Chapter 6 : Jaemin Eomma

1.7K 203 0
                                    

Pagi-pagi sekali Jisung menghampiri Jaemin dan menyusup masuk dalam selimut yang menyelimuti Jaemin, tidur di sebelahnya. Memeluk Jaemin erat-erat dan menenggelamkan kepalanya pada bahu Jaemin karena posisinya yang telentang. Jaemin yang merasakan gerakan di sekitarnya mengerjap pelan, setengah sadar. Bagaimanapun, ia sedang sangat lelap tadi. Ia menoleh ke samping dan mendapati dongsaeng kesayangannya ada di sampingnya. Rasanya ingin mendorong Jisung sampai jatuh karena membuat kasurnya menjadi sempit, tetapi ia tak mungkin tega. Ia menoleh menghadapkan tubuhnya ke arah Jisung.

"Ada apa Jisung? Ini masih pagi, hyung mengantuk," kata Jaemin malas dengan mata setengah tertutup. Jisung menggeleng lalu mendekatkan diri pada Jaemin dan memeluknya.

"Rindu hyung," katanya membuat mata Jaemin terbuka lebar. Dahinya mengernyit bingung. Ia melihat Jisung yang memejamkan mata di depannya.

"Kan tiap hari kita bertemu," kata Jaemin dibuat heran dengan tingkah Jisung.

"Tidak apa-apa. Pokoknya mau dekat hyung," kata Jisung membuat Jaemin mau tak mau merasa gemas. Jisung lebih sering menolak kenyataan bahwa Jaemin adalah hyung favoritnya. Namun akhir-akhir ini Jisung selalu menunjukkannya langsung tanpa malu-malu.

"Aigooo, uri aegi," kata Jaemin sembari mencubit gemas pipi Jisung yang bahkan tak digubris oleh si pemilik. Padahal biasanya Jisung akan mengerang dan segera menghindar dari Jaemin.

"M au kumasakkan sesuatu?" kata Jaemin setelah melirik pada jam dinding yang baru menunjukkan pukul 08.00 pagi. Tetapi Jisung justru mengeratkan pelukannya.

"Tidak. Masih mengantuk," katanya membuat Jaemin tersenyum dan balas memeluk Jisung. Ia kembali terlelap dengan cepat, rasanya masih sangat mengantuk. Ia bahkan baru tertidur jam setengah 3 pagi.

Beberapa saat Jaemin telah kembali tidur nyenyak, Jisung membuka mata dan menatap wajah Jaemin dengan intens. Ada alasan mengapa ia tiba-tiba mendatangi Jaemin pagi-pagi sekali. Ia mimpi buruk dan itu sangat menakutkan. Bahkan dirinya sampai bangun terduduk saking terkejutnya. Ia melihat Jaemin melambaikan tangan padanya di sebuah padang rumput yang luas. Seberapa pun kerasnya ia memanggil, Jaemin tidak menoleh di dalam mimpinya. Dan entah bagaimana ia tak bisa mengejarnya. Tiba-tiba ia merasa takut. Ia berharap mimpinya hanyalah bunga tidur.

"Hyung semoga mimpi itu hanya karena aku terlalu takut kehilanganmu kemarin," kata Jisung lirih, yang hanya bisa didengarnya sendiri.

🌱🌱🌱

Jaemin mengaduk tteokbokkinya sambil bersenandung lirih. Ia sedang memasak untuk member Dream yang berada di dorm, memanfaatkan sisa bahan makanan di kulkas. Mencampurkan ramyeon dan tteokbokki dengan saus gochujang. Jisung tampak bermain game di meja dapur sambil berteriak-teriak heboh. Renjun bereksperimen dengan tehnya yang kesekian, menuangkan pada gelas lalu mendekati Jaemin.

"Coba, Jaem, bagaimana rasanya?" kata Renjun sambil mengangsurkan gelas tadi pada Jaemin yang masih sibuk mengaduk masakannya. Jaemin segera menyeruputnya sedikit lalu mengernyit bingung. Ia mencecap lidahnya sedikit, tak merasakan apapun.

"Ini air putih?"tanya Jaemin sembari mengalihkan pandangannya sebentar dari masakannya. Dahi Renjun mengernyit mendengarnya.

"Eh tentu saja bukan,"

"Kenapa tidak ada rasanya?" tanya Jaemin lalu menoleh ke meja dimana Renjun meletakkan satu teko besar berisi es dan air bening yang Jaemin duga adalah teh yang ia coba tadi. Ia langsung memandang Renjun kesal.

"Es sebanyak itu hanya dicampur dengan satu bungkus teh, bagaimana tidak hambar," kata Jaemin membuat Renjun tertawa di tempatnya.

"Aku hanya coba-coba. Siapa tahu menemukan rasa yang unik," katanya lalu entah bagaimana meminum teh hambar itu untuk dirinya sendiri. Padahal dia membuatnya dalam satu teko besar. Tentu saja dia tidak meminumnya sekaligus.

REVENGE [✓] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang