Jisung berlari ke arah Jaemin yang sedang duduk di tempat tidurnya. Ia langsung memeluknya erat-erat sembari menangis keras. Jaemin membalas pelukannya, mengelus kepala Jisung, berusaha menenangkannya. Jeno, Renjun, dan Chenle berjalan di belakang mereka dengan senyum lega. Renjun meletakkan parsel buah bawaannya di nakas Jaemin.
"Sudah lebih baik Jaeminie?"tanya Renjun ketika Jisung melepaskan pelukannya. Jaemin mengangguk.
"Sangat baik. Kata dokter, setelah infus ini habis, beliau akan melepasnya,"kata Jaemin riang membuat semua member tersenyum lega.
"Hyung, aku pernah mimpi buruk. Hyung pergi meninggalkanku, karena itu aku sangat takut,"cerita Jisung membuat Jaemin mengelus rambutnya lagi. Jeno hanya menghela nafas mendengar Jisung menceritakan mimpi buruknya. Ketakutan dan kekhawatirannya juga membuat dirinya mendapat mimpi buruk. Bahkan lebih buruk dari mimpi Jisung. Ia bersyukur bahwa semuanya hanya ada dalam mimpinya. Melihat Jaemin tersenyum cerah di hadapannya kini membuat hatinya lega. Ia sengaja tidak menceritakan mimpinya kepada siapapun. Biarlah mimpi buruk ini ia simpan rapat-rapat. Ia berharap setelah ini, Jaemin akan selalu baik-baik saja.
"Hanya mimpi, Jisungie, hyung ada disini sekarang, tak perlu khawatir, segalanya telah berakhir,"kata Jaemin lagi membuat Jisung tersenyum di sela air matanya dan memeluknya sekali lagi.
"Kita sudah kembali ke dorm, Jaeminie,"pekik Renjun riang. Bahagia rasanya ketika semuanya kembali normal. Mata Jaemin berbinar mendengarnya.
"Sungguh? Syukurlah, aku jadi tak sabar kembali ke dorm juga,"kata Jaemin lagi. Mereka kembali bercengkrama. Sesekali melontarkan lelucon masing-masing atau menggoda sang magnae yang matanya masih sembab. Pipinya menggembung lucu membuat Jaemin gemas dan mencubitnya, membuat pemiliknya mengerang. Mereka tahu mereka bisa merasa lega sekarang. Bulan-bulan menakutkan bagi mereka telah berakhir. Jaemin tersenyum untuk kesekian kalinya hari ini. Bahagia rasanya melihat membernya dapat tertawa lepas lagi.
***
Beberapa bulan kemudian,
NCT Dream bersiap di backstage. Hari ini adalah konser mereka di hari kedua yang diselenggarakan di Seoul. Mereka baru saja selesai rehearseal. Para penggemar telah diperbolehkan masuk dan suara-suara heboh telah bergaung di luar sana. Member sedang memperbaiki penampilan mereka agar kembali rapi dan segar. Rehearseal tadi cukup membuat make up mereka sedikit berantakan. Renjun dan Haechan yang telah selesai tampak saling memiting di ujung ruangan. Mereka ini, kalau bertemu selalu bertengkar, kalau terpisah saling mencari. Tapi hal itu justru membuat mereka menggemaskan di mata penggemar. Jaemin membuka ponselnya, tersenyum menatap pesan singkat yang dikirim ayahnya.
To : Jaemin
Ayah sudah di dalam, bersama ibumu.
Semangat Jaeminie!
Hari ini untuk pertama kalinya sang ayah menonton konsernya secara langsung. Ayahnya benar-benar menepati janjinya. Ia membereskan segala urusannya selama sebulan penuh, lalu lepas dari segala tanggung jawab dan kembali pada keluarganya. Rasanya menyenangkan, ketika Jaemin pulang ke rumah beberapa bulan lalu, untuk pertama kalinya melihat sang ayah menyambutnya dengan pelukan hangat. Jaemin menangis saat itu, saking bahagianya. Sang ayah mengelus kepalanya dengan sayang, melampiaskan segala rindu selama bertahun-tahun. Mereka bertukar cerita hingga baru tertidur saat subuh menjelang.
Taehwan berbeda cerita. Ia tetap fokus pada dunia agen yang selama ini digelutinya. Ia mencintai pekerjaannya, menyukai segala hal menantang. Beberapa kali Taehwan tiba-tiba muncul di hadapan Jaemin. Mengantarnya banyak hadiah dan makanan kesukaan Jaemin. Sekedar bercengkrama melepas rindu. Ingat bahwa Taehwan pernah ingin menganggapnya sebagai adik bukan? Ia tidak berbohong dan Jaemin tampak nyaman berada bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE [✓] (REVISI)
Fanfic[COMPLETED] Jaemin tak pernah tahu dimana ayahnya berada. Hingga suatu kejadian membuat sang ayah terpaksa menunjukkan dirinya, demi melindungi putra kesayangannya dari teror yang terus mengintainya. DISCLAIMER : Just a fanfiction. Jangan dihubung-h...