"Nggak. Semalem gue terlalu terbuka sama dia. Gue nggak boleh biarin tembok ini runtuh. Nggak mungkin dia orangnya." Jiho terus bergumam, sambil memainkan game di ponselnya.
"Tembok apaan?" Jaehyun tiba-tiba duduk di bangku tepat didepan Jiho, membuatnya kaget, dan kagum. Membuatnya memalingkan wajah karena takut Jaehyun sadar. "Pipi lo merah. Dasar cewek semuanya sama."
Jaehyun ini ganteng, banget. Tapi yang bikin nyebelin itu dia sadar banget dia ganteng ngerti nggak.
"Nggak yah!"
"Temen-temen gue pengen makan siang bareng lo."
"Gue nggak mau." Jiho kembali memainkan ponselnya.
"Sepuluh detik lagi wali kelas kita nyampe sini nyariin lo dan gue. Selamat." Ucapnya sambil bergegas berjalan keluar kelas.
Dan Jiho nggak punya pilihan lain selain mengikuti Jaehyun daripada harus bertemu wali kelas mereka.
Semakin hari, semakin Jiho bingung. Kenapa Jaehyun menjadi pilihan satu-satunya disaat dia butuh sesuatu.
Kata-kata Ibu di restoran sewaktu itu juga semakin sering terdengar akhir-akhir ini.
"Gila emang yah Jeffrey effect?" Teriak Yuta.
Jiho rolled her eyes, "What effect. Gue kesini karena laper." Ucapnya, lalu duduk dan menyendok makanannya.
"Tapi lo tetep aja mau kesini mau makan bareng kita." Taeyong menyodorkan susu strawberrynya untuk Jiho.
"Iya. Jadi kalo wali kelas kita mau nangkep gue, disini ada Jaehyun juga. We will go down together."
"Jung Jaehyun. Kim Jiho. Ikut saya sekarang!" Dengan ajaibmya wali kelas mereka sudah berada didepan meja anak-anak tersebut.
"Speak of the devil." Ucap Jaehyun, lalu melotot kearah Jiho.
"Kalian berdua itu nggak peduli sama omongan guru apa gimana? Kalian mau saya panggil orangtua kalian?"
Jiho dan Jaehyun menunduk.
"Kalian mau alasan apa lagi sekarang?"
"Kita harus belajar bu, makanya setiap pulang sekolah ya harus pulang nggak sempet beres-beres dulu."
Lalu Jaehyun menyikut Jiho, "Tolol."
Wali kelas mereka tertawa, "Belajar? Kalian tau kan nilai kalian berdua itu kalau digabung nyampe KKM juga nggak? PR aja nggak pernah dikerjain terus apanya yang belajar?"
Benar-benar alasan yang kurang tepat mengingat mereka berdua nggak terlalu berprestasi dikelas.
"Sebentar lagi UTS, dari hari ini sampai beres UTS nanti buktiin kalau kalian memang serius belajar. No bolos. No lupa ngerjain PR. No pura-pura sakit. No nilai dibawah KKM. Kalau kalian nggak bisa buktiin, kalian harus belajar bareng adek kelas kalian setelah UTS."
"Hah?" Memalukan kalau itu benar-benar terjadi.
Jaehyun dan Jiho berjalan berdampingan di koridor, berpikir bagaimana caranya mendapatkan nilai bagus di UTS nanti.
"Kalo kita gagal gimana? Gue nggak mau belajar sama adek kelas." Jiho mengacak rambutnya, frustasi.
"Suruh siapa pake alesan belajar segala?"
"Ya suruh siapa lo nggak nyetop gue?"
"Lo nyerocos cepet banget emang giliran bikin keputusan bodoh lo tuh juaranya."
KAMU SEDANG MEMBACA
miracle
Fanfiction"dan kamu akan bertemu seseorang yang kemudian merubah hidupmu selamanya"