"Gimana keadaannya?" Tanya Irene, sesaat setelah Jaehyun menuruni tangga.
"Semoga," Jaehyun berhenti lalu menoleh kebelakang, "jangan bilang Jiho aku kesini ya, Tante."
Pagi harinya Jiho terbangun dengan kepala yang berat dan pusing. Melihat sekeliling, dia bahkan nggak ingat bagaimana bisa dia pulang.
Dan handphonenya ada di meja samping tempat tidur. "Jaehyun kesini semalam?"
Setelah mandi dan bersiap untuk sekolah, Jiho memakai blazer berwarna navy nya lalu turun keruang makan.
"Jaehyun kekamarku semalam? Kok handphone—"
"Dia ngasih ke gue semalem." Doyoung segera memotong pertanyaan Jiho.
Pagi ini terasa begitu damai, Jiho dan Doyoung nggak berantem, dan sarapan mereka habis tanpa harus ada drama dahulu seperti biasanya.
Jiho duduk ditempatnya, lalu menaruh tasnya dibawah meja. Dan sampai guru datang, Jaehyun masih nggak terlihat dimejanya.
"At least hari ini aku nggak usah berantem sama dia." Gumamnya.
"Kim Jiho," panggil wali kelasnya, "kemarin kamu sepertinya nggak beresin ruangan olahraga sesuai hukumanmu ya? Kalau hari ini kamu kabur juga, orangtuamu saya panggil."
Jiho nggak menjawab wali kelasnya itu dan nggak peduli
Orang tua. Pikirnya. Panggil aja. Diapun ingin bertemu orangtuanya.
Hari ini rasanya seperti hari sekolah normal untuk Jiho, untuk pertama kalinya. Dan sekarang dia sedang diperjalanan pulang bersama Doyoung.
Walaupun Doyoung nggak suka harus terjebak terus bareng Jiho, tapi dia khawatir. Doyoung nggak mau Jiho kenapa-kenapa lagi.
Bagaimanapun, Jiho tetap sepupunya yang harus dia jaga.
"Doy," panggil Jiho. "Are you happy?"
"Trapped with you? No."
"Bukan, bodoh. Maksud gue, punya keluarga. Lo bahagia?" Tanya Jiho, sambil melihat keluar jendela dari dalam bus. Dia terdengar sedih, dan lelah.
"Iya. Tapi lo juga kan punya keluarga."
"Punya, tapi rasanya gue nggak punya."
"Lo juga pernah punya pacar dan bahagia kan dulu disaat lo nggak merasa punya keluarga?"
"Tapi gue malah dibodohi." Jiho menoleh kearah Doyoung, "emangnya lo nggak pernah punya pacar? Lo nggak suka sama siapa-siapa gitu?"
"Ada." Jawabnya. Lalu Doyoung menutup matanya sambil tersenyum, membayangkan senyum perempuan itu. "Dia cantik. Seperti bunga pertama di musim semi."
"First flower in spring, she must be lucky to be loved like that."
Setelah hari normal yang melelahkan, nggak kerasa Jiho udah tidur siang cukup lama. Sampai-sampai langit sudah gelap.
"Lama banget kamu tidur." Irene membuka pintu kamar Jiho.
"Iya, capek kayaknya aku."
"Laper kan? Yuk."
"Yuk? Kemana?"
"Kerumah sebelah, kakanya Jaehyun baru pulang, mereka ngajak kita barbeque-an disana."
Kakaknya Jaehyun ada misteri terbesar saat ini. Siapa dia? Kenapa Jungwoo sampai membeli merchandisenya? Apa dia orang yang sangat terkenal?
Saat pintu rumahnya dibukakan, terlihat satu meja besar yang cukup penuh dengan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
miracle
Fanfic"dan kamu akan bertemu seseorang yang kemudian merubah hidupmu selamanya"