Part 22

370 31 2
                                    

Yukari terus memainkan tuts-tuts piano itu seirama dengan hatinya saat ini. Dia benar-penar pusing dengan apa yang terjadi padanya akhir-akhir ini.

Flashback on

"Kau tidak mengingatku, Princess?"

Yukari melepaskan genggaman tangan Akira.

"Kau tidak perlu ikut-ikutan seperti kaasan yang memanggilku little princess.. itu memalukan.." Yukari membuang pandangannya kearah lain. "Dan apa maksud dari.. mengingatmu?" lanjutnya.

"Aku tidak ikut-ikut ibumu, itu karena.." terdengar suara benda terjatuh yang menghentikan ucapan Akira.

"Ara? Ada tamu ya.. ah bukan, orang minta sumbangan ternyata," Kei yang datang langsung membuat hawa panas diruangan itu.

Akira langsung berdiri dan mengepalkan tangannya tidak terima dikatai seperti itu. "Apa kau bilang?" Akira menatap marah Kei.

"Loh kenapa? Aku salah?" Kei memasang wajah tanpa dosanya.

"Kau!! Apa yang kau lakukan di sini?"

"Tentu saja menemui Yukari-chan ku tersayang.." ditatapnya Yukari dengan tatapan 'kau diamlah dulu'.

Akira yang kesal langsung menerjang Kei dan menghantamkan kepalan tangannya pada wajah orang yang dari tadi membuatnya naik darah itu. Dia tahu kalau dirinya salah tapi ia juga tidak terima diperlakukan seperti itu oleh orang yang bahkan tidak dikenalnya.

"Kyaa Yuuichi-kun! Apa yang kau lakukan?" Yukari panik dan bingung mau berbuat apa.

Kei yang berada di bawah Akira hanya menatap orang yang memukulnya itu dengan tatapan merendahkan.

Akira sudah bersiap untuk memukul Kei sekali lagi, tapi Yukari menariknya agar menjauh dari Kei. Walaupun tenaga gadis itu masih kalah, tapi setidaknya ia mampu menghentikan pukulan Akira pada kakaknya itu.

"Hentikan.. kumohon Yuuichi-kun" pintanya masih menahan Akira untuk mendekati Kei.

Deg.

Akira menghentikan aksinya, ia sadar sudah membuat masalah lagi. Sebenarnya yang membuatnya sadar adalah panggilan Yukari yang memanggil dengan nama keluarganya. Itu membuatnya sedikit kecewa, ia ingin gadis itu menyebutkan namanya. Hanya namanya.

"Gomen.. aku pulang dulu Yukari.." lalu ia pergi dari rumah Yukari dengan raut wajah kecewa dan hati yang kacau.

Flashback off

Gadis berambut pirang itu menghentikan permainan pianonya lalu menghela nafas dengan kasar bagaikan ingin membuang bebannya tapi ia tidak bisa melakukan itu.

"Kau tidak apa-apa?" tanya seseorang yang duduk di di dekat jendela sambil mendengarkan dentingan piano yang terbilang menyayat hati itu.

Yukari menatap orang itu "Harusnya aku yang tanya kan? Apakah wajahmu itu tidak apa-apa? Maaf karena aku..."

"Ahh ini bukan apa-apa kok.. sudah biasa.. terimakasih sudah membantu mengompresnya tadi," lalu tersenyum ke arah Yukari.

Gadis itu hanya menatap Kei tanpa ekspresi "Tidak seharusnya kau bicara seperti tadi padanya, kan?"

Kei pura-pura tidak mendengar ucapan adiknya itu.

Menyadari pertanyaannya tidak didengar, gadis itu berjalan kearah Kei lalu mengambil kain kompres tadi dan menekannya pada wajah kakaknya yang lebam itu.

I Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang