Chapter 8 : Incorrect Target

1.7K 198 1
                                    

Hari ini hari Senin dan hampir semua member tinggal di dorm menikmati hari libur mereka. Jaemin terbangun pukul 10 pagi dan keadaan dorm masih sangat hening. Sepertinya semua member ingin tidur sepuasnya. Ia ingin tidur lagi tetapi rasa haus membuatnya terpaksa bangun. Ia beranjak menuju dapur lalu mengambil air minum.

Tak lama kemudian, Renjun tampak berjalan keluar dengan rambut berantakan dan wajah bantalnya sembari menggenggam bungkus teh favoritnya. Ia tidak mengindahkan Jaemin dan bergegas menyeduh teh untuk dirinya sendiri. Kesadarannya baru terkumpul separuh. Ketika Renjun hampir memasukkan garam ke tehnya, Jaemin membiarkan hal itu sembari memperhatikannya. Ia mengeluarkan senyum jahil. Rasa tehnya akan membangunkan Renjun 100%. Renjun mengaduk tehnya lalu segera meminumnya. Ia langsung tersedak menyemburkan tehnya pada Jaemin membuat wajah Jaemin basah kuyup.

"YAK!" pekik Jaemin lalu segera beranjak dan menggeplak punggung Renjun membuat sang empu meliukkan punggungnya karena sakit. Kalian tahu kan sekeras apa Jaemin memukul member saat kesal? Saat iseng saja bunyinya terdengar menyakitkan. Haechan bahkan pernah sampai menjauh dan bersembunyi di balik member lain hanya karena melihatnya iseng memukul Jisung. Memang tidak sampai melukai mereka tentu saja. Bukan, Jaemin tidak bermaksud menyakiti member. Hanya saja, terkadang tenaga yang ia keluarkan terlalu besar.

"Astagaaa, maafkan aku. Ah ini sakit!" pekiknya sembari mengusap-usap punggungnya yang jadi korban kekerasan Jaemin. Padahal rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia melepeh-lepehkan air di mulutnya.

"Asin, asin," teriaknya dan segera heboh mengambil air putih untuk meredakan asinnya.

"Rasakan!" kata Jaemin lalu segera berlalu ke kamarnya membuat Renjun meringis di tempatnya. Ia cukup menyadari bahwa dirinya sendiri yang memasukkan garam ke minuman tehnya. Jeno tampak keluar kamar sambil mengucek mata. Ia mudah sekali terbangun jika ada suara ribut di luar kamarnya.

"Ada apa?" katanya tetap ramah khas Jeno yang terlalu tersenyum dalam keadaan apapun. Ia juga merasa haus saat bangun dan segera beranjak ke dapur ketika mendengar teriakan Jaemin.

"Aku menyemburkan air teh ke wajah Jaemin," jelas Renjun sambil meringis membuat Jeno melebarkan matanya. Ia ikut memukul punggung Renjun membuatnya berteriak dan ikut memukul punggung Jeno. Berakhir dengan mereka saling membalas satu sama lain sampai keduanya lelah sendiri.

🌱🌱🌱

Seseorang dengan wajah mirip Jaemin tampak duduk di meja kerjanya, sibuk dengan pekerjaannya. Foto keluarga kecilnya saat Jaemin bayi terpampang di meja kerja. Foto Jaemin yang tumbuh dari kecil hingga besar juga terpajang rapi di dinding ruangannya. Tak lama, bunyi ketukan pintu membuatnya mengangkat wajah.

"Masuk," katanya. Ia terkejut melihat Taehwan yang masuk.

"Kau tidak menjaga putraku?" tanyanya tegas, terkejut melihat Taehwan datang kemari.

"Ia sedang di dorm, Sajangnim. Manager hyung dan para member ada bersamanya. Semua tim penjagaku juga selalu berjaga di sekeliling dorm. Ada hal penting yang perlu saya sampaikan, hanya sebentar, lalu saya akan segera kembali menjaga putra anda," katanya membuat dahi orang itu mengernyit.

"Ada apa?"

"Jaemin mendapat terror," terang Taehwan membuat orang itu melebarkan matanya, terkejut. Ia tahu bahwa tujuannya mengirim penjaga untuk Jaemin adalah mencegah hal semacam ini mencelakainya. Namun tentu saja sebagai seorang ayah, ia tak pernah terbiasa. Ia selalu khawatir setiap hari.

"Apa?"

"Ia hampir dibawa pergi dari lokasi syuting dan mendapat surat teror, Sajangnim,"

"Mereka masih mengincarnya,"

REVENGE [✓] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang