pura-pura

265 64 10
                                    

Jiho dan Chaeyeon sama-sama kaget saat mata mereka bertemu. Walaupun Chaeyeon sudah menyiapkan mental karena hal ini bisa terjadi kapan saja.

Mereka bertiga mematung, saling menatap dalam ribuan penyesalan.

Dua orang yang paling Jiho percaya ternyata menusukmya dari belakang.

"Setan lo berdua sampah nggak berperasaan!" Jiho membalikan badannya, menahan tangis, sambil berjalan kembali kearah Jaehyun.

Sementara itu Jaehyun masih menunggu, memainkan kakinya menendang lantai sambil sesekali melihat jam. Hampir mati karena bosan.

Dari kejauhan Jaehyun melihat Jiho berjalan mendekat dan siap-siap mengomel karena sudah membuatnya menunggu lama.

"Lama banget sih. Gue bosen banget disini mana kaki pegel, lo bahkan nggak nyariin gue tempat duduk. Tadi udah lempar muka ganteng gue pake tas, sekarang bikin kaki gue sakit. Bener-bener ya."

Jaehyun tersadar ketika melihat Jiho yang berjalan sambil menunduk, bahkan tidak menjawab semua pertanyaannya tadi. Pasti ada yang nggak beres.

Dia membiarkan Jiho berjalan tanpa bertanya apapun karena sepertinya semua akan semakin buruk jika Jiho harus menjelaskan apa yang terjadi.

Di dalam lift, masih belum ada sepatah katapun yang keluar. Hanya saja Jaehyun melihat air mata membasahi pipi Jiho.

"Lo nangis?" Jaehyun membungkuk, mencoba melihat wajah Jiho.

"Nggak. Kelilipan aja." Jawabnya dengan cepat. Tapi Jaehyun nggak semudah itu dibohongi. Dia tau, hal buruk baru saja terjadi.

"Gue nggak peduli kenapa lo nangis," Jaehyun mendorong dagu Jiho agar berhenti menunduk dan menangis. "gue nggak suka ada yang nangis didepan gue. Ngerti?"

Baru aja liat pacarnya selingkuh sama sahabatnya sendiri, terus lanjut dimarahin Jaehyun.

Bukannya berhenti menangis, Jiho malah semakin merasa sedih dan nggak berdaya.

Hal terburuk juga tiba-tiba terjadi. Pintu lift terbuka dan mereka disambut dengan banyaknya reporter di lobby.

Lututnya lemas, bahkan nggak sanggup untuk berjalan lagi sampai akhirnya Jaehyun memegangi tangannya dan menghalangi wajahnya dari reporter.

Jiho berlindung dibalik tubuh Jaehyun sambil menangis, berharap semua reporter itu cepat pergi.

"Jadi selama ini anda bersembunyi di apartemen Johnny Suh?"

"Bagaimana pendapat anda tentang kasus yang menimpa Kimbum?"

"Apa benar anda putus sekolah karena hal ini?"

"Siapa pria ini? Apakah ini kekasih baru anda?"

Jaehyun memeluk Jiho dan membiarkannya sembunyi, sambil berusaha berjalan melewati reporter reporter tersebut.

Tapi ada satu pertanyaan yang membuat Jiho berhenti berlari dan membalikan badannya.

"Apakah anda malu mempunyai Ayah seorang kriminal? Bagaimana dengan hubungan anda dengan model Johnny Suh?"

"Gue nggak pernah malu jadi anak dari Kimbum, begitu pula Ayah nggak pernah mula punya anak seperti gue. Jadi stop menanyakan hal bodoh. Pake empati lo semua, keluarga gue sedang dalam musibah, nggak seharusnya pertanyaan kaya gini ditanyain." Teriaknya, "Dan lagi, gue udah nggak ada hubungan apa-apa sama Johnny jadi jangan kaitkan gue sama dia lagi di semua artikel kalian nanti."

Sebisa mungkin Jiho menahan tangisnya karena tidak ingin seluruh internet melihat dia menangis.

Kali ini Jaehyun benar-benar bangga melihat Jiho. Untuk beberapa alasan yang bahkan Jaehyun nggak mengerti, rasanya dia ingin memeluk Jiho.

Setelah berjalan cukup jauh dari kompleks apartemen Johnny, tiba-tiba Jiho menghentikan langkahnya dan memegang perutnya seperti sedang kesakitan.

Sejak malam kemarin, Jiho tidak makan apapun karena nafsu makannya benar-benar hilang.

Untuk murid SMA, hal ini sangat berat untuk dilalui. Rasanya dia ingin hidup normalnya kembali.

Melihat Jiho kesakitan, Jaehyun jadi ingat ketika Doyoung bilang Jiho nggak makan sejak kemarin, dan mulai khawatir.

Untungnya ada McD didekat sana, Jaehyun segera menarik lengan Jiho masuk kedalam.

"Ngapain? Gue nggak laper."

"Gue beliin lo happy meal soalnya you look unhappy." Jawabnya, sambil mengantri, dan memegangi lengan Jiho supaya nggak kabur.

"Gue bilang nggak mau makan! Jangan paksa gue!" Jiho melepaskan lengan Jaehyun dan berbalik pergi dari antrian.

Biasanya Jaehyun paling anti ikut campur dalam hali kaya gini. Tapi entah kenapa dia peduli sama Jiho. Semuanya seperti berubah.

Jaehyun mengejar Jiho, menggenggam lengannya dan memaksa Jiho untuk menatap matanya.

Tapi ternyata Jiho sedang menangis lagi.

"I'm so done with my life! Kasus Ayah, gue harus pindah sekolah, harus pindah rumah, cowok gue selingkuh sama sahabat gue sendiri, dikejar-kejar wartawan, hidup gue hancur. Gue tau gue harus kuat didepan semua orang, tapi gue bahkan baru mau 17 tahun!"

Jiho terus menangis lalu menjatuhkan tubuhnya, membuat Jaehyun sontak meraih dan memeluk tubuhnya.

Seumur hidupnya, ini kali pertama Jaehyun mau menenangkan orang yang menangis dihadapannya.

Padahal biasanya Jaehyun sangat benci melihat orang menangis.

Perempuan ini berbeda.

Dia mungkin jatuh cinta padanya, atau hanya merasa kasihan.

Dan ini juga kali pertamanya Jiho berhenti untuk pura-pura kuat dihadapan orang lain.



Sesampainya dirumah, Doyoung yang nggak tahu apa yang terlan terjadi hari ini, menyambut Jiho dengan sejuta omelannya karena Jiho bolos di hari pertamanya sekolah.

Tapi Jiho terlalu capek untuk membalas semua omelan Doyoung.

"Lo berhutang besar sama gue karena tadi gue bilang ke wali kelas kalo lo sakit dan harus cepet-cepet pulang. Awas aja ya kalo setelah ini gue masih harus jagain lo kemana-mana. Seenggaknya traktir gue starbucks besok." Doyoung terus mengikuti Jiho dari belakang sampai akhirnya sampai ke kamar dan Jiho membanting keras pintu kamarnya. "Berani beraninya lo?!"

Jiho mengumpulkan semua barang yang berkaitan dengan Johnny dan Chaeyeon. Hadiah, foto dan juga surat cinta mereka. Memasukannya kedalam box.

Setelah selesai, Jiho membuka pintu dan ternyata Doyoung masih berdiri disana dengan tatapan khawatir. "Lo kenapa?"

"Ini buat lo, bakar or whatever. Bawa sial buat gue." Jiho menyerahkan box berisi kenangan tersebut, lalu kembali menutup pintu kamar dan menguncinya.

Doyoung benar-benar bingung sampai akhirnya dia membuka box tersebut dan isinya ada barang-barang dan beberapa foto Jiho dengan Johnny dan juga Chaeyeon.

Setelah berpikir keras, Doyoung curiga akan satu hal. "Jangan bilang ada tambahan masalah kedalam hidup dia yang udah cukup banyak masalah ini?" Gumamnya.




a/n; guys!!!!! Terimakasih untuk antusiasme kalian aku sangat terharu liat banyak notif juga komen😭😭😭🙂 bacain komen kalian bikin aku tambah semangat nulis!!! Sekali lagi makasih😭😭😭

miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang