"Ck, buruan. Keburu Madun naik haji nih,"
Sasuke tersentak sadar. Cowok itu sedikit mendongak lalu mengerjap-ngerjap menatap lurus pada cewek bersurai hitam legam di depannya. Sasuke menggaruk rambutnya yang tidak gatal, lalu menghela napas. "Eum, anu,"
"Apa? Anu lo dianu si anu?" balas Robin menaikkan satu alis.
"Ck, mulai deh lu," sahut Sasuke jengkel. "Gue naksir seseorang."
"Oh."
Sasuke dan Robin saling menatap, keheningan menerpa begitu saja. Sasuke masih menunggu reaksi Robin, sedangkan cewek bermata hitam itu hanya memandang lurus tanpa membuka mulut. Satu detik, tiga detik, lima detik.
Sasuke melotot marah.
"Elu gimana sih!? Gue ngomongin ini tuh sambil gemeter, mikir dulu lama. Eh reaksi lu cuma gitu doang!" amuk cowok itu kesal.
"Kalem anjir," balas Robin ikut mendelik. "Ya emang kudunya gimana? Paling enggak dalam hati gue udah bersyukur karena ternyata hati lo masih berfungsi."
Sasuke merotasikan matanya malas. Cowok itu melempar punggungnya ke sandaran kursi dan dua tangannya terlipat di depan dada, bibirnya pun sedikit memanyun. Sudah seperti adik kecil yang merengek pada kakaknya.
Salahkan Robin yang punya sikap kakak-able. Hampir semua orang yang pernah ikut olimpiade satu periode dengannya pasti akan mengingat nama cewek itu. Apalagi mereka yang satu tim dengan Robin, sudah jelas lengket.
"Gue seriusan seneng, kok. Lagian elo kan most wantednya KHS, tapi selama ini gak ada yang pernah lu gubris." kata Robin lebih tenang kini. "Eh bentar, jangan bilang yang mau lu omongin ini si Karin yang rambutnya merah itu ya."
"Ck, bukan itu elah." kata Sasuke maju. "Ini soal anak kelas gue sendiri. Sakura namanya."
"Ohhh," Robin mengangguk paham.
Dua remaja itu pun kembali dikepung sunyi saat Sasuke tak lagi berucap. Robin menatap datar pada cowok di depannya. Namun hatinya membatin, kenapa gak minta tolong sama sesama temen kelas aja coba? Kenapa gak minta tolong sama abangnya, Itachi? Duh.
"Lo tau kan, Sakura yang mana?" kata Sasuke mengetes.
"Kagak lah. Gue kan mantan murid MAN 1 bukan KHS. Lagian kita gak seangkatan, mana gue kenal sama temen kel—" Robin tersentak sadar. Cewek itu diam sesaat, mengerjap sekali lalu meneguk ludah. "Bentar, Sakura Haruno bukan?" katanya mengernyit.
Sasuke yang sedang menyedot bobanya menoleh, lalu mengangguk. Membuat Robin kembali melotot kaget.
"Si anjir! Dia kan satu kelompok sama Levy!" pekiknya pelan menyebutkan nama teman mereka yang juga mengikuti olimpiade sains. "Tapi anaknya keliatan pendiem gitu. Kalo lu mau pepet yang kayak gitu ya perang dingin lah kalian,"
"Cih, pendiem apanya. Orang dulu anaknya bawel, ngerjar gue banget. Sekarang aja ngejauhin gue gara-gara....." Sasuke menggulum bibir ke dalam, lalu menghela napas. "Ck, gue antagonis di sini."
Robin menghela napas. Dua tangannya terlipat di depan dada, maniknya menatap lama pada Sasuke. Berusaha memahami.
"Hm. Lu selalu kasar ke orang yang suka sama lo. Apalagi yang ngejar-ngejar lo banget. So I can guess, you do the same, right?"
Sasuke bergerak menggigit bibir bawahnya, seakan kehilangan kata. Robin yang segera paham hanya menghela napas panjang, cewek itu melemparkan punggung ke sandaran kursi dengan dua tangan yang masih terlipat di depan dada.
"Gue paham. Tapi inti masalahnya sekarang apa?" kata Robin bertanya.
"Naruto, ketos sekolah gue sekarang ngejar Sakura terang-terangan. Itu masalahnya."
Robin tersentak kaget. Matanya melebar bukan karena cerita cowok itu, melainkan kata 'ketos' dalam kalimatnya. Seharusnya petinggi OSIS KHS tidak boleh mengikuti OSN karena tahun ini KHS yang menjadi tuan rumah. Ini sangat mencurigakan.
Robin menghela napas, sedikit geram rasanya. Namun cewek itu berusaha untuk tetap bersikap tenang. "Jadi sekarang mereka deket. Terus lo nyesel. Jadi lo pengen mepet Sakura biar dia gak keburu oleng ke Naruto, gitu?"
Sasuke diam. Cowok itu memainkan jari sambil menatap ujung sepatunya di bawah meja, lalu menjawab pelan. "Gue gak merasa sepantas itu buat dapetin dia. Tapi paling enggak, gue cuma mau tau kalo dia tulus maafin gue. Gue cuma mau dia maafin semua kesalahan gue."
Robin mengerjap, lalu menarik sebuah senyum tipis. "Anak gue udah gede ternyata," ujarnya bangga. "Tapi agak geli."
Sasuke langsung mendongak kecil, "bangs—"
"Hm? Telat nih, gue?"
Dua remaja itu menoleh ke arah pintu, di mana suara serak datang mendekat. Sasuke sontak mendelik melihat Giyuu masuk bersama Light, Levy dan Tanjirou di belakangnya. Cowok itu langsung menatap lurus pada Robin.
"Lo yang manggil mereka?" tanya Sasuke menuduh.
"Iya. Masalah lo kan masalah kita juga." balas Robin ringan. Dan detik itu juga Sasuke tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galileo | Sasusaku✔️
Fanfic[SERIES KE-3 OLIMPIADERS] Galau update status? Galau balas dendam di olimpiade, lah! Imbas sakit hati, Sakura Haruno memutuskan untuk menyibukkan diri dengan mengikuti berbagai macam olimpiade, baik yang kecil sampai tingkat nasional. Semua berjalan...