Ex - Twenty Eight

324 34 3
                                    



One months ago

"Jim skip dulu gue harus jagain Aksa, lagi rewel banget."

"Butuh bantuan?"

"Ngga usah jim lo fokus sidang aja."

Taehyung meletakkan telfonnya setelah selesai berbincang dengan Jimin lalu bergegas untuk mendinginkan susu yang sudah ia buat untuk anaknya, "Iya sebentar dulu susunya panas ayah dinginin dulu."

Semenjak bayinya lahir Taehyung harus dengan sigap merawat ini dan itu sendirian karena sialnya Sooyoung harus meninggal sebab pendarahan hebat dan salah satu yang hanya bisa diselamatkan, Taehyung memilih bayi sebagai opsi yang tepat karena masih begitu kesal dengan kenyataan jika dirinya dijebak.

Tapi apapun itu Aksa tetap anaknya sendiri yang harus ia rawat meski dunia membencinya, Taehyung diusir dari rumah sebab ketahuan mempunyai anak dari hasil perselingkuhan, bundanya murka dan menampar Taehyung berkali kali begitu juga ayahnya yang memilih acuh sebab tak bisa berkata apapun lagi.

Sejak saat itu juga berita beredar begitu cepat dimana Sooyoung yang meninggal sebab melahirkan dan Taehyung yang mempunyai anak, mereka semua langsung bisa menyimpulkan jika ini dua hal yang berhubungan erat. Ia hampir dikeluarkan dari kampus jika saja Jackson tak berlutut dan memohon untuk membiarkan Taehyung tetap berkuliah disini.

Semua membenci Taehyung tanpa mau tahu apa yang sebenarnya terjadi, semuanya pergi membiarkan Taehyung kepayahan seorang diri. Meski begitu untungnya Jimin, Jackson, dan juga Jaehyun masih tetap setiap bahkan sesekali ikut membantu Taehyung merawat bayinya.

Jimin bilang Aksa persis mirip Taehyung seperti benar benar hanya anaknya seorang diri tanpa Sooyoung, apa yang wanita itu turunkan pada anaknya sebab benar benar mirip Taehyung. Jackson juga mengagumi paras Aksa yang kentara tampan dan bisa ditebak bagaimana masa mudanya yang bisa memacari banyak perempuan.

Taehyung memilih tinggal di kontrakan kecil dekat dengan perumahan Jimin agar mama park bisa membantu menjaga Aksa selagi Taehyung sibuk kuliah semester akhirnya, beruntung juga mama park sama sekali tidak risih dan terganggu bahkan menyayangi Aksa seperti cucunya sendiri.

Jimin juga sempat kesal sih karena ia yang jadi dipaksa untuk cepat cepat menikah karena mamanya tidak sabar menimang cucu.

"Rewel, jagoan ngga boleh rewel." Taehyung merapihkan helai demi helai rambut hitam
legam milik anaknya, ia kecupi beberapa di dahi dan tersenyum. "Bagus mukamu mirip ayah, pacarnya banyak nanti."

Hanya itu yang terus menerus Taehyung lakukkan agar tetap hidup, menghibur dirinya sendiri dikala semesta menindasnya. Seakan segala upaya untuk menangis, marah, dan menyerah bukan opsi yang tepat untuk dilakukkan. Nyatanya ia hanya cukup bahagia dan bahagia menikmati hidup.

"Nanti ayah kuliah kamu sama oma ya, ngga boleh nakal nanti ayah pukul." begitu katanya tapi berbanding terbalik dengan perlakuan halusnya yang menepuk bokong Aksa agar tertidur. "Cepet gede sa, susumu mahal tau."









[]












"Sam ngga usah gue bisa sendiri."

Jeongguk tersenyum lalu memasuki mobilnya untuk pulang kembali setelah mengurus semua keperluan sidangnya, ia sempat khawatir sebab hari ini sedang mendung jadi harus buru buru agar dirinya tak kebasahan saat turun dari mobilnya.

Sudah satu bulan tepat Jeongguk ada di Finlandia, negara yang sama sekali asing bagi Jeongguk namun mau tidak mau ia harus menyesuaikan dirinya disini. Bagaimana hidupnya berubah drastis tanpa siapapun orang yang ia kenal, hanya Samuel teman baik Namjoon yang selalu menolongnya.

Bahkan Yoongi juga terus mengirim pesan padanya lewat sosial media manapun sebab Jeongguk yang mendadak hilang, ia hanya meminta maaf lagi dan lagi sebab sudah ingkar janji. Jeongguk juga berjanji untuk cepat cepat menyelesaikan kuliahnya dan pulang.

Seperti memang tahu tujuan Jeongguk pergi, Yoongi maupun Hoseok tidak pernah berkata apapun tentang Taehyung, tidak pernah menyinggung namanya bahkan terlalu kentara menghindari. Itu bagus, benar benar bagus agar dirinya cepat melupakan, tapi di satu sisi Jeongguk begitu penasaran apa yang terjadi setelah semuanya yang ia tinggalkan disana.

Bagaiman hidupnya, reaksi orang orang, rupa anaknya, dan acara pernikahan mereka. Jeongguk hanya tersenyum kalau tiba tiba terpikir dan langsung menyibukkan diri dengan banyak hal, bukan benci malah Jeongguk sedang menghindari perasaan itu muncul.

Kehidupannya disini juga cukup baik karena semuanya terpenuhi berkat bantuan Samuel, Namjoon juga sesekali menelpon untuk mengecek keadaannya atau memberi uang saku. Sumpah demi tuhan di kehidupan selanjutnya Jeongguk yakin akan membalas semua yang Namjoon lakukkan untuknya, manusia sebaik itu harus dibalas dengan sejutan kebaikan lainnya.

"Oh iya kak Jeongguk udah sampe ngga di antar sam, dia sibuk."

"Langsung pakai baju hangat gguk, katanya disana mendung."

"Iya kak mendung, gelap banget."

"Perlu gue suruh Samuel temenin lo?"

"Kalem, gue gapapa."

"Hati hati ya."

"Iya kak."

Begitu percakapannya dengan Namjoon sehari hari, dirinya selalu ditanyai ini dan itu seperti Namjoon adalah ayah kandungnya. Omong omong tentang ayah Jeongguk juga sudah berpamitan lewat sambungan telfon meski ia menangis sebab sudah kurang ajar pergi tanpa pamit.

Dan untuk ibunya Jeongguk memilih diam sebab kondisinya masih begitu sensitif jika menyangkut Jeongguk, tapi Hoseok bilang perlahan semuanya akan kembali seperti semula.

Jeongguk duduk di sofa hitam legam miliknya, merebahkan punggung sembari memeluk bantal dan segelas coklat panas. Sebentar, coklat panas terus mengingatkannya pada sosok Taehyung sekarang, lagi dan lagi Jeongguk tidak dapat menghindar jika Taehyung selalu mengujinya meskipun wujudnya tidak nampak sama sekali.

Segelas coklat panas, Netflix, kasur, bahkan dapur sekalipun semuanya tetap ada Taehyung. Jeongguk sampai takut gila jika terus terusan begini, memikirkan suami orang yang tidak mungkin ia dapatkan kembali. Bodoh.











[]




TBC

Ex - V𝓀𝑜𝑜𝓀 ☽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang