Chapter 3 : Uri Nana

2.6K 217 7
                                    

Jisung tak mengerti. Ia hanya pernah mendengar bahwa tindakan nekat haters terkadang tidak manusiawi.

Dikerumuni penggemar saat berada di bandara saja sudah cukup membuatnya ketakutan hingga menggenggam erat tas member di depannya. Lalu tindakan sasaeng fans yang parkir di halaman dorm semalaman suntuk terkadang membuatnya merasa mereka akan dikepung di dalam dorm-nya saat tengah malam. Atau diserbu saat ia sekedar ingin membeli keperluan di minimarket. Ia tak pernah membayangkan apabila tindakan haters bisa separah ini.

Tapi apakah kejadian ini berasal dari haters? Jisung bahkan tidak yakin. Nana hyungnya orang yang sangat baik. Ia selalu memperhatikan member dan penggemar melebihi dirinya sendiri. Lalu kenapa ada orang jahat yang tega melakukannya? Dengan alasan apa? Atas dasar apa?

Jisung memasuki ruang rawat Jaemin dengan langkah pelan. Setelah 5 hari di ICU, kondisinya berangsur membaik sehingga bisa dipindahkan di ruang rawat biasa. Walaupun begitu, Jaemin masih belum juga membuka matanya, mengundang cemas semua orang. Jisung yang sedang dalam masa pemulihan cedera lutut punya jadwal paling sedikit dibanding yang lain.

Hari ini Jisung memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, menemani Jaemin bersama Ibu Jaemin. Ibu Jaemin tampak lelah di samping putranya, setia menggenggam tangannya sejak dibebaskan dari jam jenguk karena telah berada di ruangan biasa. Jisung menunduk hormat pada ibu Jaemin dan dijawab dengan senyuman.

"Jisung goon, eommoni ingin pulang sebentar untuk membawakan beberapa perlengkapan Jaemin. Kau bisa menjaganya sebentar?"pinta Ibu Jaemin. Jisung menggangguk.

"Ne eommoni,"jawab Jisung. Ibu Jaemin segera beranjak pergi setelah mengecup dahi putra satu-satunya dan mengacak pelan rambut Jisung sembari tersenyum hangat. Beberapa saat hanya ada hening. Jisung menggenggam tangan Jaemin yang tak terinfus.

"Hyung, hari ini aku datang sendiri. Manager hyung hanya mengantar sampai di depan. Aku sangat berani kan sekarang? Hehe,"monolognya walaupun ia tahu Jaemin tak akan mendengarnya. Bercerita apapun, seperti kebiasaannya setiap menjenguk Jaemin. Bagaimanapun biasanya Jaemin adalah orang pertama yang ia cari saat butuh teman bercerita.

"Kemarin Renjun hyung memasakkan ramen untukku, hyung. Ah, aku jadi rindu dimasakkan oleh hyung. Daging yang hendak hyung masak sekarang bahkan sudah pindah ke kulkas dorm hyungdeul karena tak ada yang bisa memasaknya sebaik hyung dan Chenle. Tapi Chenle juga jarang ke dorm akhir-akhir ini. Ia lebih sering kemari, menemuimu hyung,"kata Jisung lagi sambil mengusap lembut punggung tangan Jaemin.

Hening lagi. Hanya suara detektor jantung yang menakutkan memenuhi ruangan membuat mata Jisung mulai berembun.

"Hyung, kau membuat semua orang khawatir. Buka matamu, jebal hyung. Aku benar-benar merindukan omelanmu,"lirih Jisung sambil mengelus pelan tangan Jaemin. Tidak ada reaksi apapun membuat air mata Jisung kembali runtuh. Ia menelungkupkan wajahnya pada ranjang Jaemin, menangis sesenggukan, menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Dalam keadaan normal, Jaemin pasti tidak akan rela melihat Jisung menangis, dongsaeng kesayangannya.

🌱🌱🌱

Doyoung seperti orang lain setelah kejadian paling menakutkan bagi semua member itu terjadi. Ia tidak banyak bicara, langsung masuk ke kamarnya setiba di dorm, dan hanya duduk di pojok ruang latihan selama jam istirahat.

Tatapannya sering kosong. Seluruh member NCT tahu bahwa dari semua member, Doyounglah yang paling shock karena ia yang memeluk Jaemin pertama kali dan menemaninya di mobil menuju rumah sakit. Pasti akan sulit baginya melupakan kejadian itu, apalagi Jaemin bahkan belum juga membuka matanya.

Walaupun demikian, Doyoung adalah seorang idol yang sangat profesional. Ketika berada di depan kamera atau saat berlatih, ia tetap menunjukkan performa terbaik. Tapi setelah turun panggung atau selesai latihan, ia akan menyingkir untuk menyendiri, seolah tidak mau diganggu. Hanya Taeyong yang terkadang duduk di sampingnya, tidak mau membiarkan Doyoung seorang diri, walaupun ia hanya duduk tanpa mengajak bicara.

REVENGE [✓] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang