Ex - Thirty Three

309 31 9
                                    

Recommend to play That one that got away - Brielle von hugel



Jeongguk terduduk pada kursi di sebelah air mancur tepat di halaman gedung pernikahan kakak angkatnya, melamun sekitar satu setengah jam sebab kepalanya pusing jika melamun di dalam yang sesak akan tamu tamu undangan.

Ntah apa yang ia pikirkan setelah bertemu Taehyung dan juga putra tunggalnya barusan, namanya Aksa dan Jeongguk masih jelas hafal bagaimana wajahnya. Taehyung benar benar menuruni anugrah ketampanannya pada Aksa yang serius mirip ayahnya sekali.

Menghela nafasnya berkali kali bahkan kepalanya yang terus mendongak menatap ribuan langit di atas sana yang sedang mengasihaninya, hanya bisa berkeluh kesah dalam hati seakan mulutnya bisu. Mingyu dan yang lainnya juga membiarkan Jeongguk untuk mengais nafas meski sebentar dan meninggalkannya sendiri.

Namjoon juga sempat menepuk bahunya dan bilang jika "jangan dibawa stress, pelan pelan aja gguk" dan itu sedikit membuatnya lebih tenang. Belum lagi Yugyeom dan Seokmin yang berjanji mengawasi Taehyung untuk tidak mendekat barang sejengkal pun.

Tapi itu semua omong kosong karena sosok yang sedang ia pikirkan sampai kacau sedang berada di sebelahnya duduk dengan menatap Jeongguk seakan sedang menyihirnya begitu kuat sampai rasanya Jeongguk berdebar, kacau.

Matanya menusuk meminta balasan namun Jeongguk masih terus tersakiti ketika melihat Taehyung tepat dimata, memori dimana Taehyung yang mengkhianatinya terus terulang. Ini gila, hampir setengah hidupnya terpatri pada sosok brengsek.

"Sorry kalo gue buat lo ngga nyaman, maaf juga soal gue yang tiba tiba."

"Bukan salah lo, gue yang tiba tiba disini."

Jeongguk akhirnya menoleh dengan nafas menggebu seakan tertahan bertahun tahun dalam relung dadanya, gelagatnya seperti bingung dan sangat berhati hati.

"Jeongguk apa kabar, gimana hari lo, gimana makan lo, tidur lo, masih suka pilek atau ngga selama ini."

"Bukan urusan lo dan gue ngga perlu jawab semua." begitu ucapnya tapi seolah Jeongguk ingin sekali berteriak memberitahu hidupnya yang tidak baik baik saja, harinya kacau, makannya sedikit, tidurnya pun tidak teratur bahkan setiap pagi ia masih sulit untuk bernafas.

"Oke sorry——

"Berhenti kek, berhenti bilang maaf gue bosen sumpah."

"Terus maunya gue bilang apa?"

Menoleh sekali lagi melihat sosok disebelahnya yang seakan menunggu jawaban, Jeongguk sendiri bingung apa yang harus ia tanyakan atau haruskah ia membahas Sooyoung?

"Ngga usah ngomong, sana pergi."

"Jeongguk gue tahu lo penasaran tentang ini dan gue sedia buat jawab semuanya, tentang hidup gue selama ini setelah ditinggal lo, gue yakin lo mau tahu." tangannya tercekal kuat menahan dingin dan gugup sekalipun, matanya tak lepas menatap wajah bak
malaikat itu dari samping. "Gue diusir bunda dari rumah terus tinggal di kontrakan kecil deket rumah Jimin, Aksa hidup sama gue dari dia lahir setelah Sooyoung meninggal."

"Jangan bercanda."

"Liat gue, tatap gue. Muka gue keliatan bercanda?" dapat, Taehyung dapat melihat mata bulat itu secara utuh selagi ia menghipnotisnya untuk tetap diam. "Dan selama itu juga gue tunggu lo, I'll be waiting for you for a long time Jeongguk."

Air matanya jatuh menetes membasahi pipi bulat yang dulu selalu ia puja, matanya enggan berkedip dan membiarkan tetes demi tetes itu jatuh secara perlahan membuat Taehyung mau tak mau mengusapnya.

"Gue selalu tanya kak Yoongi tentang lo dan hidup lo, dimana lo tinggal, dirumah mana lo hinggap, tempat tidurnya nyaman atau ngga buat lo tidur sampai pertanyaan apa disana punya toko es krim yang enak buat lo kunjungi tiap waktu."

"Stop."

"Worry everything about you, everytime. Gue masih khawatirin lo lebih daripada hidup gue sendiri, kalo lo mau tahu lo masih jadi yang nomor satu buat gue. Aksa patut cemburu karena ada lo di tingkat paling tinggi orang yang gue sayang." tangannya berhenti mengelus bilah bibir tipis dengan mole di bawahnya, ia usap perlahan selagi terus bergumam. "Gue harap lo ngga akan tinggalin gue lagi meskipun sebentar, gue takut bener bener takut lo pergi selamanya ngga pernah balik."

Tapi sesaat kegiatan keduanya terhenti kala seseorang yang meneriaki nama Jeongguk dengan lantang, ada lelaki yang berdiri di ujung sana dengan bucket bunga dan tas besar yang ia jinjing. Tatapannya teduh melihat Jeongguk lalu berlari menghampiri keduanya di kursi taman.

Jeongguk pun lantas mengusap air matanya dan bangkit menuju lelaki yang Taehyung tak kenal sama sekali, wajahnya asing bahkan tatto banyak terhias di sepanjang lengan. Jeongguk memeluknya dengan erat lalu tertawa dan menerima sebucket bunga.

Taehyung diserang degupan jantung yang begitu besar, bertubi tubi menyerang dadanya hingga berkedip pun ia tak sanggup. Jeongguk baru saja berpelukkan dengan orang lain di hadapannya secara langsung.

"Tae kenalin ini Christian panggilnya ian, dia pacar gue."









[]









Taehyung terduduk di sudut kamarnya dengan lampu remang yang sengaja ia redupkan sebab tak mau melihat refleksinya sendiri yang kacau, benar benar masih begitu terkejut melihat kejadian tadi yang luar bisa buatnya pusing.

Bahkan Jimin turut prihatin dan tidak berani bertanya apapun, hanya mengantarnya pulang lalu memberi tepukan pada bahu sebagai pemberi semangat. Tapi Jimin tahu hal itu sama sekali tidak berguna kala dunia yang selama ini Taehyung nanti berhasil menjadi dunianya orang lain.

Harta berharga yang selama ini Taehyung nantikan tiba tiba berhasil direbut orang lain yang sama sekali tidak ia kenal, seseorang dengan lengan bertatto dan jaket kulit hitamnya yang menempel apik, Taehyung bahkan lupa siapa namanya.

Tidak menangis, tidak juga tertawa. Hanya menatap lantai dingin dan jari kakinya yang bergerak kecil. Bahkan Aksa yang mengajaknya bicara selalu dibalas sebisanya selagi kesadarannya masih terkumpul.

Kini Taehyung tidak tahu harus bercerita kepada siapa selagi tempatnya pulang hilang dalam sekejap, bertahun tahun berpikiran positive jika Jeongguk pasti akan pulang dan kembali menjadi tempatnya berteduh tapi itu semua hanya ilusi sekarang.

Pipinya diraih oleh tangan mungil lalu diusap perlahan, Aksa masuk dalam pelukannya menepuk pipi Taehyung perlahan sambil memanggil namanya berulang kali.

"Kenapa sa?"

"Aya mam!"

"Aksa mau makan?"

"No no no, aya mam butan sa!"

"Kenapa ayah disuruh makan?"

"Pipi ketil nda taya sa mbul! Mam aya."










[]

Hi, maaf ya aku slow update karena lagi siapin pdf buat dibagi bagi hihi. Soon ya guys, hope u like it! 🙌🏻

Ex - V𝓀𝑜𝑜𝓀 ☽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang