Part 8

539 38 0
                                    

"Akira-kun.." kalimat yang lolos dari Yukari menyadarkan Akira dari lamunannya.

"Kau.."

Yukari POV

Mimpikah aku? Kucubit pipiku dan ternyata terasa sakit lalu aku meringis sebentar. Ternyata aku memang tidak bermimpi. Orang yang selama ini kusukai ternyata menjadi tunanganku? Ya Tuhan kalau ini mimpi jangan bangunkan aku dari mimpiku.

Kupandang Akira yang duduk di depanku. Dia terlihat sangat keren dengan baju formal yang dikenakannya. Oh betapa indahnya makhluk ciptaan Tuhan di depanku ini. Ya ampun Yukari sejak kapan kamu bisa tergila-gila oleh cowok yang bukan dalam fiction?

"Iya kan, Yukari?" lamunanku terhenti oleh pertanyaan Ibuku yang satu ini.

"Eh? Nani? (apa)" aku menatap Kaasan, dan ternyata bukan hanya sorot mata Kaasan saja yang menoleh padaku tapi Tousan, orangtua Akira dan Akiranya sendiri juga menoleh kearahku. Acara intinya sudah selesai sekitar tiga puluh menit yang lalu. Dan sekarang kami berempat duduk ditempat awal sembari mengobrol ringan.

"Kau tidak mendengarkan ya? Huft yasudahlah lupakan," kata Kaasan menghela nafas dan sambil tersenyum padaku.

"Go..gomen," ucapku

"Tidak apa-apa sayang, tidak penting juga kok tadi. Hahhaa kau terlalu serius memperhatikan Akira sih jadi tidak fokus mendengar cerita kami kan," ucap Mariko-san.

Aku tersedak dan aku sangat yakin mukaku merah saat ini. Bagaimana reaksi Akira? Biasa saja. Dia bersikap seperti tidak mendengar apapun sembari memegang gelas tehnya. Tapi entah mengapa sikap Akira di sini dengan di sekolah agak berbeda. Aku tak tahu di mana, tapi rasanya ada yang beda saja.

"Nandayo (apaan sih) Mariko-san?" aku mengelak.

"Hahahaha kau jangan terlalu ceplas ceplos begitu Mariko," ibuku terkekeh geli mendengarnya. Sedangkan para ayah hanya senyam-senyum tidak jelas.

Tertawa sambil menutupi mulutnya "Jyoudan da yo, jyoudan (bercanda tau, bercanda)," Mariko-san mencoba untuk tidak tertawa lagi.

Aku menunduk malu dan mukaku terasa panas. Setelah menarik nafas kuangkat kembali wajahku dan bersikap biasa. Drrrttt. Kuambil handphoneku yang bergetar. Kulihat ternyata Sora dan Hime mengajakku bertemu di salah satu ruangan disini. Ah.. aku baru ingat mereka kan datang kesini juga. Baiklah setelah kuketikkan 'ok' lalu kutekan tombol send.

"Ano.. bolehkan aku menemui temanku di salah satu ruangan di sini?" tanyaku dan sekali lagi mereka semua menoleh ke arahku. Ayahku mengangguk setuju.

"Oke my little princess," ucap ibuku sambil tersenyum tanda setuju.

Aku merengut "Jangan panggil aku seperti itu Kaasan," lalu aku menjauh dari mereka menuju salah satu ruangan yang diberitahu kedua sahabatku lewat massager.

End POV

Yukari membuka kenop pintu kamar dan langsung menemukan sosok dua temannya sedang duduk di sofa.

"Nah itu dia orangnya!" seru sora. Mereka berdua tersenyum melihat kearah Yukari dan memberikan isyarat untuk mendekat dan duduk.

Yukari duduk disamping Sora "Hei kau tidak pernah bilang jika calonmu adalah Akira. Kau pasti senang kan?" ucap Sora sambil tersenyum lebar.

"Aku juga baru tahu tadi Sora.." tatap Yukari dengan tampang datar seperti di komik-komik.

"Hooo.. benar juga yaa. Aku jadi kepikiran bagaimana jika calonmu itu adalah..." belum sempat Sora menyelesaikan perkataannya, mulutnya langsung dibekap oleh Yukari.

"Aku tahu isi kepalamu.. jadi jangan berpikir macam-macam ya Sorachi" masih membekap mulut Sora sambil tersenyum devil. "Dan jangan terlalu banyak nonton sinetron di rumah agar otakmu tidak kacau" sambung Yukari masih tersenyum devil.

Kini Yukari melepaskan bekapannya dan masih tersenyum devil. Sementara yang ditatap hanya cengar-cengir sambil memberikan lambang piss pada jarinya.

"Ehem.. kalian jangan asik sendiri. Di sini masih ada aku kalau kalian masih ingat," sindir Hime yang sedari tadi mendengarkan kedua temannya itu.

Yukari dan Sora saling tatap kemudian mereka berdua tertawa. Hime pun tersenyum tipis saat itu.

"Selamat ya Yukari kau bertunangan dengan orang yang kau sukai," tersenyum tipis namun tulus kearah Yukari.

Muka Yukari memerah "A..arigatou."

"Selamat ya Yukari." Sora memeluk Yukari. Yukari kaget namun kemudian dia tersenyum dan membalas pelukan sahabatnya itu.

"Arigatou Sora."

Di suatu ruangan Yukari melepas lelahnya sendirian. Para tamu sudah pulang begitu pula dengan kedua temannya. Lagipula besok dia harus berangkat ke sekolah walaupun hari ini sudah sangat melelahkan sekali.

Sebenarnya ruangan itu untuk Akira dan Yukari mengobrol atau lebih tepatnya pendekatan atau yang sering dikenal PDKT. Tapi Akira entah ke mana dan Yukari jadi sendirian di ruangan itu.

Cklek

Seorang pria yang tak lain tak bukan adalah Akira masuk dengan tampang datar.

Ia melirik Yukari, "Kau dari tadi di sini?" tanyanya.

"I.. iya," muka Yukari memerah entah kenapa.

"Aku ingin bicara padamu." Tegas Akira dengan wajah serius.

.

.

.

Keesokan harinya Yukari berangkat sekolah seperti biasa. Tapi ada yang aneh pada hari ini, setiap dia lewat pasti ada yang bisik-bisik dan paling tidak melihat dari ujung kaki sampai ujung rambut.

'Kenapa sih mereka?' batin Yukari

"Oh itu ya orangnya," bisik salah seorang perempuan dan dua temannya di beberapa meter didekat Yukari. Mungkin perempuan itu sengaja memperbesar volume suaranya. Namun mereka sudah pergi.

'Apa ada yang aneh dengan penampilanku? Ahh yasudahlah,' pikir Yukari. Lalu lanjut berjalan lagi menuju kelas. Yukari melewati koridor sambil membaca kertas ulangan yang kemarin baru dibagikan.

SRREETT

Tiba-tiba sebuah tangan menariknya kesalah satu ruangan.

DUUUKK

"Kalian siapa? lepaskan aku!"

-Continued-

holaaa minna ketemu lagi dengan saia ><

gemana? gemana? ngebosenin gk?

minta vote dan comment bisa kali wkkwkwk ^^v

I Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang