halusinasi

318 66 24
                                    

Ringtone handphone Jiho terus berbunyi, tapi perempuan itu masih terus menatap kearah BMW hitam yang akhirnya melaju juga.

Kakinya, dan bahkan seluruh badannya sudah terlalu lemas.

Jaehyun merebut handphone dari genggamannya, yang tanpa disangka dilepaskan begitu saja oleh Jiho.

"Halo? Siapa ini?"

"Ini Jaehyun, Tante. Jiho lagi si toilet. Ada apa?"

"Oh, nggak apa-apa. Tante cuma khawatir aja soalnya ini kok Doyoung pulang duluan nggak bareng Jiho."

"Sama aku kok, nanti aku anterin pulang."

"Makasih ya, Jaehyun."

"Sama-sama."


"Jiho," Jaehyun berniat mengembalikan handphone Jiho, namun perempuan itu malah terjatuh ke lantai.

Segera Jaehyun membantunya untuk berdiri dan duduk di halte.

"Tunggu ya," Jiho masih tidak menjawab dan terus memandangi jalanan, sementara Jaehyun melihat sekitar dan mencari vending machine.

Jaehyun duduk disebelah Jiho lalu menaruh minuman kaleng tersebut ke genggaman Jiho, "Minum dulu."

Tapi Jiho menjatuhkan minuman itu. "Lo pergi aja sekarang."

"Apa susah banget buat lo bilang makasih?"

"Gue lagi nggak ada tenaga buat berantem sama lo," Jiho mencoba berdiri waaupun kakinya masih terasa lemas sekali, dan berjalan menjauhi Jaehyun.

Tentu Jaehyun segera berlari mengejar Jiho dan menarik tangannya. "Mau kemana lo?"

"Ayah."

"Nggak," Jaehyun semakin mengeratkan genggamannya. "Gue harus anterin lo pulang. Ga mikir apa reporter masih nyariin lo? Mana masih pake seragam lagi."

Dengan sekuat tenaga Jiho mencoba melepaskan genggaman Jaehyun namun tenaganya sudah habis dan malah terseret oleh Jaehyun. "Lepasin gue! Jamgan ikut campur urusan gue lagi! Gue benci sama lo!"

"Lo pikir gue seneng selalu ada di saat lo lagi kesakitan atau butuh bantuan? Nggak! Gue juga cape selalu harus ketemu lo dan berurusan sama lo. Tapi gue harus anterin lo pulang, Jiho!"

Jiho menendang selangkangan Jaehyun, membuatnya melepaskan tangan Jiho karena kesakitan. "Gue bilang jamgan ikut campur!" Ucapnya, lalu segera melarikan diri.

Meninggalkan Jaehyun yang sedang kesakitan.



Untuk pertama kalinya Jiho datang berkunjung ke penjara, dan untuk pertama kalinya juga melihat Ayahnya semenjak hari dimana runtuhnya dunia mereka.

Mereka berdua dibatasi oleh kaca, dan rasanya begitu jauh padahal ada didepan mata.

Ayahnya terlihat kurus, rambutnya berantakan, dan matanya terlihat sangat lelah. Ini bukan Kimbum yang Jiho kenal.

"Apakabar anak cantik Ayah? Gimana tidur di tante enak? Makanannya enak nggak?" Tanya sang Ayah sambil menahan air mata karena tidak ingin menangis didepan anaknya.

Jiho nggak sanggup untuk menjawab, lalu memalingkan wajahnya.

"Ayah takut banget kamu nggak bisa tidur, takut kamu nggak suka sekolah barumu, takut kamu nggak cocok dengan masakan tante Irene. Ayah juga minta maaf nggak bisa kasih kamu uang jajan lagi sekarang. Dan Ayah minta maaf bukannya nggak mau ketemu kamu tapi terlalu bahaya, Ayah nggak mau kamu terus-terusan ditanya reporter apalagi kalau mereka sampai tau dimana kamu tinggal dan sekolah sekarang. Ayah nggak mau —"

miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang