Setelah selesai makan es krim, keduanya berjalan untuk pulang. Jiho dan Jaehyun sudah berbagi banyak cerita dan tawa hari ini.
"Kenapa?" Tanya Jiho melihat Jaehyun yang tiba-tiba berhenti dan mengeluarkan semua barang dari tasnya.
"Dompet gue nggak ada."
"Pasti ketinggalan di tempat es krim deh."
Jaehyun memegang tangan Jiho lalu menariknya, "Balik lagi yuk."
"Gak yah?" Jiho melepas tangan Jaehyun, "udah jauh, capek. Gue tunggu disini aja cepetan." Lalu duduk di kursi dekat sana dipinggir jalan.
"Yaudah, hati-hati udah gelap kalau ada yang ngajak ngobrol orang nggak kenal jangan diliat matanya ya."
"Gue juga tau bukan anak kecil???"
Sambil menunggu, Jiho melihat-lihat foto yang es krim yang tadi mereka makan. Dan entah kenapa tiba-tiba terlintas di benaknya, sejak kapan Jiho merasa begitu terikat pada Jaehyun?
Sejak kapan Jiho merasa begitu membutuhkan Jaehyun?
Bahkan sekarang rasanya Jiho nggak lagi takut untuk menceritakan segala sesuatu pada Jaehyun.
Seorang lelaki berkemeja hitam dengan rambut gondrong berantakan tiba-tiba duduk disamping Jiho, baunya seperti alkohol.
"Lo dimana sih? Kalo ada yang liat gue beres udah cepetan!" Dia seperti sedang marah-marah lewat telepon.
Jiho bergeser, agar tidak terlalu dekat dengan laki-laki tersebut. Takut juga kayaknya dia mabuk berat.
Ponsel lelaki tersebut jatuh ke lantai dan dia terlihat kesulitan untuk mengambilnya. Sampai akhirnya entah bagaimana mereka berdua saling bertatapan.
"Lo?" Ucap keduanya.
"Lo siapa?" Tanya Johnny.
Hati Jiho rasanya hancur berkeping-keping. Setelah beberapa lama nggak ketemu, mereka berdua harus dipertemukan dalam keadaan seperti ini.
"Oh!" Johnny mendekat, memegang pipi Jiho dengan kedua tangannya. "Lo cewek yang nempel gue terus kan dulu? Yang nyusahin gue? Cewek yang cuma peduli dengan dunianya sendiri?"
Sekuat tenaga Jiho mencoba untuk melepas tangan Johnny tapi dia terlalu kuat.
"Stop, Johnny!"
"Masih cengeng nggak lo?"
Jaehyun memukul kepala Johnny dengan sangat keras sampai dia terpental kelantai, lalu mencengkram kerah bajunya. "Minta maaf! Sekarang!"
"Berani beraninya!"
Tapi Jaehyun memukulnya lagi, "ini karena lo udah bikin Jiho nangis!"
dan memukulnya sekali lagi, "Dan ini karena lo udah ngancurin hidup Jiho!"
Johnny membalas pukulan Jaehyun, "not your business! Lo harus tau capek harus pacaran sama cewek kaya dia!"
Jaehyun membalas pukulan Johnny lagi, "lo nggak pantes dapetin Jiho!" dia terus memukul Johnny.
Jiho hanya bisa menangis nggak berdaya.
Untungnya manager Johnny segera datang untuk menjemput Johnny.
"Mbak Jiho?"
Jiho menunduk, "cepet bawa Johnny pulang sebelum dia mati disini."
"Berhenti nangisnya."
"Berhenti nangis gue nggak suka ada yang nangis depan gue!"
"Kim Jiho berhenti!"
Jaehyun memukul tiang disebelah kursi yang mereka duduki, memuat tangannya semakin berdarah.
"Gue bilang berhenti!" Teriaknya.
Tapi Jiho menangis semakin keras.
Setelah taxi yang mereka pesan sampai, Jaehyun menarik Jiho kedalam mobil lalu membanting menutup pintunya dengan keras.
Mereka berdua nggak bicara didalam taxi, tapi perhatian Jiho tertuju pada tangan, hidung, dan bibir Jaehyun yang berdarah.
Jiho mengeluarkan cutter dari tempat pensilnya, lalu memotong dan merobek seragamnya, melilitkan kain tersebut ketangan Jaehyun untuk menghentikan pendarahannya sementara.
Jiho melakukan semua itu sambil menangis, dan Jaehyun malah merasa bersalah.
"Jangan lakuin ini lagi," Jiho mengikat kain tersebut, "gue baik-baik aja."
"Bohong."
Mereka masuk kerumah masing-masing yang tentu disambut dengan kagetnya orang rumah melihat keadaan yang nggak baik-baik aja.
Seragam Jiho yang sobek, rambut berantakan, dan masih dalam keadaan menangis.
Jaehyun yang penuh darah dan bahkan nggak berjalan dengan benar.
"Jiho? Kamu kenapa?" Irene mengejar Jiho yang berjalan ke kamarnya.
Tapi Jiho masih belum bisa menjelaskan apa-apa. "Aku capek, Tante. Nanti aku ceritanya yah." Lalu menutup pintu kamarnya.
Jiho melepas seragamnya, lalu dilempar ke laundry bag.
Kenapa hari ini dia harus ketemu Johnny, dan berakhir seperti ini.
Sampai harus membuat Jaehyun berlumuran darah seperti tadi.
Jung Jaehyun
Lo berhutang seumur hidup lo untuk yang terjadi tadi.Kim Jiho
Makasih, next time lo harus nyembunyiin gue aja sekalian biar nggak kejadian aneh aneh lagi.Jung Jaehyun
Iya nanti gue sembunyiin dipelukan gueTanpa sadar Jiho tersenyum membacanya.
Kim Jiho
Beliin gue seragam baru.Jung Jaehyun
Ukuran lo apa?Kim Jiho
TebakJung Jaehyun
Ukuran lo apa?Jung Jaehyun is calling...
"Apa?"
"Ukuran lo apa?"
"Ukuran apa?" Jiho mulai seneng bikin Jaehyun penasaran.
"Ukuran bra."
"Ngapain?"
"Ya ukuran seragam lo lah ngapain gue nanya ukuran bra!"
"Lupain, lo nggak akan bisa nebak dengan bener."
"Kalo bener gimana?"
"Nggak akan."
"Cium gue kalo bener."
➖
KAMU SEDANG MEMBACA
miracle
Fanfiction"dan kamu akan bertemu seseorang yang kemudian merubah hidupmu selamanya"