Ex - Nineteen

264 31 2
                                    


Disini Yoongi sedang berdiri bersandar pada dinding rumah sakit menunggu seseorang yang baru saja masuk itu keluar, ia ingin berbicara sedikit dan mengorek lebih dalam tentang semua hal yang ia tidak ketahui.

Terhitung hampir setengah jam Yoongi berdiri disana sebelum pintunya terbuka dan menampilkan sosok yang sedari tadi ia tunggu, lantas Yoongi tanpa senyum sedikitpun menyeret wanita itu untuk ikut masuk ke dalam ruangannya.

"Tapi dok saya udah dikasih ob—-

"Sooyoung kan? Lo Sooyoung?" Yoongi tersenyum sinis lalu duduk di kursinya tepat di hadapan Sooyoung wanita yang ia incar sedari tadi. "Gue Yoongi."

"Iya kenapa ya?"

"Brengsek." Yoongi memukul mejanya sendiri lalu menghela nafas sebentar untuk menetralisir emosinya yang menggebu di pucuk kepala. "Lo selingkuhan Taehyung?"

Lalu Sooyoung seakan terkejut dan terdiam, menunduk sembari mengusap
perutnya pelan. Ia begitu takut akan Yoongi yang sedang menatapnya penuh benci seakan Sooyoung adalah santapannya sore ini.

"Gue ngga ngerti apa sih yang lo cari dari Taehyung? Ngga ada cowo lain yang mau sama lo, ya?" ucapnya tanpa ragu sedikitpun. "Sebenarnya Jeongguk udah larang gue buat berurusan sama lo, tapi makin lama kenapa lo makin ngga punya malu sih? Heran."

Kakinya gemetar menggantung begitu ribut di bawah meja, dahinya berkeirngat dan jantungnya hampir lepas kalau saja Yoongi tidak memberi jeda sebentar untuk tertawa.

"Gue ngga akan minta lo buat tinggalin Taehyung, gue juga ngga akan suruh lo buat serahin Taehyung ke Jeongguk lagi. Tapi gue mau alesan yang jelas kenapa harus Taehyung?" Yoongi mendekat, menggeser kursinya hingga tepat ada di hadapan Sooyoung. "Jawab."

Dan sore itu mungkin jadi hari yang paling buruk untuk Sooyoung sebab harus mengingat penyesalannya dulu yang sudah merebut Taehyung dan menjadikannya sasaran untuk menutupi kesalahannya, menjadikan Taehyung seolah olah penjahat yang melecehkannya kala itu.

Begitu juga dengan Yoongi yang tidak bisa berkata kata sebab kehabisan suara untuk menanggapi tiap kejadian yang diceritakan secara detail, ntah bohong atau tidak yang jelas ini obrolan paling gila seumur hidupnya.

Lalu telfon Sooyoung berdering menandakan Taehyung sudah sampai dan siap untuk mengantarnya pulang, meninggalkan Yoongi yang masih terdiam di ruangannya sembari menarik rambutnya sendiri karena frustasi. Jeongguknya yang begitu ia sayang mengapa harus dapat jalan hidup yang bertolak belakang dengan sifatnya, Jeongguk itu cengeng tapi dipaksa tegar dalam keadaan sejahat ini.

"Gi lo goblok banget, tolol lo ngga tau Jeongguk nahan ini berbulan bulan anjing lo kemana aja."










[]











"Gi sumpah?"

"Gue males bohong sama lo seok."

Hoseok terdiam meminum minumannya sendiri yang mendingin sebab terlalu lama diabaikan, Yoongi terus berbicara semua yang ia dengar lewat mulut Sooyoung tentang penyesalannya dahulu dan Hoseok luar biasa terkejut.

"Separah itu?"

"Obsesi kayanya seok, gue tau Taehyung ganteng."

"Asu jahannam banget anjing."

Sama seperti Yoongi, Hoseok pun ikut terkejut dan tidak bisa memberikan komentar apapun tentang semua yang terjadi. Tentang Taehyung, Jeongguk, dan Sooyoung. Semuanya sulit dimengerti dan benar benar di luar pikirannya sendiri, ia kira Taehyung sejahat itu tapi nyatanya hanya jebakan.

"Terus gimana?"

"Bantuin gue ayo selesain semuanya."

"Caranya?"

"Minta rekaman cctv hotelnya."














[]













"Jadi mampir ke minimarket gguk?"

"Jadi kak, stok susu abis."

Lalu Namjoon segera memberhentikan mobilnya tepat di parkiran dekat minimarket, menyuruh Jeongguk untuk segera turun dan menemaninya untuk masuk ke dalam. Seokjin bilang ia ingin menunggu di mobil saja dan menitip satu jelly pada Namjoon.

Kini mereka berdua masuk berdiri di depan lemari es dengan tangan Jeongguk yang memegang keranjang belanja, Namjoon banyak memasukkan makanan kecil dan beberapa jelly untuk Seokjin sedangkan Jeongguk benar benar memilih susu pisang untuk ia beli.

"Kenapa suka susu pisang gguk?" tanya Namjoon. "Adik gue juga dulu suka sampe gue bangkrut stok nya."

"Karena enak, selera adik lo tinggi berarti kak." jawabnya dengan tawa dan membuka satu susu pisang untuk ia minum segera. "Emang lo ngga suka?"

"Ngga, Seokjin suka tapi."

"Cie cie."

"Udah jalan dua tahun ngga usah di cie ciein lagi, telat."

Dan keduanya tertawa di sudut ruangan dengan mata yang saling memandang, sesekali Jeongguk akan memaksa Namjoon untuk menegak susu pisangnya atau menebak berapa isi jelly dalam satu bungkus. Keduanya terlalu asik sampai tak menyadari kalau ada pelanggan yang baru saja masuk dan berdiri tepat di sebrang mereka.

Jeongguk berhenti lalu mencubit lengan Namjoon dan berjalan sebelum melihat eksistensi Taehyung dan Sooyoung yang tengah memilih sekotak susu bergambarkan wanita hamil disana, Taehyung melihatnya tapi memilih abai begitu juga Sooyoung.

Jeongguk sempat berhenti sebentar karena belum terbiasa dengan pemandangan seperti ini, masih terkejut sebab rasanya baru kemarin ia dikhianati dan sekarang lelaki itu sudah bisa berpergian berdua tanpa takut.

"Jangan diliatin." kata Namjoon. "Jalan aja ayo."

Awalnya Jeongguk menurut dan mulai beranjak pergi menuju kasir, tapi diluar kepala Sooyoung memanggilnya, menyebut namanya seramah mungkin dengan senyuman manis. Namjoon sempat maju satu langkah berusaha untuk menjauhkan Jeongguk dari keduanya, tapi dengan cepat Jeongguk justru menghadang dan membiarkan Sooyoung untuk menghampirinya.

"Hai, belanja juga ya?" balasnya. "Apa kabar Sooyoung?"

"Baik kak, kak Jeongguk gimana?"

Astaga tuhan .... Jeongguk manusia yang terbuat dari apa memangnya, makhluk sekuat apa yang masih bisa tersenyum di keadaan seperti ini. Namjoon hanya menghela nafas bahkan tidak bisa berbuat apapun melihat adik kecilnya menahan tangis sekuat yang ia bisa, tidak bisa mengerti apa yang ada di kepalanya hingga menanggapi semua yang Sooyoung bicarakan tanpa gugup sekalipun.

Sementara Taehyung juga diam ditempatnya dan enggan menyusul Sooyoung yang menghampiri Jeongguk disana, Taehyung hanya bisa melihat eksistensi keduanya yang begitu akrab seperti tidak ada kesalahan apapun yang tercipta. Mulai sekarang juga Taehyung akan membiarkan siapapun memaki dirinya sebab begitu bodoh melepas Jeongguk yang berhati malaikat dan lembut tanpa dendam.

"Tujuh bulan kak." jawabnya

"Oh cepet banget haha, sehat sehat ya lo jangan makan macem macem."

"Iya kak."

"Yaudah gue pergi ya? Udah sore soalnya." Jeongguk mengusap bahu Sooyoung sebagai salam perpisahan lalu melirik Taehyung dan tersenyum. "Tae, gue duluan ya."

Dan saat itu juga Taehyung seperti gila dan hilang akal sampai Jeongguk hilang dari pandangannya, matanya tidak bisa fokus bahkan hanya diam seperti benar benar hilang arah. Jantungnya berhenti berdetak seakan semua organ tubuhnya malfungsi.

"Jangan gimi gguk."











[]

Ex - V𝓀𝑜𝑜𝓀 ☽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang