Chapter 12 : Dreamies' Dormitory

1.8K 204 4
                                    

Renjun adalah seorang penggemar teh setara dengan kesukaan Jaemin pada kopi dulu. Karena itu ia selalu menyimpan banyak jenis teh, dari yang jenis celup, bubuk, seduh, sampai jenis teh aneh yang bahkan rasanya serandom tingkah mereka. Para member Dream tidak heran lagi ketika mendapati Renjun membuat teh yang tidak merubah warna air putih atau bahkan terlalu coklat dengan tingkat kekentalan yang cukup membuat orang lain curiga bahwa itu teh jadi-jadian. Tapi entah mengapa Renjun tetap meminumnya hingga tandas. Saking cintanya pada teh.

Jadi ketika ia mendapati separuh teh koleksinya yang telah dibuka kemasannya bertabur gliter warna-warni, ia jelas sangat berang. Ia tahu siapa pelakunya, siapa lagi kalau bukan Jisung dan Chenle yang tempo hari bermain gliter di kamarnya. Entah bagaimana cara mereka bermain sampai gliter warna warni itu bertaburan di kasur Jisung. Renjun pikir kasurnya aman karena masih bersih saat ia datang. Namun ternyata justru koleksi teh kesayangannya yang tidak selamat. Dengan derap langkah cepat Renjun mendatangi Jisung yang sedang duduk makan tteokbokki di meja makan dorm. Jisung yang melihat tampang galak Renjun langsung menjauhkan tubuhnya hingga beringsut di kursinya. Renjun sangat menakutkan jika marah.

"YAK PARK JISUNG! Kau apakan tehku?!" pekiknya membuat terkejut seluruh penghuni dorm. Jisung terlonjak, benar-benar ketakutan melihat kemarahan Renjun.

"Lihat! Separuhnya harus aku buang! PENUH GLITER YANG KAU MAINKAN KEMARIN!" teriaknya lagi membuat Jisung bersiap menangis. Ia jelas merasa sangat bersalah. Ia tak sengaja, mana mungkin ia tega menuangkan gliter pada teh kesayangan Renjun. Jaemin keluar dari kamarnya karena mendengar keributan di ruang makan, melihat ke arah tempat sampah yang penuh teh Renjun. Bungkus-bungkusnya masih tampak penuh tetapi mengkilap saat dilihat dari jauh. Ah, benar-benar ada banyak gliter yang menempel rupanya.

"Ma...maafkan aku, hyung, aku tidak sengaja," cicit Jisung ketakutan, menunduk dalam, benar-benar menyesal. Melihat itu, Renjun jadi tidak tega sendiri. Ia menghembuskan nafas kasar lalu mengambil minum dan duduk di seberang Jisung untuk menenangkan diri.

"Hyung, akan aku ganti, janji!" kata Jisung sembari mengerucutkan bibirnya, benar-benar terlihat menyesal. Renjun menatapnya galak tapi ia tidak lagi melontarkan kata-kata dengan nada tinggi.

"Ya, ya, baiklah," kata Renjun akhirnya membuat Jisung tersenyum kecil tapi ia tetap terlihat sedih. Jaemin menghampirinya ketika merasa masalah telah usai.

"Aigoo, uri Jisungie, mau main game dengan hyung?" ajak Jaemin dengan nada bicara lucu. Jisung mengangguk lalu mengikuti tarikan tangan Jaemin ke ruang tengah. Jeno mendekati Renjun yang masih duduk dengan wajah masam.

"Kau kan suka membuat eksperimen dengan tehmu, Renjun. Teh gliter bukan ide buruk," kata Jeno yang langsung membuat Renjun mengangkat gelasnya siap melemparkannya pada Jeno. Jeno langsung melindungi kepala dengan tangannya, takut kalau gelas itu benar-benar melayang ke kepalanya.

"Ah aku lupa, aku baru saja mencuci," katanya mencari alasan lalu kabur dari hadapan Renjun yang mukanya masih merah padam. Renjun kembali menghela nafas lalu bergabung dengan Jaemin dan Jisung yang sudah asyik bermain Play Station di ruang tengah. Ia hanya menonton sambil rebahan, sedang malas berpikir. Tak lama Jeno juga bergabung, berakhir dengan joystick Jaemin berpindah ke tangan Jeno.

Jaemin yang mulai merasa lapar beranjak ke dapur dan membuka kulkas, menemukan beberapa ubi ungu disana. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat mattang, makanan manis yang ia sukai. Tak lama Renjun mendekat dan membantunya memotong ubi ungu. Sekitar 30 menit, sepiring besar mattang hangat sudah tersaji di depan televisi. Sesekali mereka mengambil mattang sambil menyoraki permainan di depan mereka.

"Astaga cucianku!" pekik Jaemin yang dasarnya kadang pelupa, berlari cepat ke mesin cuci dan menemukan pakaiannya telah berpindah ke jemuran di balkon tertutup dorm mereka. Dahinya mengernyit. Seingatnya ia belum menjemurnya.

REVENGE [✓] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang