Part 6

638 37 0
                                    

"Loh? kamu kenapa sayang? Kok lesu begitu suaranya?" tanya Mika dari seberang sana. Ia penasaran dengan suara Akira yang tidak seperti biasanya.

"Haaahh. Jadi...." setelah Akira menghela nafas ia menjelaskan panjang lebar apa yang terjadi pada Mika. Ia sudah dua bulan menjadi kekasihnya sejak dia pindah ke SMA Golden. Akira merasa cocok dengan Mika karena menurutnya gadis itu memiliki banyak kesamaan dengannya.

Mika shock medengar bahwa kekasihnya itu akan bertunangan dengan wanita lain yang tidak dikenalnya.

"Jadi setelah ini apa yang akan kau lakukan?" Akhirnya Mika bertanya dengan suara yang terdengar agak sumbang dari telepon.

"Kita lanjutkan saja," kata Akira mantap. Berbeda dengan tadi yang seperti tidak punya semangat hidup.

"Eh? Tapi kan..."

"Kita backstreet." Akira memotong perkataan Mika.

Mika tersenyum penuh arti di seberang sana mendengar pernyataan Akira.

.

.

.

Pada waktu jam istirahat siang dis ekolah, Yukari dan dua sahabatnya makan siang di bawah pohon rindang yang sejuk. Sora melirik ke arah Hime, ia memberikan isyarat mata yang menuju pada teman mereka yang sedari tadi hanya diam. Ya benar Yukari sedang melamun memikirkan nasibnya.

"Doushite? (ada apa)" tanya Hime walau terlihat masih sibuk dengan makanannya. Sora pun melihat ke arah Yukari dan terus memperhatikan gerak-geriknya.

"Nani mo nai (tidak ada apa-apa)," jawab Yukari yang masih setengah melamun lalu melanjutkan makannya yang tertunda karena melamun tadi.

"Hontou desu ka?" tanya Sora penasaran sambil menaikkan sebelah alisnya.

Yukari tersenyum dan menengok ke dua sahabatnya itu "Hai (iya)," katanya disela-sela senyum itu. Walaupun Sora dan Hime tahu bahwa itu adalah senyum yang dipaksakan.

"Hey, hey.. aku dan Hime kan sahabatmu, jadi kami tahu bagaimana kau jika sedang berbohong. Dan itu berlaku untuk sekarang, kau berbohong. Ayolahh cerita saja.. siapa tahu kan bisa kami bantu. Iya kan Hime?" ceramah Sora panjang lebar.

"Tentu saja," jawab Hime.

"Iya iya. Baiklah akan kuceritakan." Yukari menyerah dan akhirnya menceritakan.

"HEEEEE??!!" Sora berteriak sementara Hime menutup telinganya karena suara Sora lumayan memekakkan telinga.

"Kau, minggu depan ditunangkan?" Tanya Sora kaget dan Yukari hanya menjawab dengan anggukan.

"Lebih tepatnya besok, kan?" sambung Hime.

"Ya ampun masih saja ya acara jodoh-jodohan begitu," ucap sora sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Oh iya jadi Yuuichi Akira bagaimana?" Sambung Sora dengan cepat dan langsung mendapatkan lemparan sumpit dari Yukari.

Sora tertawa, "Jangan main lempar-lemparan ah," diambilnya sumpit tadi oleh Sora lalu ditancapkan ke lauk di kotak bekal Yukari. Sedangkan Yukari hanya mengembungkan pipinya.

"Tapi wajar sih. Biasanya anak orang kaya memang seperti itu, kan?" kata Hime sambil menutup bekal makanannya.

"Hei, kau kan juga anak orang kaya." Sora memberikan tatapan horrornya pada Hime walau tidak berefek sama sekali pada Hime.

Gerakan Hime berhenti sebetar "Ya. Kau benar," ucapnya lalu melanjutkan memasukan kotak bekalnya kedalam tas kecil.

'Kenapa dia?' pikir Hime dan Yukari bersamaan didalam hati sambil memperhatikan Hime.

Tiba-tiba muncul empat sudut siku-siku imajiner di kepala Hime "Woy! kau sendiri kan anak orang kaya, Takahashi Sora."

Sora memegang kepalanya "Oh iya, ya. Hahaha." setelah itu Sora mebentuk tanda peach dengan jarinya.

"Kau enak ya bisa dengan mudahnya menolak pertunangan dengan sekali bilang tidak," ucap Hime yg dari tadi hanya jadi pendengar pasif.

"Oh iya kau kan menolak pertunanganmu, ya? Aku kaget loh. Padahal waktu itu kukira tidak mungkin loh karena kata ayahku, ayahmu itu orangnya keras." Yukari menambahkan.

"Memangnya kau saja yang kaget? Aku juga kaget tahu," kata Sora sambil meleletkan lidahnya pada Yukari. Sedangkan Hime datar seperti biasanya. Tapi walaupun datar kedua sahabatnya itu sudah terbiasa dengan sikap Hime yang seperti itu.

"Hah?" Yukari mematung dengan mulut terbuka mendengar perkataan Sora. Dan Hime? Jangan ditanya dia masih datar.

Hime menepuk pundak Yukari, menyadarkannya yang masih terbengong "Ayo masuk kelas. Sebentar lagi kelas dimulai."

"Eh? Ha..hai" kata Yukari yang sudah kembali dari lamunannya.

Yukari dan Hime pun berjalan ke kelas sementara Sora sudah berjalan duluan didepan mereka.

Ditempat lain, tepatnya di atap sekolah terlihat seorang siswa dan dua orang siswi yang masih asyik memakan bekalnya.

"Kau yakin Akira-kun?" tanya wanita berambut hitam sepinggang yang tak tain adalah Mika.

"Ya. Tentu saja. Lagipula aku kan menyukaimu, Mika-chan" jawab Akira setengah menggoda.

"Hei Mika, kalau kau tidak mau aku akan mengambil Akira-kun loh," kata Inoe kesal sambil mengaduk-ngaduk makanannya karena dari tadi ia seakan hanya menjadi obat nyamuk di antara Mika dan Akira.

Mika langsung menatap tajam wanita berambut hitam bergelombang sebahu yang tak lain adalah Inoe sepupunya. Sedangkan Akira menatap Inoe horror.

Menyadari aura hitam mulai berkumpul di sekitar mereka, Inoe langsung menatap Akira dan Mika. "Ara? Jyoudan da yo (bercanda tau)," kata Inoe yang tidak enak dilihat seperti itu oleh pasangan didepannya.

'Besok ya?' lamun Akira. 

-Continued-

I Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang