HAPPY READING
•••
Satu bulan kemudian...
Setelah menempuh banyak ujian. Hari ini SMA Pelita Bangsa akan mengumumkan kelulusan para siswa-siswi kelas XII-nya.
Saat ini, baik siswa maupun siswi SMA Pelita Bangsa sedang berkumpul di ruang aula sekolah di dampingi para wali murid. Tangan mereka sudah memegang Surat Keterangan Lulus-nya masing-masing.
Tidak ada yang boleh membuka surat tersebut sebelum adanya perintah dari Pak Bambang - selaku kepala sekolah yang sedang berdiri di atas podium, di depan sana-.
Maapin ya kalau nama kepseknya salah, soalnya aku lupa huhu ᕕ( ཀ ʖ̯ ཀ)ᕗ
Sekarang, Pak Bambang menghitung mundur dimulai dari 3, 2, 1. Dan para siswa-siswi pun langsung diperbolehkan untuk membuka surat yang dipegangnya masing-masing.
Ada yang menangis terharu karena lulus, ada yang menjerit histeris, ada yang menangis lebay, ada yang biasa saja, dan banyak lagi raut wajah mereka yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Sagara menatap Surat Keterangan Lulus-nya. Senyum di bibirnya mengembang sempurna kala melihat kata LULUS yang tertera di sana.
Dania yang berada di sampinya ikut tersenyum bahagia. "Selamat, Gar," ucapnya.
"Makasih, Ma," detik berikutnya Sagara memeluk erat sang mama.
Jika tidak ada mamanya yang selalu mengingatkannya belajar, mungkin saat ini Sagara akan mendapatkan surat dengan keterangan TIDAK LULUS.
Tapi berkat mamanya yang selalu mengingatkan, Sagara bisa mendapatkan surat itu dengan keterangan LULUS.
"Bro, gimana?" tanya Alvin yang datang secara tiba-tiba dan menepuk bahunya, disusul Denis.
"Gue lulus, lo berdua gimana?"
"Gue lulus," jawab Alvin dan Denis bersamaan.
Ketiganya tersenyum bahagia, lalu dilanjutkan dengan berpelukan layaknya anak TK yang memenangkan permainan.
Siswa-siswi kelas XII SMA Pelita Bangsa dinyatakan 100% LULUS.
*****
Sagara sampai di kamarnya. Ia mendudukkan dirinya di atas kasur empuk miliknya. Cowok itu berniat menghubungi sang pacar, memberinya kabar gembira bahwa dirinya lulus.
Panggilan tersambung, "Halo," sapa Sagara dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya.
"Halo,"
"Gimana, kak? Kakak pasti lulus, kan?"
Sagara mengangguk.
"Halo,"
Sagara tersadar bahwa anggukkannya tidak bisa dilihat oleh Rashel karena panggilan yang ia gunakan adalah panggilan telepon biasa.
"Iya, aku lulus," jawabnya.
"Bisa ketemu gak? Aku jemput ya?"
"Bisa. Tapi jam berapa dulu nih?"
"Sekarang juga bisa, kalau mau,"
"Ya udah cepetan sini, pengen liat muka pacarku yang baru aja lulus nih," goda Rashel.
"Tunggu ya, aku mau mandi terus ganti baju dulu,"
"Iya,"
"Aku tutup teleponnya ya,"
"Iya, bye pacar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA [✔]
Teen FictionStart: 10 September 2020 Finish: 14 April 2021 © sofilusiana_