"Loh ayah, hp Desi dimana?" Tanya Desi saat akan turun dari pesawat.
"Nanti beli baru aja ya, kayaknya ketinggalan" ucap Wijaya.
Sebenarnya hp itu sengaja disimpan pada Jivan, dengan tujuan agar Desi tidak lagi berkomunikasi dengan Shankara.
Kini sopir keluarga Wijaya telah tiba, sekarang mereka menuju kediaman Wijaya.
"Ayah, jadi aku mengundurkan diri dari asrama?" Tanya Desi.
"Iya, Ralia bisa ikut sama kita?" Jawab Wijaya lalu melemparkan pertanyaan pada sahabat sang anak.
"Saya bisa aja om, lumayan juga ngurangin pengeluaran asrama hehe" ucap Ralia membuat Wijaya terkekeh dan Jivan geleng-geleng
"Yaudah kamu kita antar ke asrama dulu, kamu urus semuanya, jangan lupa kabari orang tua kamu juga. Ohiya om minta tolong beresin barang-barang Desi juga ya" ucap Wijaya dan langsung di iyakan oleh Ralia.
***
Sudah terhitung satu minggu sejak tibanya Desi di Jogja, seminggu pula masa pemulihan Desi, besok Desi akan kembali mengikuti PBM di kampusnya, sedangkan Ralia dan Jivan rutin mengikuti pembelajaran sejak tiba di Jogja.
"Gimana, besok sudah siap kuliah?" Tanya Wijaya ditengah kegiatan makan malam mereka.
"Sudah dong Yah" jawab Desi dengan antusias.
"Om, Desi, tadi Jivan bilang besok dia yang akan jemput, maaf juga udah 3 hari dia gak kesini soalnya harus urus surat-surat yayasan" ucap Ralia, Wijaya mengangguk sebagai respon sedangkan Desi tidak peduli.
"Bagus, tidak salah feeling Mamamu memilih Jivan" ucap Wijaya tertuju pada putrinya.
"Ini salah, Jivan anak kedokteran ayah" ucap Desi.
"Aku yakin kok Jivan bisa ngatasin semunya, dia kan cuman perlu kontrol gak harus turun langsung buat kerja" ujar Ralia.
"Benar kata Ralia, kamu harus percaya kalau keputusan mama mu benar" ucap Wijaya. "Dan besok kamu ikut Jivan" sambunya.
"Kemana?" Tanya Desi.
"Nanya mulu kayak wartawan, makan hayuk terus siap-siapin untuk besok, catatan kamu belum kuselesaikan semua" ucap Ralia membuat Wijaya terkekeh.
"Heh emang kamu kerjain catatan sama tugas aku?"
Tanya Desi.Namun Ralia tidak menggubris perkataan Desi. Akhirnya ritual makan malam pun selesai. Kini Desi Ralia masuk ke kamar, sedangkan Wijaya ke ruang kerjanya.
***
"Ralia minta tolong liatin yang mana aja yang belum selesai?" Tanya Desi, kemudian Ralia menunjukkan tugas sert catatan yng harus Desi selesaikan.
"Nah yang ini biar aku bantu ya" ucap Ralia.
"Eh gak usah" tolak Desi.
"Gabakalan selesai kalau gak dikerjain bareng Desi" ucap Ralia kemudian mengambil kotak alat tulisnya dan mengerjakan gambaran tugas anatomi Desi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Desi (completed)
RomansaAqueena Desi Wijaya hampir menginjak 18 tahun, memutuskan untuk berkuliah di luar kota kelahirannya. Gadis yang ramah namun memiliki perasaan cinta yang beku karena pernah mencintai dengat amat lalu tersakiti dengan sangat membuatnya mati rasa dalam...