the first meeting

613 82 13
                                    

"Non! Non Jiho! Jangan lari!!!"

Sore itu, Jiho terus berlari menghindari Pak Supir yang sekaligus ditugaskan untuk menjaganya dari dulu.

Bukan kali pertama hal ini terjadi, lebih tepatnya sangat sering.

Di jalanan yang banyak orang lalu lalang ini, Jiho terus berlari agar tidak tertangkap oleh Pak Didi.

Sementara itu, orang-orang dijalan yang melihat Jiho berlari, buru-buru mengambil handphone mereka untuk mengupdate sosial media.

"Anak perempuan satu-satunya dari Kim Bum — aktor senior yang sekarang terjun ke bidang politik, Kim Jiho, lagi-lagi terlihat sedang membuat masalah."

"Ah! Itu dia!" Jiho melihat seorang lelaki berdiri disamping mobilnya, sedang memandangi sebuah cafè. Setelah memastikan tidak ada yang melihatnya, dengan sangat hati-hati Jiho memasuki mobil lelaki tersebut dan bersembunyi di kursi belakang.

Jiho menghela nafas panjang setelah melihat Pak Didi berlari melewati mobil itu, namun tjba-tiba mobilnya bergerak. "Shit."

The car was f-ing moving!

"What the hell?!" Lelaki tersebut mengunjak rem dan melihat kebelakang, seseorang yang tidak dikenal ada didalam mobilnya.

"Lo siapa?! Ngapain di mobil gue?!"

"Please jangan berhenti," Jiho memohon, "maju dulu please ada yang ngikutin gue ada orang jahat."

"Gue nggak peduli, keluar dari mobil gue!"

Sialnya, mobil Jiho dan Pak Didi berhenti disebelah mobil lelaki ini.

"Mas tolong gue please, bawa gue kemana aja jauh dari sini gue nggak akan ganggu lo lagi setelah itu."

"Lagi-lagi terjebak hal nggak penting." Keluhnya, sambil menginjak gas dan membawa mobiknya pergi dari tempat itu.

Jiho memakai hoodienya dan memakai masker sebelum keluar dari mobil lelaki tidak dikenl itu. "Thanks yah." Ucapnya, lalu menutup pintu mobil.

Tidak lama setelah Jiho berlari meninggalkannya, seorang lelaki paruh baya mengetok jendela mobil dan bertanya, "Maaf mas, tadi saya lihat anak bos saya masuk ke mobil mas. Boleh saya tau dia kemana sekarang?"

"Kesana," tanpa berpikir dua kali dia menunjuk ke arah dimana Jiho berlari.

Pak Didi berterimakasih dan segera berlari kearah yang ditunjukkan lelaki itu. Dan tentu saja, Kim Jiho sedang berjalan dengan santainya sambil menunduk memainkan handphone.

"Gotcha!"




emang ni anak nggak tau diuntung udah lahir dari keluarga serba berada, kerjaannya bikin malu orang tua doang

— gue jadi bapaknya malu punya anak begini

— tapi dulu bapaknya juga nakal gini kan sering ada gosip gitu ganti ganti cewek lagi yaaa buah jatuh nggak jauh dari pohonnya lah yah

"Haaaah netizen netizen sok tau semua sialan." Keluh Jiho setelah melihat komen di instagram salah satu akun gosip dengan jutaan followers.

Dan tentu saja tadi malam ayahnya sudah memarahi Jiho.

"Apaan?! Gue nggak boleh sekolah hari ini?! Tapi gue harus ketemu temen-temen, pulang sekolah harus belanja, terus pacaran sama Johnny!!!"

"Tapi Bapak nggak ngijinin non ninggalin kamar dulu," jawab Pak Didi gemetar sambil menunduk karena sebentar lagi pasti ada barang yang melayang ke arahnya.

"Tinggalin gue!" Teriaknya.

Jiho melemparkan tubuhnya ke kasir berukuran king dikamarnya, sambil mengetik nama kekasihnya utnuk kemudian di telepon.

"Ayaaaanggg." Panggilnya dengan manja.

"Iya sayang ada apa?"

"Nanti malem jemput aku. Aku dihukum lagi sama Ayah, aku butuh hiburan."

"Okay, nanti aku telpon lagi ga sayang."

"Kok suara kamu kaya yang capek sih ayang? Kamu dimana?"

"Di kampus. I will call you later ya baby, love you."

"Alright then, love you too ayang."

Tapi sesungguhnya Johnny nggak dikampus. Dia ada di apartemennya berdua dengan seorang perempuan yang baru dia kenal dari tinder.

Siapa sih yang nggak tau Johnny Seo? Model terkenal dengan badan tinggi dan wajah tampan, yang sayangnya memacari Jiho cuma supaya dapet exposure dan dapet job lebih banyak. Jadi untuk yang bilang, Johnny pasti nggak serius memacari anak SMA labil, jawabannya iya, dia nggak serius.

Setelah puas dengan perempuan ini, Johnny mengusirnya dan tentu saja dibalas dengan satu tamparan di pipinya. Sudah biasa, Johnny membalasnya dengan senyuman dan perempuan itu pergi dari sana.

Belum lama setelah perempuan itu pergi dan Johnny mandi, ada lagi yang memencet bel. Senyumnya semakin lebar ketika melihat Jung Chaeyeon didepan pintunya. "Sayang!"

Chaeyeon memeluk kekasihnya dengan erat, "Kangen!!!"

Johnny mencium bibir kekasihnya itu, "I miss you too, baby." Lalu menutup pintu apartemennya.



Jiho berjalan dengan sangat hati-hati menuruni tangga dan keluar dari rumahnya untuk bertemu Johnny. Dia nggak peduli soal aturan yang ada, untuknya aturan memang ada untuk dilanggar.

Senyum manis tersimpul dari bibir Jiho ketika melihat BMW hitam sudah siap didepan rumahnya dengan Johnny didalam mobil.


"Jaehyun, itu kakakmu nelfon kayaknya, handphone Bunda bunyi terus."

"Jawab aja sama Bunda, aku lagi main PS."

"Dasar anak pemalesan! Yaudah sini bawain handphone Bunda. Lagi bikin nastar ini."

Jaehyun terpaksa menghentikan gamenya daripada Bunda ngambek dan nggak jadi bikin nastar.

Dering handphonenya sudah berhenti, dan secara kebetulan ada notif dari salah satu tabloid online yang entah kenapa selalu muncul di handphone bunda.

"Kim Jiho, anak perempuan satu-satunya dari Kimbum, terlihat membuat masalah lagi."

Iseng, Jaehyun membuka artikel tersebut dan munculah foto Kim Jiho.

"Oh, cewek gila yang kemarin tuh ini? Dan dia ketangkep gara-gara gue?" Gumamnya.

"Emang gue peduli? Enggak."





ps: terus aja buat cerita baru hahha aku butuh penyalur imajinasi nih
semoga kalian suka ya.
yuk gmn menurut kalian cerita yang ini:-)

miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang