5

35 7 1
                                    

Hari ini, Desi berangkat lebih awal, tepat pukul tujuh dia dan Ralia sudan menyusuri lorong koridor menuju kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, Desi berangkat lebih awal, tepat pukul tujuh dia dan Ralia sudan menyusuri lorong koridor menuju kelas. Desi mengambil tempat duduk di tengah-tengah, menurutnya itu yang paling nyaman. Seorang laki-laki menghampirinya.

"pagi Desi" sapa Arsya. "pagi...Ralia kan?" tanya Arsya pada saat ingin menyapa Ralia.

"iya, pagi juga" ucap Ralia "pagi Ar" ucap Desi.

Merekapun duduk, sambil sesekali berbincang. Satu persatu mahasiswa masuk ke ruangan hingga dosen ikut masuk dan proses pembelajaran dimulai dengan damai. Kini, dosen tersebut membuka sesi tanya jawab.

"Baiklah, saya akan memberikan pertanyaan kepada kalian, atau mungkin ada yang ingin memberi pertanyaan" tanya dosen itu, namun tak satupun dari mereka yang menyahut.

"baiklah jika tidak ada, saya saja yang memberikan pertanyaan" ucap dosen itu lagi membuat semuanya menegang. "dari yang sudah saya bahas tadi, menurut kalian mengapa anatomi dan fisiologi penting dalam perawatan?" tanya sang dosen.

sudah tiga menit waktu berjalan, belum ada juga yang membuka suara

"sepertinya kalian masih malu-malu untuk ajukan pendapat kalian, baiklah kalau begitu saya tunjuk" saat melihat absen tiba-tiba seorang mahasiswi sudah mengulurkan tangannya "baik, siapa nama kamu?"

"Terimakasih atas kesempatannya pak, saya Aqueena Desi Wijaya. Menurut saya, penting bagi perawat mempelajari anatomi dan fisiologi karena Kita perlu memahami bagaimana tubuh bekerja, jadi kita bisa memahami apa yang terjadi ketika sakit atau terluka, dan apa yang bisa kita lakukan,--- jelas Desi panjang lebar.

"itu kamu bisa, kenapa tidak dari tadi" ucap dosennya sambil geleng-geleng kepala. "baik Desi terimakasih. Untuk hari ini cukup sekian, saya harap kalian bisa lebih banyak membaca untuk memperluas wawasan. terimakasih" ucap dosen itu lalu keluar dari kelas.

Seakan sesuatu yang mengganjal di paru-paru mereka sudah lepas, hingga kini mereka bernapas legah. Demi apapun semenjak dosen menjelaskan tadi mereka diserang kantuk, tidak terkecuali Desi tapi untungnya kemarin dia membaca buku anatominya.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya membuat dia berbalik ke orang itu.

"udah cantik, pinter lagi, punya pacar?"tanya orang itu, menurut Desi itu aneh.

"tidak punya, dan tidak mau" ucap Desi lalu mengalihkan pandangannya ke ponsel.

"sombong banget sih, balik sini dulu dong cantik" teman sekelasnya itu dengan berani menarik dagu Desi.

Desi berdiri dan langsung menarik kerah baju cowok itu.

"ngapain lo sentuh-sentuh anjing!" jujur dia sangat tidak suka jika ada orang yang mengusiknya terlebih itu adalah orang yang tidak akrab dengannya.

Ralia dan Arsya melerai mereka. Arsya sudah menarik temannya.

"Rian! Gausah aneh-aneh! Jangan bawa kebisaan SMA mu kesini!" Ucapnya.

Story of Desi (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang