Ex - Twenty four

283 35 1
                                    


"Ngga bisa gini terus gguk gue sayang sama lo."

Jeongguk hanya menghela nafasnya lalu meletakkan kembali susu pisang yang ia minum pada meja kaca yang ada di dalam apartement milik Taehyung, matanya memandang kosong pada Taehyung disertai senyuman yang sulit diartikan.

"Sooyoung 7 bulan ya? Sama kaya tante Nara dia juga 7 bulan." Jeongguk mengalihkan topik yang mana buat Taehyung menggeleng dan menggengam tangannya erat seolah bukan itu maunya.

"Jeongguk please, gue capek lo jauhin."

"Gue ngga pernah jauhin lo." jawabnya cepat disertai tumpukan tangan yang sama sama mengelus satu sama lain. "Tapi emang gini harusnya kan? Mantan-an. Ya gue tau mantan juga bisa deket tapi kita ngga."

"Bisa."

"Iya bisa kalo lo ngga lagi sayang sama gue, kalo lo udah lupa sama gue dan anggap gue sebagai Jeongguk temen lo, gue bisa bertindak biasa aja ke lo."

Berbanding terbalik, justru Taehtung yang sekarang mendengus dan melirik Jeongguk dengan sinisnya. "Emangnya lo ngomong gini yakin udah lupa sama gue? Dua tahun gguk lo sama gue ngapain aja? Empat bulan singkat, dua tahun ngga bisa kalah sama empat bulan."

"Gue ngaku iya, gue belum lupa sama lo. Tapi bukan berarti itu ngga mungkin, gue bisa lupain lo secepat yang gue mau."

"Gak, bohong," Taehyung bersandar pada sofanya sendiri dengan tawa yang terkesan meremehkan. "Setiap lo di kampus liat kursi taman apa lo ngga pernah inget sama gue? Di setiap jalan pulang dari kampus apa mungkin lo lupa sama gue? Bahkan gue yakin lo diem dikamar lo aja pasti keinget gue. Ngaku Jeongguk, gue tau seberapa sering gue tidur di atas kasur lo."

"Lo terlalu percaya diri soal ini, gue udah ngga inget apapun lagi tanpa terkecuali di kamar gue sendiri." Jeongguk mulai ikut tersenyun dan berjalan mengambil dua gelas air putih untuk keduanya, seperti biasa disaat keduanya beradu argumen ntah Taehyung atau Jeongguk selalu menaruh segelas air putih hangat untuk menahan amarah.

"Lo ngga bisa bohong di depan gue Jeongguk, air putih buat apa gue tanya? Katanya udah lupa tanpa terkecuali?"

Lalu tanpa aba aba apapun gelas kaca yang Jeongguk genggam mendadak jatuh dan pecah, Taehyung reflek menoleh dan tersenyum sebab usahanya untuk memancing berhasil. Jeongguk kalah atas dirinya sendiri yang tidak pandai membual dihadapan Taehyung.

"Gue tanya sekali lagi," ada jeda sebentar untuk Taehyung bangkit dan mendekat lalu menarik Jeongguk untuk menajuah dari kepingan gelas di bawah meja. "Apa hal yang lo inget tentang gue tiap lo ada di kamar?" jari jarinya halus mengusap punggung tangan Jeongguk yang gemetar. "Jawab."

"Ngga ada."

"Muka lo, bahasa lo, suara lo gue jelas hapal lo lagi bohong. Jeongguk gue bukan orang asing kan buat lo, gue udah lebih dari apapun itu."

"Ngga."

"Terus jawab ngga, gue semakin yakin lo belum bisa lupa sama gue."

"Ngga, Taehyung."

"Lo inget muka gue pas tidur di atas kasur lo? Iya?"

Plak!!

Reflek tangannya terangkat dan menampar Taehyung dengan begitu kuat, lalu keadaan jadi semakin hening dan hanya ada suara deru nafas satu sama lain yang memenuhi ruangan. Taehyung memegang pipinya sendiri yang panas dan mungkin memerah pekat karena Jeongguk.

Tapi apapun itu ia malah semakin jadi dan menarik telapak tangan Jeongguk untuk ia letakkan tepat di pipinya. "Tampar lagi kaya tadi, tampar sampe merah kalo perlu sampe berbekas tangan lo sekalian." ucapnya dengan penuh nafsu bahkan nafasnya yang memburu. "Mau sekeras apapun lo pukul gue, yang bisa gue rasain cuma satu Jeongguk, lo masih sayang sama gue."

Ex - V𝓀𝑜𝑜𝓀 ☽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang