"Untung aja belom telat. Gue sama Pak Asuma udah mau berangkat ke dinas," omel Shikamaru sinis sembari merapikan berkas.
"Ya maaf. Namanya juga lupa," jawab Sakura.
Shikamaru hanya mendengus pendek. Cowok itu memisahkan berkas di tangannya, lalu menghitung dan mengecek kembali. Ia memastikan tidak ada bagian yang terlewat.
"Lo nggak ikut CCI, Ru?" tanya Sakura sembari Shikamaru mengecek.
"Kaga. Gue cuma jadi panitia. Yang ikut cewek gue."
Sakura mengangguk-angguk paham. Ya nggak heran kalau Shikamaru yang jadi panitia perwakilan KHS, toh dia dikenal sebagai tangan kanan Pak Asuma.
"Kalo nanti Temari kebanyakan main hape, ingetin ya, Ra. Temari harus banyak baca di sana. Persiapannya harus mateng."
"Iyaaa. Siap, Pak."
"Bapak kepala bapak kau bapak," dengus Shikamaru. "Udah, nih. Setor dulu gue sama Pak Asuma."
"Ya udah, udah lengkap kan? Gue langsung pulang abis ini."
"Sama Sasuke?"
"Hm?" Sakura mengangkat dua alis. Diam tak langsung menjawab.
Agak aneh juga, soalnya. Sakura tak pernah tahu kalau Shikamaru dan Sasuke dekat. Kalau yang Shikamaru sebut Naruto, masih agak masuk akal. Mereka partner antara ketua dan wakil ketua OSIS. Ya, habisnya kan Sakura tidak tahu Shikamaru dan Sasuke sama-sama didikan Nico Robin SMA One Piece.
"Enggak," jawab Sakura akhirnya. "Kenapa?"
"Hm. Gapapa," jawab Shikamaru melengos. "Dia nggak berulah, kan?"
"Hng? Berulah gimana?" Sakura mengernyit.
Shikamaru terdiam sejenak, tak langsung menjawab. "Kelas 11 mulai banyak drama. Gue cuma nggak mau itu ngerusak semuanya." jawab cowok itu, lalu pergi meninggalkan ruang OSIS begitu saja.
Sakura terdiam mendengar itu. Ia mematung tenggelam dalam pikiran sendiri. Tapi Shikamaru tak ada salahnya. Bukannya Sakura tak punya waktu untuk memilih? Semua ini harus segera diselesaikan. Ada tanya yang harus segera menemui jawabnya.
"Udah, Ra?"
Sakura tersentak. Naruto sudah berdiri di pintu ruang OSIS. Sakura pun tersenyum tipis kemudian mengangguk. "Udah, yuk."
Sakura dan Naruto beranjak keluar. Mereka mengarah ke parkiran, dan Naruto menyodorkan helm untuk Sakura. "Minggu nanti kamu kosong nggak, Ra?"
Sakura mengernyit tipis sembari memasang kancing helmnya. "Kosong sih kayaknya. Gak ada rencana keluar juga,"
"Hmm," Naruto mengangguk paham. "Nonton, yuk."
"Hng?" Sakura mengangkat dua alisnya, kemudian terdiam.
Ini Naruto ngajak jalan, kan? Seharusnya refleks Sakura adalah senang dan berdebar-debar. Tapi tidak ada euphoria itu di dalam diri Sakura. Apa mungkin, karena yang dia mau bukan Naruto.
"Yuk." jawab Sakura akhirnya, menarik senyuman tipis. "Nanti aku yang book tiketnya."
"Nggak usah, kali. Aku aja."
***
"Kan, apa aku bilang. Kamu pasti lolos."
Suara kekehan pelan terdengar di ujung telepon sana. Karin tersenyum tipis, ikut merasa senang mendengar bahagianya Suigetsu setelah dia berhasil lolos ke turnamen futsal antar daerah. Pertandingan yang kali ini memang memang cukup bergengsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galileo | Sasusaku✔️
Fiksi Penggemar[SERIES KE-3 OLIMPIADERS] Galau update status? Galau balas dendam di olimpiade, lah! Imbas sakit hati, Sakura Haruno memutuskan untuk menyibukkan diri dengan mengikuti berbagai macam olimpiade, baik yang kecil sampai tingkat nasional. Semua berjalan...