariko, ibu Akira sudah duduk di sana, sedangkan Akira baru duduk sementara Ayah Akira yaitu Ren tidak ada di sana, bisa dipastikan bahwa dia masih di kantor.

Mariko yang menyadari Yukari sudah turun pun langsung tersenyum ke arahnya. Yukari hanya balas tersenyum. Sedangkan Akira hanya melihatnya sekilas dan kembali menatap handphonenya. Yukari duduk dan mereka mulai memakan makan malam mereka.

“Kau suka dengan kamarmu, Yukari?” Mariko membuka suara.

Yukari langsung menatap calon mertuanya itu dan tersenyum “Iya aku sangat suka.”

Yokatta (syukurlah). Oh iya sehabis makan aku akan menghadiri undangan temanku jadi kalian baik-baik ya di sini.” Mariko menatap Yukari dan Akira bergantian lalu menatap lagi Akira dengan tatapan ‘kau harus dirumah’.

Akira yang menyadari tatapan itu hanya diam tanpa suara dan tetap melanjutkan makan malamnya.

.

.

.

Setelah ibu Akira pergi, Yukari keluar untuk mencari udara segar di taman belakang. Dia hanya mengenakan baju tidurnya.

Meeewww

Suara kucing menarik perhatian Yukari untuk menoleh ke sumber suara. Terlihat di dekat tempat duduk taman, kucing berwarna keemasan dengan ekor panjang. Yukari langsung menggendong kucing itu dan duduk di bangku taman.

“Hai nekochan (kucing) kau sedang apa sendirian di sini?” Yukari mengelus kepala kucing itu. Kucing itu hanya mengeong saat Yukari mengelusnya.

“Mungkin kalau kau bisa bicara kau akan menanyaiku hal yang sama ya, hahaha...” lanjutnya sambil tertawa datar.

Akira yang melihat Yukari duduk dari belakang bingung mendengar Yukari berbicara sendiri. ‘Dia bicara sendiri? Jangan-jangan dia stress..’ batinnya. Lalu dia menghampiri Yukari yang duduk di bangku taman itu.

“Apa yang kau lakukan?” Akira menepuk bahu Yukari.

Yukari menoleh ke belakang “Eh? Akira-kun? Aku hanya…”

Wajah Akira langsung menegang melihat ada yang dipegang Yukari. “Akira-kun? Kau kenapa?”

“Kenapa ada kucing d isini?” Akira mundur.

Yukari bingung “Ini?” tiba-tiba otaknya mendapat ide konyol. Didekatinya Akira yang berjalan mundur dengan tangan masih memegang kucing. “Kau kenapa?” Yukari masih pura-pura tidak tahu apa yang ditakuti Akira.

“Ber..berhenti di situ.”

Yukari tetap maju dan tersenyum jahil. “Kau takut ini, Akira-kun? Padahal ini lucu loh..”

I Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang