Mobil yang membawa NCT Dream terus melaju, masih dengan kecepatan tinggi. Taehwan melirik ke samping. Ia membuat jalur yang sangat acak, membingungkan beberapa mobil yang mengikuti mereka. Tiga mobil berhasil ia kelabui dengan adanya mobil van yang sangat mirip dengan mobil ini, dikendarai seorang agen anggota NIS yang sengaja memancing mereka ke lokasi penangkapan. Dua mobil lagi tertinggal jauh saat Taehwan berulang kali berbelok di jalan yang sengaja ia pilih karena memiliki rute yang rumit.
"aman, Taehwan-sshi, 3 mobil berhasil kami kepung. Dua lagi berbalik arah, kami sedang mengejarnya,"kata seseorang dalam walkie talkie Taehwan membuat Taehwan menurunkan kecepatan. Ia berhenti sejenak di salah satu ujung gang yang sedikit gelap. Member dan Manager hyung terdiam. Tak ada yang berani bicara, masih sangat shock. Taehwan melihat ke belakang, memastikan tidak ada yang terluka, lalu menghubungi kawannya yang berada di daerah dorm NCT Dream.
"jangan ke dorm, beberapa orang masuk ke dalam! Tidak aman. Mereka sengaja menunggu disini,"kata seseorang di ujung sana membuat semua orang berubah tegang. Nafas mereka tercekat, ketakutan. Taehwan berpikir sejenak, mencari alternatif tempat lain yang aman, yang juga selalu ia jaga 24 jam. Lalu teringat dorm NCT 127 yang tidak diketahui musuh. Dorm itu dijaga ketat oleh tim Taehwan karena terpisah di 2 lantai, lantai 5 dan 10. Jika ke hotel, akan butuh waktu dan mencolok untuk tim Taehwan bergerak lagi.
"kirim mobil baru, apapun! Aku tak mau ada yang mengikuti kami,"kata Taehwan lagi pada walkie talkie-nya disambut jawaban singkat dari lawan bicaranya. Gedung NCT Dream dan 127 berada dalam kompleks yang sama namun berbeda gedung sehingga memiliki basement yang berlawanan arah. Sangat berisiko menggunakan mobil ini karena platnya telah diketahui. Taehwan menoleh ke belakang, memandang wajah-wajah cemas dan tegang di belakangnya, ia menghela nafas. Jaemin masih belum juga membuka matanya.
"Haechan-sshi, hubungi Doyoung-sshi. Katakan padanya untuk tidak keluar dari dormnya, apapun yang terjadi. Sementara lebih baik kita ke dorm mereka. Tempat mereka lebih aman,"kata Taehwan. Haechan mengangguk. Dengan tangan bergetar ia mengambil ponselnya, namun Taehwan menahan tangannya.
"jangan memakai ponselmu, pakai ponsel Jaemin. Aku memeriksanya setiap hari untuk menghindari penyadapan. Lebih baik kalian matikan ponsel kalian masing-masing,"katanya membuat para member semakin takut. Buru-buru mereka mengambil ponsel mereka dan mematikannya. Begitu juga Manager Shin. Mark membuka tas Jaemin dan mengambil ponsel Jaemin. Ia memberikan ponsel tersebut sebentar pada Jeno, karena hanya Jeno yang mengetahui password lockscreen Jaemin. Setelah itu, Mark segera mendial nomor Doyoung yang tersimpan di ponsel tersebut. Tak lama telfonnya diangkat.
"yeoboseyo? Kenapa Jaemin?"jawab Doyoung di seberang sana. Mark berusaha menemukan suaranya. Tangannya bergetar.
"hyung...tolong, jangan keluar dorm, semua member. Kami sebentar lagi...kesana,"kata Mark terbata-bata namun masih dapat dimengerti Doyoung.
"Mark? Ada apa? Sesuatu terjadi?"
"dengarkan saja kataku hyung,"kata Mark tak sabar. Ia sudah ketakutan setengah mati, rasanya sulit untuk bicara lagi.
"arraseo, arraseo, akan aku kabarkan pada semua member. Baik-baik Mark, hati-hati,"kata Doyoung lalu telepon ditutup. Hening lagi. Taehwan mengawasi sekitar dengan waspada. 20 menit yang rasanya seperti setahun.
Tak lama kemudian, tampak dua buah mobil van hitam yang berbeda jenis dengan mobil yang mereka kendarai sekarang tiba di sana. Taehwan tampak waspada, tapi setelah melihat kode dari orang di dalam mobil itu, ia segera beranjak keluar. Ia tampak berbicara sebentar pada orang-orang itu. Tak ada yang berani bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE [✓] (REVISI)
Fanfic[COMPLETED] Jaemin tak pernah tahu dimana ayahnya berada. Hingga suatu kejadian membuat sang ayah terpaksa menunjukkan dirinya, demi melindungi putra kesayangannya dari teror yang terus mengintainya. DISCLAIMER : Just a fanfiction. Jangan dihubung-h...