Chapter 7 : Terror

1.8K 193 0
                                    

Musim comeback untuk NCT telah tiba. MV telah dirilis dengan gebrakan yang luar biasa. Lagu baru mereka yang unik dan fakta bahwa seluruh member NCT ikut berpartisipasi di dalamnya membuat netizen memfokuskan matanya pada mereka.

Hari ini mereka disibukkan dengan persiapan music show di Mcountdown. Mereka telah berada di ruang make up dan mempersiapkan diri dengan maksimal. Setelah penampilan mereka selesai, mereka menunggu di ruang tunggu mereka sembari bercanda satu sama lain. Minggu ini mereka belum masuk nominasi, jadi mereka hanya perlu menunggu di ruang tunggu dengan tenang sampai acara selesai. Manager hyung seperti biasa sibuk membagikan makanan mereka yang disambut dengan wajah-wajah cerah. Kini Doyoung sudah kembali seperti sedia kala. Ia tidak lagi meminum terlebih dahulu apa yang dipesan Jaemin. Ia kembali cerewet dan sering adu argumen dengan Taeyong.

"Kau tidak pesan Americano lagi?" tanya Jaehyun. Semenjak kejadian itu, sekalipun ia belum pernah melihat Jaemin memesan minuman favoritnya itu. Jaemin terdiam sejenak sembari menyedot jus peachnya. Ia segera menggeleng.

"Jus peach aku rasa lebih sehat hyung," jawab Jaemin sembari meringis. Jaehyun hanya membalasnya dengan senyuman sembari mengelus rambut Jaemin. Ia bersyukur segalanya berangsur normal. Sejauh ini segalanya baik-baik saja. Ia berharap akan selalu baik-baik saja. Mereka makan dengan ribut sembari menceritakan banyak hal. Tiba-tiba seorang staff acara masuk ke ruangan mereka.

"Na Jaemin-ssi?" panggil staff perempuan itu membuat semua member menoleh. Jaemin yang hendak mengambil ayam goreng tepung segera mengurungkan niatnya.

"Ne?" jawab Jaemin.

"Ada seseorang yang mencarimu,"kata staff itu sembari menunjuk keluar.

"Siapa?" tanya Jaemin bingung. Seingatnya ia tak punya janji dengan siapapun. Namun ia segera beranjak keluar, tidak mau membuat staff di depannya menunggu. Ada seorang staff laki-laki satu lagi di depan. Ia menunduk pada Jaemin lalu mengajaknya keluar dari lokasi itu. Jaemin terdiam sejenak. Ia tak boleh semudah itu percaya. Tapi karena staff itu memakai kalung tanpa pengenal Mcountdown, ia memilih untuk menurut. Mungkin saja yang menemuinya orang penting karena itu staff sampai menghampirinya.

Jaemin melangkah di belakang orang itu melewati lorong tempat para artis lain keluar masuk ruangan mereka. Sesekali ia tersenyum dan membungkuk pada siapapun yang menyapanya. Ketika sampai di belokan keluar gedung, Jaemin merasa ditarik dan dibekap seseorang. Ia meronta namun setelah melihat ternyata Taehwan yang menariknya, ia mengurungkan niatnya. Taehwan menempatkan telunjuk di depan bibirnya, menyuruhnya untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

"Kemana anak itu?" kata seseorang yang terdengar lewat walkie talkie Taehwan.

"Tadi aku sudah membawanya,"

"Bodoh! Harusnya kau menempatkannya di depanmu!"

Jaemin tertegun sejenak. Hampir saja, ia tertipu. Jika ia dibawa mereka, habislah sudah. Taehwan kembali memakai walkie talkie nya. Jaemin sudah cukup mengerti apa yang terjadi. Ia segera membawa Jaemin ke satu ruang tunggu yang kosong. Mendudukkannya di satu bangku. Jaemin pasti terkejut, tentu saja. Hampir saja ia celaka.

"Sudah hyung bilang jangan pergi sendiri dulu, ajak salah satu membermu," kata Taehwan mengingatkannya lagi. Ia mengangsurkan botol air minum pada Jaemin yang masih terdiam. Jaemin meminumnya untuk menenangkan diri. Sudah lama sejak kejadian itu dan segalanya aman rupanya justru membuat Jaemin lengah. Bahaya tak berhenti mengintainya, tentu saja harusnya ia tahu mengingat ia sering melihat Taehwan berkeliaran di sekitarnya.

"Tadi itu siapa, hyung?" tanya Jaemin setelah sedikit lebih tenang.

"Entahlah, yang jelas mereka musuh,"

REVENGE [✓] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang