Musik kencang menyambut kedatangan Jiho dan Johnny disana. Di satu table yang sudah dipeasan, teman-teman mereka sudah banyak yang hampir tidak sadar.
Sementara itu Jiho dan Johnny masih menikmati satu sama lain tidak peduli ada yang memperhatikan atau tidak.
Karena dunia hanya milik mereka berdua.
Jiho mematikan handphonenya, dan sesaat ketika Ayahnya sampai dirumah dia menyadari bahwa anaknya tidak ada.
Bahkan ditengah malam seperti ini, Ayah Jiho menelpon semua teman-teman Jiho yang dia kenal, namun semuanya tidak tau keberadaan Jiho.
Ini bukan kali pertama Jiho berhasil kabur. Tentu saja Kimbum memarahi seisi rumah yang dianggapnya tidak becus dalam menjaga Jiho, dan bahkan takut oleh ancaman anak kecil.
Jiho kembali kerumah sebelum matahari terbit, memanjat pagar dan diam-diam masuk kedalam rumah.
Tentu saja suara password yang berhasil dimasukkan agak sedikit berisik, tapi ternyata Ayahnya tidak bangun.
Ayahnya tidur di sofa, menunggu anak perempuannya pulang kerumah.
Kimbum jarang sekali berada dirumah untuk sekedar berbincang dengan Jiho. Dia hanya menghubungi Jiho jika wajahnya muncul di sosial media karena telah menyebabkan masalah. Istrinya meninggal ketika Jiho masih berumur lima taun, dan semenjak itu juga Jiho tumbuh menjadi yang kurang perhatian otang tua.
➖
Jiho memakai blazernya dan turun untuk sarapan. Sesuatu yang sangat jarang terjadi adalah Ayahnya duduk dimeja makan sambil membaa berita di ipad-nya.
"Wajah kamu masih jadi headlines beberapa portal gosip." Ucapnya.
Jihi hanya mengangguk sambil memakan roti dengan selai strawberry yang ada di piring.
"Guru kamu juga nelfon Ayah katanya kamh bolos lagi. Bisa nggak, jangan buat Ayah malu? Ayah ini publik figur, tapi anaknya selalu bikin kacau. I'm sick of it."
"You sick of me? Yang jadi publik figur itu Ayah, bukan aku! Kenaoa aku harus menjaga imageku juga?" Jawabnya, sambil berdiri tanpa menghabiskan sarapan yang sudah disediakan. "Ilang nafsu makanku. Ayok Pak Didi berangkat sekarang."
"Putusin Johnny, Ayah nggak suka anak itu."
"Aku nggak akan pernah putus sama Johnny."
Tumbuh sebagai anak dari orang terkenal tidaklah mudah, ditambah lagi Jiho tumbuh tanpa kasih sayang seorang Ibu.
"Capek banget gue sama Ayah." Keluh Jiho sesaat setelah sampai di kelas dan duduk disebelah sahabatnya, Jung Chaeyeon.
Mereka berdua sudah kenal dari kecil yang sampai-sampai memanggil satu sama lain sebagai the best friend forever.
"Dia nyuruh gue putus sama Johnny."
"Again?"
"Yes."
"Johnny kurang usaha kali pendekatan sama Ayah lo."
"Boro-boro pendekatan, nyampe depan pager aja diusir sama orang rumah." Jawabnya. "Eh, by the way, pulangnya ikut yuk makan malem dan belanja bareng gue dan Johnny."
Chaeyeon tersenyum dan menjawab dengan penuh semangat, "Let's go!"
➖
Jiho nggak peduli berapa banyak tagihan kartu kredit yang harus Ayahnya bayar setelah dia membeli semua baju dan sepatu disini. Yang dia tau adalah, Ayahnya kaya raya.
Sementara kekasihnya sedang meminta nomer handphone dari salah satu junior di jurusannya. "Nanti gue kasih pinjem buku sumber yang mungkin berguna buat tugas lo yang ini, ke apartemen gue aja nanti malem yah." Ajaknya.
Jiho berlari memeluk Johnny seketika kekasihnya mendekati meja mereka. Dan lalu Johnny mencium puncak kepala Jiho sebelum duduk di kursi yang sudah dipesan.
"Eh ada Chaeyeon," sapa Johnny, yang dibalas dengan senyuman.
"Ikut yang ka nggak apa-apa?"
"Nggak apa-apa dong, Chaeyeon. Kaya orang lain aja." Jawabnya. "Yuk pilih, gue yang traktir buat dua cewe cantik ini."
"Pesen ini aja sayang?" Tanya Johnny, lalu mengecup kepala Jiho.
Jiho membalas ciuman Johnny, lalu mengangguk, "Iya ini aja. Aku ke toilet dulu ya sayang."
The moment of silence.
"You know, ini ide dia buat bawa-bawa gue kesini." Chaeyeon memulai pembicaraan.
"Aku ngajak dia makan kesini karena nanti malem aku nggak bisa nemenin dia kabur-kaburan dulu dari rumahnya. Aku banyak tugas. Aku nggak tau dia bakal bawa kamu, maaf ya sayang."
"Aku mulai terbiasa, to be honest."
"Ah!!! Ibu apa-apaan jadi kotor kan baju gue!" Jiho teriak kepada seseorang yang tidak sengaja menabrak dan menumpahkan coca cola ke seragamnya.
"Maaf, dek, Ibu nggak sengaja." Ucapnya meminta maaf sambil mencoba mencari tissue dan membersihkan baju Jiho.
"Jangan pegang gue!"
Seketika Ibu itu berhenti, mengernyitkan dahinya lalu berkata, "ternyata, kamu lebih buruk dari berita yang beredar di internet."
"Excuse you?!!"
"Sepertinya Ayah kamu nggak bisa mengontrol bahakan mengubah sifat jelekmu ini ya."
"Nggak ada yang bisa mengubah gue! How in the world someone could change your life? Ini hidup gue, nggak ada yang bisa atur. Jaga omongan lo." Jiho menunjuk jarinya ke wajah Ibu tersebut, membuat seluruh isi restoran kaget menyaksikannya.
"Karena kamu telah bertemu banyak orang dan tidak ada yang berarti untuk hidup kamu."
"Gue punya pacar yang setia dan mencintai gue dengan tulus, dan juga sahabat yang baik dan selalu ada buat gue. Jadi nggak usah sembarangan ngomong ya, Bu."
"Itu?" Ibu itu menunjuk kearah Johnny dan Chaeyeon. "Lelaki itu bukan pacar kamu, dan perempuan itu bukan sahabat kamu."
"Maksud lo ap—"
"dan lalu kamu akan bertemu seseorang dan seluruh hidupmu akan berubah, selamanya." Ucap Ibu tersebut, sebelum berjalan meninggalkan Jiho.
➖
part 2 nih jadi gimana?😁

KAMU SEDANG MEMBACA
miracle
Fanfiction"dan kamu akan bertemu seseorang yang kemudian merubah hidupmu selamanya"