Ex - Sixteen

260 34 0
                                    



After 2 months

"Jeongguk mau pake gula juga?"

"Ngga kak biasa aja."

Maka Namjoon sesegera mungkin menyajikan teh hangat untuk keduanya berbincang di pagi hari, teh hangat yang ditemani oleh sepiring ubi bakar lengkap dengan buku yang tersaji di atas meja.

Sejak dua bulan kemarin Jeongguk dan Namjoon seperti perangko dengan amplopnya yang terus menempel sampai tidak bisa berjauhan barang sedetik, Jeongguk selalu mencari Namjoon di tiap waktunya untuk bertanya tentang ini dan itu begitupun sebaliknya.

Dua bulan terakhir ini Jeongguk juga sering pulang ke Busan untuk menengok ayahnya juga ibu tirinya yang tengah mengandung janin berumur 5 bulan di perutnya, Jeongguk selalu membelikan susu bahkan perlengkapan lainnya untuk calon adiknya nanti. Ayahnya bersryukur mempunyai anak tunggal berhati malaikat.

Sedangkan ibunya dijaga oleh Yoongi dan Hoseok, bukan maksudnya untuk menelantarkan sang ibu tapi ibunya sendiri yang bilang butuh waktu untuk menerima semuanya dengan cara menjauh sebentar dari Jeongguk.

"Halaman berapa?"

"Belajarnya nanti dulu kak, masih pagi."

Dan Namjoon hanya mengangguk lalu mengusap kepala Jeongguk sebagai balasannya, keduanya nampak serasi jika sedang bersama. Kata Yoongi ia akan menyetujui apapun jika Namjoon dan Jeongguk segera berpacaran tapi hanya dibalas kekehan oleh keduanya.

Sejujurnya Namjoon sayang kepada Jeongguk tapi bukan sebagai seorang kekasih melainkan sebagai adiknya, Namjoon pernah kehilangan adiknya yang kebetulan mirip dengan Jeongguk. Maka dari itu Namjoon sangat menyayangi Jeongguk dan memperlakukkannya seperti adik kandungnya sendiri.

Itu juga yang membuat Jeongguk merasa nyaman dengan Namjoon, membiarkan dirinya di peluk, di rangkul bahkan sesekali di bubuhi kecupan di kepala. Jeongguk tahu kalau Namjoon hanya rindu sosok adiknya disini.

"Mau pulang ke kos kapan? Kakak antar nanti gguk."

"Iya harus antar pokonya soalnya gue kan adek lo."

"Iya sayang diantar nanti."

Namjoon juga terlampau sering memposting sesuatu jika sedang bersama Jeongguk seolah memberitahu kepada semuanya jika adik kecilnya kembali, sosok yang bisa ia manja sudah kembali hadir. Hal itu juga yang membuat Namjoon sudah sangat akrab dengan teman temannya, sering bermain bersama bahkan Namjoon seperti guru les yang terkadang mengajari mereka tentang tugas tugas kuliah yang sulit dipahami.

Belakangan ini juga Jeongguk seperti kembali pada masanya, kembali menjadi Jeongguk yang ramah dan murah senyum kepada semuanya. Seolah bebannya hilang setengah yang mengakibatkan tubuhnya juga pikirannya beralih lebih ringan.

Jeongguk bisa melampiaskan emosinya tanpa memikirkan apapun lagi, bisa melakukkan apa apa saja yang ia sukai, dan bisa tertawa hingga mengeluarkan air mata tanpa beban apapun. Jeongguk sudah kembali kepada Jeongguk yang dulu orang orang kenal.

50% perubahannya bisa dibilang karena Namjoon yang sering memberi motivasi dengan embel embel buku karya Haenim sunim sebagai landasan, memberitahu makna dari setiap katanya untuk dinasehati secara langsung. Namjoon bilang anggap saja sedang meditasi berdua dan bodohnya Jeongguk menurut.

Di kampusnya pun Jeongguk lebih merasa hidup sebab bisa kembali beraktivitas dan mengikuti banyak kegiatan selain menjdi koordinator futsal, ia bisa bergabung dengan anggota humas dan kemanusiaan, lalu bergabung menjadi anggota debat untuk mengisi waktu luangnya.

Semakin banyak aktivitas semakin mudah bagi Jeongguk untuk melupakan segala sesuatu yang menyakitinya di masa lalu, semakin sibuk Jeongguk seolah senang karena keuntungannya adalah jarang bertemu dengan Taehyung di kampus.

Ia tidak mau lagi ikut campur dengan urusan apapun yang bersangkutan dengan masa lalunya, tidak mau mencari tahu atau bahkan menelisik lebih jauh tentang hidupnya lagi. Bahkan playlist yang ia terima dua bulan lalu sudah jarang ia lihat sebab tertimbun oleh playlist lain yang Namjoon berikan setiap malam sebagai penghantar tidurnya.

Omong omong Jeongguk juga berhasil masuk ke dalam studio milik Seokjin selaku teman dari Namjoon dan beberapa kali ikut bernyanyi jika ada jadwal manggung, Jeongguk sangat senang karena temannya semakin banyak dan kemampuannya bisa di asah lebih tajam lagi.

"Gimana Geureum udah mau makan?" tanya Namjoon selagi tangannya sibuk membuka satu persatu halaman dibukunya.

"Udah kak kemarin aku suapin langsung eh dia mau makan."

"Mungkin itu efek dari ibu yang pergi jadi Geureum ngerasa kesepian, sering sering ditemenin biar Geureum ngga stress."

"Iya kak."












[]








"Iya lo kan vokalis dodol."

"Gue kan ngga bisa nyanyi."

"Gue slepet pala lo kalo ngomong gitu terus."

Taehyung lantas tertawa dan mengangguk menyetujui saran Jimin untuk menjadi vokalis di acara tahunan kampus, ini agak aneh sebab biasanya Taehyung hanya menjadi gitaris atau bahkan orang di belakang layar tapi sekarang menjadi vokalis yang harus menampilkan seluruh eksistensinya di atas panggung.

Apapun itu ia tetap menerimanya dan bertingkah seolah baik baik saja padahal sejak dua bulan kemarin senyum yang ia tampilkan selalu palsu, candaan yang ia lontarkan itu hanya sekedar omong kosong.

Di tiap malam Taehyung masih tetap menyendiri merasa dunia memusuhinya seolah ia tersingkirkan, melupakan telfon genggamnya juga sebab semua media sosial yang ia punya tidak lagi senang ia tatap karena sosok Jeongguk dengan yang baru terus berkeliaran.

Taehyung tidak lagi ingin ikut campur, tidak ingin mengganggu lagi jika ini memang jalannya. Ia hanya berharap Jeongguk bahagia dan senang menjalani hidupnya walaupun dirinya sendiri belum tentu bisa melanjutkan hidup dengan selayaknya biasa.

"H-3 prepare apa yang perlu perlu banget tae." ucap Jackson sembari menenteng stick drumnya seusai latihan. "Lo ada lawan duet ya dari fakultas sastra ada yang ajuin diri, cewe."

"Iya."

"Nanti gue kasih kontaknya lo komunikasi aja dari situ buat lagu sama semuanya."

"Iya."

"Yaudah cabut gih, lo loyo banget males gue liatnya."





[]

Ex - V𝓀𝑜𝑜𝓀 ☽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang