Setelah tidur sampai sore hari, Jiho terbangun dengan mata yang sembab akibat menangis terus menerus.
Hatinya nggak bisa berbohong kalau ini adalah batasnya. Dia nggak bisa berpura-pura kuat lagi. Setiap detik, setiap pikiran soal Johnny dan Chaeyeon lewat dipikirannya, rasanya Jiho mau menangis lagi.
Siapa yang nggak kecewa dan sakit hati? Bahkan Jiho nggak mau tau kapan mereka berdua memulai kejahatan itu.
Yang cukup Jiho tau adalah selama ini dia nggak pernah dicintai oleh yang dia anggap pacar maupun sahabat.
"Udah makan?" Irene bertanya, sambil memotong sayuran di dapur. Jiho nggak menjawab, meneruskan langkahnya keruang TV dan duduk di sofa sebelah Doyoung, mencoba meminta cemilan yang sedang dimakan sepupunya itu.
Doyoung menghentikan tangan Jiho, "Gue nggak berbagi."
"Pelit banget."
"Doyoung sayang, jemput Haru dirumah Jaehyun dong. Udah sore ini." Teriak Irene dari dapur.
Haru itu lengket banget sama Jaehyun sampai-sampai kadang tidur siangpun harus bareng Jaehyun kalau lagi bosen sama Doyoung.
Rasanya dia punya dua kakak.
"Aku lagi nonton TV, Ma. Biarin aja nanti juga si Jaehyun nganterin balik. Kaya yang jauh aja rumahnya."
"Eh, nggak enak itu rumah orang."
Doyoung melirik kearah Jiho yang sedang menonton TV, "Heh, mau ini ga?"
"Mau." Jawab Jiho sambil tersenyum.
"Tapi jemput dulu Haru dari rumah Jaehyun, nanti gue kasih ini."
"Lo sekarang udah berani nyuruh-nyuruh gue ya? Demi cemilan yang udah mau habis ini? Nggak. Lo aja sana!"
Tapi Doyoung nggak menuerah begitu aja, "Gue masih punya 1 pack yang baru dikamar. Buat lo. Inikan cemilan dari Thailand lo udah nggak bisa kesana lagi sekarang buat beli ini doang."
Jiho memutar bola matanya, "Ok. Tapi nanti kalo gue udah punya banyak duit lagi, gue beli satu pabrik buat lo. Kali ini gue turutin ya mau lo apa!" Jawabnya sambil berdiri, menghentakan kakinya lalu berjalan keluar rumah.
Jiho memencet bel beberapa kali sampai akhirnya seorang wanita cantik membukakan pintu, sepertinya itu Mama Jung.
Sekarang Jiho tau kenapa Jaehyun bisa punya wajah sempurna seperti itu.
"Tante maaf, aku Jiho sepupu Doyoung. Mau jemput Haru katanya ada disini?"
"Oh, Kim Jiho ya," Mama Jung menepuk pundak Jiho dengan lembut, "tante banyak dengar soal kamu. Masuk sini, Haru ada kok."
Jiho mengangguk dan ikut masuk kedalam rumah. Rasanya canggung harus basa basi seperti ini mengingat Jiho nggak pernah membuka obrolan baik-baik dengan orang yang lebih tua.
"Tante habis biki mac n cheese, mau sayang?"
"Nggak usah tante, makasih." Jiho menggelemg kepalanya, "Haru dimana ya?"
"Diatas dikamar kedua, masuk aja. Pasti masih tidur sama Jaehyun."
Dengan berat hati Jiho berjalan menuju kamar tersebut. Ketika dia membuka pintu, tiba-tiba jantungnya berdegup dengan kencang lagi saat melihat Jaehyun sedang tidur sambil memegangi jari kecil Haru.
"dan kemudian kamu akan bertemu seseorang dan hidupmu akan berubah sepenuhnya, selamanya."
Lagi-lagi kata-kata itu terdengar lagi.
"Gue sakit nih kayaknya harus periksa jantung atau telinga." Gumamnya.
Jaehyun terbangun dan melihat Jiho yang berdiri melamun didepan pintu. "Gue lagi nggak butuh benerin wifi hari ini." Ucapnya, membangunkan Jiho dari lamunannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
miracle
Fiksi Penggemar"dan kamu akan bertemu seseorang yang kemudian merubah hidupmu selamanya"