3. Envy

1.9K 162 3
                                    

HAPPY READING


•••


"Rumah lo di mana?" tanya Sagara sedikit berteriak, karena suaranya kalah dengan suara kendaraan yang berlalu lalang.

"Hah? Iya," jawab Rashel.

Sagara mengernyitkan dahinya, sepertinya jawaban Rashel tidak nyambung dengan pertanyaan.

Tiba-tiba Sagara menghentikan motornya dipinggir jalan yang agak sepi, membuat Rashel keheranan.

"Eh kok berhenti? Kakak mau turunin aku di pinggir jalan kayak cabe-cabean?" cerocos Rashel.

"Gue tadi tanya di mana rumah lo, lo malah jawab iya, gak nyambung tau gak!"

"Ya-ya lagian aku gak denger kakak ngomong apa,"

"Ya udah buruan, rumah lo di mana?"

Rashel pun menunjukan alamat rumahnya kepada Sagara.

Tak terasa mereka berdua pun sampai di depan sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah dengan pagar hitam yang menjulang tinggi.

"Thanks," ucap Rashel.

"Hm"

"Mau mampir dulu?"

"Serius atau cuma basa-basi?"

"Basa-basi,"

Rashel pun merogoh saku ranselnya untuk mencari sesuatu.

"Gak usah bayar, gue bukan tukang ojek!" ucap Sagara cepat.

"Siapa juga yang mau bayar kakak, orang aku mau ngambil hp. Pede banget sih!"

Sial! Sungguh malu jadi Sagara saat ini! Malu sungguh malu.

"Lagian kan kakak sendiri yang maksa aku buat pulang sama kakak, bukan aku yang minta," lanjut Rashel.

"Ya udah, gue pulang,"

"Ya udah sana!"

"Ngusir?"

"Lah tadi katanya mau pulang? Gimana sih?"

"Gue mampir dulu boleh ya? Haus nih gue,"

"Gak. Aku lagi gak nerima tamu,"

Tiba-tiba pintu gerbang terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya yang terlihat selalu cantik. Ya, wanita itu adalah Rina -mamanya Rashel.

"Loh Rashel, kamu gak pulang bareng abang? Bukannya abang kamu tadi mau jemput?"

"Mobil abang ban nya bocor, ma. Jadi Rashel pulang sama dia," ucap Rashel sambil menunjuk ke arah Sagara.

"Eh kok temennya gak diajak masuk dulu, kamu ini gimana sih?"

"Dia bukan temen Rashel, ma,"

SAGARA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang