Chapter 4 : His Father Secret

2.3K 193 9
                                    

Jaemin terdiam di tempat tidurnya. Ia tengah sendirian di ruang rawatnnya. Sejak bangun semalam, ibunya segera menuju ke rumah sakit dan menemaninya hingga ia membuka mata pagi ini. Ibunya tampak lelah tetapi tetap berusaha tersenyum untuk Jaemin. Mereka mengobrol cukup banyak pagi ini, lebih tepatnya ibunya yang lebih banyak bercerita dan Jaemin mendengarkan. Namun tak ada cerita tentang tragedi ini yang disisipkan oleh ibunya. Jaemin berpikir, ibunya pasti tak siap membahas itu. Jadi ketika ibunya pergi untuk bekerja dan berpesan untuk menuruti semua anjuran dokter, Jaemin hanya mengangguk menurut.

Rasanya bosan sekali berdiam diri di dalam kamar seperti ini. Walaupun ponselnya ada di dekatnya, tapi entah mengapa ia tidak ada keinginan untuk memainkannya. Sebenarnya Jeno dan Renjun telah berjanji akan datang pagi ini tapi hingga pukul 09.00 KST, mereka belum juga tiba. Pasti mereka kesiangan, pikir Jaemin.

Sesaat hening, Jaemin merasa sangat haus, ia hendak meraih gelas di nakas tapi tubuhnya terlalu lemas untuk bangun. Entah bagaimana tiba-tiba pintu ruang rawatnya terbuka dan muncul seorang pria berpakaian serba hitam yang membuat Jaemin sedikit takut. Orang ini, apakah berniat jahat padanya?

"Dangsineun....nuguseyo?" katanya waspada. Jika orang ini hendak menyelakainya, ia tak akan mampu berbuat apapun. Tetapi orang itu justru tersenyum ramah.

"Anda pasti lupa pada saya rupanya. Semalam saya berada di depan anda saat anda bangun," ujarnya sembari mengangsurkan air putih dan sedotan. Jaemin ragu, entah kenapa. Ada rasa enggan dan takut jikalau air itu telah bercampur sesuatu. Alam bawah sadarnya menolak dan rasanya dejavu. Mungkinkah kemarin ia keracunan? Ia benar-benar harus bertanya pada Jeno nanti.

"Anda tak percaya saya? Kalau begitu, saya akan meminumnya terlebih dahulu," katanya mengerti. Ia membuka botol minum yang ia ambil dari sakunya lalu menuangkan air dari gelas itu sedikit. Jaemin bisa melihat orang itu meminumnya tanpa ragu. Dan tak ada yang terjadi.

"Lihat?" katanya berusaha meyakinkan Jaemin. Jaemin mengangguk, walau masih ragu, memberanikan diri untuk minum. Ah, rasanya benar-benar segar ketika air membasahi tenggorokannya. Orang itu tetap tersenyum hangat, meyakinkan Jaemin bahwa orang itu adalah orang baik.

"Namaku Lee Tae Hwan, kau boleh memanggilku Taehwan hyung. Umur kita hanya terpaut 10 tahun kurasa. Sepertinya setelah ini, kita akan sering bertem" ucapnya membuat Jaemin mengernyitkan dahi.

"Aku harus mengawasimu beberapa bulan ke depan. Aku yakin orang yang mencoba menyelakaimu tak akan menyerah. Jadi, jangan terkejut jikalau tiba-tiba aku muncul di hadapanmu, arra?"katanya ramah.

"Bagaimana aku bisa percaya pada hyung kalau hyung bukan termasuk dari sisi yang jahat?" ucap Jaemin, masih tetap ragu.

"Kalau aku berniat jahat, aku sudah membunuhmu sejak kau membuka mata semalam. Kau bisa percaya padaku, sungguh. Atau kalaupun kau tidak percaya, tidak masalah. Aku hanya perlu menjauh dan tetap mengawasimu,"

"Siapa yang menyuruh hyung? Agensi?"

"Tentu saja bukan. Agensi tak tahu apapun. Kejadian ini menjadi rahasia polisi, bahkan agensi dilarang untuk ikut campur. Sejujurnya mereka melawan, tentu saja, bagaimana pun kau artis mereka yang harus dilindungi. Tapi dengan adanya surat perjanjian, segala sesuatu beres. Biarkan kami yang bergerak,"

"Aku tidak mengerti,"

"Tentu saja. Masalahnya terlalu pelik, kau bahkan baru terbangun. Tak perlu memikirkan apapun, fokuslah untuk sembuh. Dan ah, Appamu yang menyuruhku menjagamu,"

"Appa? Siapa? Aku bahkan tak pernah tahu siapa appa ku,"

"Eomma dan Appamu menikah pada awal tahun 1999. Tetapi ada sesuatu hal yang mengakibatkan mereka berpisah, bukan, bukan cerai. Hanya berpisah, tetapi kalian tetaplah keluarga kecil yang terikat,"

REVENGE [✓] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang