Suasana Dorm NCT 127 sedikit tegang pagi itu. Semua member telah bangun dan menunggu instruksi dari Taehwan yang tampak berbicara dengan rekannya melalui walkie talkie. Jaemin dibiarkan tidur di dalam. Taehwan menghela nafas lalu berjalan ke arah para member yang duduk di sofa dan ada pula yang di karpet.
"Chenle-sshi, rekanku bisa mengantarmu pulang setelah ini, jikalau kau ingin pulang ke rumahmu. Mark-sshi juga, kau hanya tinggal naik ke lantai 10, rekanku juga akan mengantarmu,"kata Taehwan membuat kedua orang yang namanya disebut mengangguk.
"Gedung ini dipenuhi penjagaku, tak perlu khawatir. Tapi jangan keluar sembarangan jika bukan karena jadwal, mengerti?"katanya yang disambut anggukan mereka tanpa jawaban. Taehwan yang melihat wajah tegang mereka menjadi tidak tega. Tapi ia harus menyampaikan ini.
"Dan untuk Jeno-sshi, Renjun-sshi, Jisung-sshi, dan Jaemin,"katanya terhenti membuat semua mata tertuju padanya.
"Dorm kalian benar-benar penuh dengan kamera pengintai dan penyadap, mereka memasangnya semalam,"kata Taehwan membuat semua orang menahan nafas. Sebenarnya apa mau mereka? Bagaimana mungkin mereka melakukan semua hal ekstrim itu hanya untuk menculik Jaemin?
"Rekanku sedang membersihkannya. Tapi bukan tidak mungkin ada yang tertinggal. Kita tunggu situasi aman, sementara kalian harus tinggal disini. Atau dibagi dengan lantai 10, tidak masalah. Aku tidak bisa jamin dorm kalian masih aman walaupun telah bersih dari penyadap,"kata Taehwan membuat Jeno, Renjun, dan Jisung tertunduk ketakutan. Mereka meremas jemari mereka sendiri yang telah berkeringat.
"Manager hyung, dimana pun ada Jaemin, kemungkinan bahaya akan mengintai. Tapi sama seperti kejadian kemarin, aku akan melindungi kalian semua. Rekan timku ada banyak. Mereka selalu berjaga di gedung ini, gedung WayV, dan setiap lokasi kalian syuting. Aku berharap kalian selalu berhati-hati,"kata Taehwan final.
"Terima kasih, Taehwan-sshi, terima kasih sudah menyelamatkan kami dan uri Jaeminie,"kata Manager Shin sambil membungkuk dibalas Taehwan yang juga menundukkan tubuhnya.
Mereka tidak tahu bahwa Jaemin mencuri dengar pembicaraan mereka. Ia merosot di pintu kamar Haechan lalu menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya. Karenanya, semua member dalam bahaya, semua member mengalami saat-saat mengerikan. Ia terisak pelan. Rasanya ingin menyerahkan diri saja apabila keberadaannya membuat para member menderita. Bukankah ia yang mereka cari? Mengapa member harus merasakan dampaknya juga? Karena dirinya, member NCT mengalami masa-masa penuh ketakutan beberapa bulan ini.
"Appa, kenapa kau tak membawaku pergi saja?"katanya lirih sembari terisak sedih. Tapi ia tahu, ia tak mampu berbuat apapun. Ia tak tahu dimana ayahnya dan kabur dari Taehwan bukanlah pilihan tepat.
***
Jaemin termenung di kamar Haechan. Hari ini jadwal seluruh member NCT sengaja dikosongkan, sebelumnya memang hanya ada jadwal latihan. Mereka ingin memastikan situasi menjadi kondusif dahulu. Johnny tampak duduk di depan komputer, entah memainkan apa.
Mereka memutuskan membagi dua member Dream, Renjun dan Jisung di lantai 10, Jaemin dan Jeno tetap di lantai 5. Haechan tampak tertidur lelap di kasurnya. Jaemin duduk di meja milik Haechan. Hari sudah menjelang senja. Jaemin memutar kepalanya yang pegal. Sakit di lehernya sudah jauh berkurang, walaupun Manager hyung tetap akan memeriksakannya nanti. Ia menelungkupkan wajahnya di meja Haechan.
"Jaemin-ah,"panggil Johnny membuat Jaemin menoleh.
"Kau mengantuk? Tidur di kasur hyung saja, nanti lehermu makin sakit,"kata Johnny lembut sambil bergerak mendekatinya. Jaemin hanya menunduk. Rasa bersalah masih terus menguasainya.
![](https://img.wattpad.com/cover/260381462-288-k401566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE [✓] (REVISI)
Fanfiction[COMPLETED] Jaemin tak pernah tahu dimana ayahnya berada. Hingga suatu kejadian membuat sang ayah terpaksa menunjukkan dirinya, demi melindungi putra kesayangannya dari teror yang terus mengintainya. DISCLAIMER : Just a fanfiction. Jangan dihubung-h...