"Muka kamu kenapa gitu?" tegur Pak Asuma melihat wajah Sakura yang muram. Membuat gadis yang sedang menuruni tangga itu tersentak sadar dari lamunannya.
"Enggak, Pak. Cuma laper," jawab Sakura memalsukan senyum.
Pak Asuma mengangkat dua alis, kemudian melengos. "Oh, Bapak kira kamu nggak suka piket giliran."
Sakura mengumpat dalam hati dengan wajah tersenyum. Memamg, ia tidak suka piket lorong. kalau partner kelasnya adalah Sasuke Uchiha. Sakura menatap lurus, Sasuke berjalan di depan bersama Suigetsu dan nampak asik bercanda.
Sakura menggerutu dalam hati. Melihat Sasuke yang damai sentosa, ia jadi kesal. Kayaknya cuma Sakura yang terbebani karena harus satu regu piket giliran dengan Sasuke. Sedangkan cowok itu santai-santai saja. Bahkan cenderung tidak peduli.
Konoha High School mungkin cuma satu-satunya sekolah di Isekai yang menerapkan piket giliran. 6 murid masing-masing kelas dari semua jurusan dan dikumpulkan untuk membersihkan koperasi dan gudang, serta budi daya lahan pertanian.
Tapi kenapa coba Sakura dan Sasuke harus satu regu?
"Ra, abis selesai bersih-bersih mau ikut ke Gelato nggak?" sambar Kiba berjalan di belakang Sakura.
"Hm? Siapa aja yang ikut?" sahut Sakura menoleh.
"Gue, Chouji, Ino, Rock Lee, terus ini mau ngajak Sasuke."
Ekspresi Sakura berubah seketika. "Nggak deh."
"Lah, kenapa? Ada Ino loh,"
Sakura kembali menggerutu dalam hati. Males banget bahkan walau cuma membayangkan Sasuke ikut. Ah sialan, Sakura ingin menghilang saja ke Antartika. "Enggak deh, gue mau cari makan aja. Gelato kan es krim doang,"
"Oh, mau ke WBD dulu bisa kok."
Aduh, gimana nolaknya coba.
"Gue udah janjian sama anak MAN Isekai."
Kiba mengangkat alis, kemudian mengangguk paham. Tapi pandangan cowok itu tidak lepas dari Sakura, seakan sedang menilai.
Rombongan piket giliran pun berhenti di bagian belakang sekolah. Pak Asuma segera membariskan siswa sesuai kelas. Sakura mengambil barisan agak ke belakang, sedangkan Sasuke berdiri di paling depan, di samping Suigetsu.
"Ngeliatinnya jangan gitu-gitu amat, neng."
Sakura tersentak kaget. Gadis itu refleks menoleh saat Rok Lee berbisik tepat di belakang telinganya. "Napas lu bau jigong anjir, bikin merinding!" bisik Sakura mendelik tajam.
Rock Lee tersenyum lebar. "Cemburu ya liat Sasuke sama Karin?"
Raut wajah Sakura seketika berubah. Gadis itu mendecak dan melengos begitu saja.
Benar. Di mana ada Suigetsu dan Sasuke, di sana ada Karin Uzumaki. Ia tiak tahu kenapa undiannya bisa pas. Cuma kurang Jugo saja, mereka lengkap.
Sakura tahu mereka teman Sasuke dari jurusan IPS. Tapi sudah menjadi rahasia umum kalau Sasuke dan Karin dekat. Banyak desas-desus yang bilang Karin menyukai Sasuke, ada juga yang bilang sebaliknya.
Ah sialan, semakin dipikirkan semakin memancing emosi.
"Silahkan kelas 10 sampai 11 IPA piket di gudang. 11 IPS sampai kelas 12 piket di koperasi. Jam 4 nanti, silahkan bersih-bersih diri, terus absen ke saya. Paham?"
"Paham, Pak."
Barisan piket pun dibubarkan. Tiap siswa segera menuju ke kaplingnya masing-masing. Sasuke terpisah dari Suigetsu dan Karin. Hal itu yang membuatnya bergabung dengan ragu piket dari kelasnya.
Sakura memulai dengan mengangkat barang. Cewek itu memindahkan tumpukan koran dan menjadikannya satu ke sebuah kardus.
"Gue bawain sini, Ra. Lu ambil kemoceng aja,"
Sakura menoleh, Rock Lee nampak sudah siap memberi bantuan. Gadis itu pun mengangguk dan memberikan kardus kumpulan koran pada Rock Lee.
Sakura beralih membersihkan meja dengan kemoceng. Kali ini Rock Lee kembali datang membantu Sakura membereskan meja. Dan itu lah yang membuat Sasuke muak.
"Apa?"
Sakura menoleh saat Sasuke menyodorkan sapu. Gadis itu mengernyit tak paham melihat Sasuke yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Bantuin Kak Anko sapu-sapu deket kipas." kata Sasuke.
Sakura terdiam sejenak, lalu memutar bola mata malas. Pada akhirnya ia menukar sapunya Sasuke dengan kemoceng dan berjalan ke dekat kipas. Rock Lee yang melihat itu pun seketika tersenyum.
"Alah sia boi, cemburu amat?" godanya jahil.
"Lo bikin rusak pemandangan." balas Sasuke singkat.
Rock Lee sontak mengulum bibir ke dalam, dan berusaha tersenyum di dalam hati. Pantas Sasuke tidak terlalu akrab dengan teman kelas sendiri. Orang yang ada di sekitarnya selalu kena mental kalau bicara dengan cowok itu.
***
Naruto melirik saat Sakura nampak keluar dari gedung sekolah bagian dalam. Cowok yang sedang duduk di atas motornya itu seketika langsung menyodorkan helm. "Udah selesai piketnya?"
"Udah. Anak-anak yang lain pada lanjut ke Gelato." kata Sakura meraih helm itu.
"Sini aku pasangin."
Sakura membelalak saat Naruto maju dan menarik pelan kaitan helm miliknya. Untuk beberapa saat gadis itu memalingkan wajah dan sedikit menahan napas. Situasi saat jari Naruto tak sengaja menyentuh dagunya membuat canggung.
"Udah. Yok pulang," kata Naruto mundur.
Sakura mengangguk singkat. Ia naik ke jok belakang dan berpegangan pada pundak Naruto. Naruto pun segera melajukan motornya meninggalkan lingkungan sekolah. Tanpa tahu Karin mengawasi mereka dari jauh.
Gadis berambut merah itu menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galileo | Sasusaku✔️
Fanfic[SERIES KE-3 OLIMPIADERS] Galau update status? Galau balas dendam di olimpiade, lah! Imbas sakit hati, Sakura Haruno memutuskan untuk menyibukkan diri dengan mengikuti berbagai macam olimpiade, baik yang kecil sampai tingkat nasional. Semua berjalan...