Chapter 21: Flashback (II)

167 20 2
                                    

Karin duduk menatap ponselnya, tak memperdulikan orang yang ada di sebelah kanannya. Ruang OSIS sepi. Dan Karin ada di sana bukan untuk mengikuti persiapan pencalonan menjadi Ketua OSIS seperti Naruto. 

"Lo suka sama Sasuke ya, Rin?"

"Orang gila," sahut Karin. Masih menatap pada ponselnya, dengan satu tangan menumpu dagu. 

"Tatapan lo beda pas tadi Sasuke nganterin Sakura balik."

"Kaga ada hubungannya, kocak." ujar Karin singkat. "Kalo gue suka sama cowok itu gue udah ga nunggu Suigetsu lah."

"Terus? Lo bakal lebih milih Suigetsu dari pada Sasuke?"

Karin tak menjawab pertanyaan Naruto. Gadis berkacamata itu sibuk berselancar di sosial media. Ia merasa pertanyaan dari sepupunya itu tak perlu dijawab. Toh, Karin menemani Naruto hanya sampai senior yang sudah punya janji dengan Naruto sampai demi membahas hal mengenai kaderisasi calon Ketua OSIS. Setelah itu Karin akan pergi untuk menghampiri dan menunggu Suigetsu latihan.

"Setelah... cerita di antara kalian?"

"Cerita apa?" Karin menatap Naruto malas, ia mendengus.  "Nggak ada cerita-cerita. Ga munafik dia emang ganteng, gue juga nyaman cerita sama dia. Tapi gue ga naksir. Kalo dia mau suka sama orang lain ya terserah."

"Bukannya lo jadiin dia pelampiasan?"

"Pelampiasan apaan, gila kali." Karin semakin kesal. "Gue ga berniat lebih, masa dua-duanya temen satu circle gue."

Naruto tertawa pelan. "Tapi lo kecewa, kan?"

"Dikit." jawabnya melengos kembali menatap ponselnya. "Nggak sih, mungkin lebih tepatnya takut kehilangan. Takut kehilangan temen cerita, soalnya gue cuma cerita ke dia. Ga ke Jugo."

"Emang itu bukan suka?" Naruto mengernyit.

"Bukan, nyet." Karin berdecak. 

"Kalo gue jadi lo sih, gue bakal berusaha dulu buat Sasuke."

Karin segera bangkit dari kursinya. Dia sudah tak peduli Naruto ingin bicara apa, cewek itu pergi meninggalkan Naruto sendirian. Gadis itu berjalan menuju ke lapangan futsal KHS. 

Karin tidak sebusuk itu.

Sasuke memang ganteng, mendapatkan dia pasti akan jadi suatu hal yang sangat beruntung. Namun tidak, Karin tidak serakus itu.

Sasuke memang bisa memberikan apa yang Karin mau, tapi apa yang Karin butuhkan ada di Suigetsu. Karin tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan yang akan menjerumuskannya ke drama yang berkepanjangan.




***

"Udah, makan dulu. Katanya laper?"

Sakura menyengir lebar. Cewek itu memang sudah lapar sejak siang, ia belum sempat makan karena ketiduran di perpustakaan.

Yah, pantas saja tadi waktu istirahat cewek itu tidak bersama teman sekelas mereka di kantin.

"Lu ga makan karena emang ga punya duit?"

Sakura yang sedang mengunyah mie ayam itu pun berhenti seketika dan kembali menyengir. "Hehe, tau aja gue lagi bokek."

Sasuke terkekeh pelan. Tangannya reflek mengusap pucuk kepala Sakura. Membuat gadis itu menatapnya heran. 

"Lo naksir sama gue ya, Sas?"

Sasuke yang tadinya sedang menyedot es teh itu mendadak terbatuk mendengar pertanyaan Sakura. Gadis itu pun tertawa puas melihat raut wajah Sasuke. Ketika sudah berhenti batuk, cowok itu langsung menjitak kepala Sakura, membuat gadis itu mengaduh.

"Jahat banget sih, lo! Labil banget, abis jadi malaikat langsung jadi iblis." keluh Sakura.

"Udah, cepet abisin makanan lo. Pulang gue mau belajar." 

Sambil mengunyah mie ayamnya, Sakura tersenyum meledek. "Cie, rajin amat anak olimpiade."

"Ga masalah itu. Gue mau ngerjain tugas artikel, bego." jawab Sasuke kemudian meneguk minumnya kembali. "Lo coba ikut deh,"

"Apa? Olimpiade?" Sakura menelan makananya. "Jangan deh, nanti lo kalah pinter sama gue."

Sasuke tertawa sambil menatap Sakura, menahan keinginan keras untuk menjitak cewek itu lagi. Membuat Sakura ikut tertawa.

"Ikut aja. Ga usah ngambil jatah gue," Sasuke menambahkan sedikit kecap ke mangkuknya, lalu mengaduk mangkuk itu. "Olimpiade tuh udah kayak setengah diri gue."

"Seberharga itu ya," Sakura mengangguk mengerti. "Eh, elu belajar mulu kan ya. Emang ga tertarik cewek? Tipe lo yang kayak gimana sih?"

"Kenapa?" Sasuke menyuapkan potongan bakso ke mulutnya. Unik memang, kayanya cuma Sasuke, Sakura, dan teman-teman mereka, anak sekolah internasional yang makan di pinggir jalan dari pada di kafetaria. "Lo mau nyoba jadi cewek idaman gue?"

"Bukannya tanpa gue nyoba, udah ya?"

Sasuke tertawa pelan. Cowok itu ga peduli sekarang apakah Sakura beneran suka sama dia atau engga. Di matanya, Sakura itu temen cewek yang selalu berhasil bikin dia ketawa bahkan ketika dia bukan tipe orang yang receh.

Bagi Sasuke, ada di orbit Sakura itu kayak...

mengeksplor sisi dirinya yang lain.

"Iya, tipe cewek gue yang rambut panjang emang."

"Emang iya?" Sakura menaikkan alis, terkejut. Ia tertawa pelan lalu kembali menyuapkan makanan ke mulutnya.




***

Konoha High School,

Akhir Semester Ganjil

OSIS Konoha High School selalu punya program kerja sebuah festival tiap akhir semester, entah apa pun itu temanya. Dan hari ini bukanlah pengecualian. Sekolah ramai di setiap sudut. Tak terkecuali lapangan basket yang jadi tempat pertandingan.

Sakura berdiri di pinggir sana, di antara para cewek yang mendukung Sasuke bertanding. Namun ia tidak sendiri, ada Ino di sana. Karena memang ini jatah kelas mereka bertanding melawan 12 IPS 1.

"Sasuke keliatan maksain ga sih, Ra?"

"Ha?" Sakura mengernyit mendengar ucapan Ino, memperhatikan cowok dengan surai hitam itu dengan jelas. "Iya, setau gue juga dia masih sakit."

"Bilang ke elo, ya?"

"Iya, demam anaknya." jawab Sakura. "Heran, kenapa ga minta dispen aja. Mending kelas kita bayar denda dari pada maksa—"

Bruk!

Sakura terkejut, ia berhenti melanjutkan kalimatnya. Disusul dengan teriakan beberapa cewek yang terdengar.

Sasuke terdorong hingga jatuh. 

Hingga tangan kirinya terinjak oleh pemain lain.




a/n:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a/n:

kalo dipikir-pikir anak khs gue kaga ada elit-elitnya ye makan bakso anjir

Galileo | Sasusaku✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang