19. He

742 66 0
                                    

HAPPY READING


•••

Rashel berjalan menuju perpustakaan. Setelah jam pelajaran keempat tadi, dirinya diminta untuk mengantarkan buku paket ke perpustakaan, dibantu Syifa tentunya.

Setelah meletakkan buku paket tersebut di tempatnya semula, tanpa Rashel ketahui Syifa sudah tidak ada di sana.

Setelah menyadari Rashel mulai celingukan, mencari temannya itu ke seluruh penjuru perpustakaan. Namun hasilnya nihil, ia tidak menemukan Syifa.

"Kemana sih." gumamnya pelan.

Rashel masih berusaha mencari sahabatnya itu, walau hasilnya sama. Tidak ada.

Gadis itu berniat untuk menghubungi Syifa. Saat merogoh sakunya ia teringat sesuatu, ponselnya tertinggal di kelas. Rashel menepuk pelan dahinya.

"Ekhemm."

Suara deheman di belakangnya, reflek gadis itu menoleh. Dan di sana berdirilah seorang cowok tinggi. Entah sejak kapan cowok itu di sana. Masuknya saja Rashel tidak tahu.

"Lo yang kemarin pernah gue tabrak bukan sih?" tanya cowok itu memastikan.

Rashel mengerutkan kening, mencerna pertanyaan cowok asing di depannya. Setelah ingat, Rashel menganggukkan kepalanya.

"Sorry" ucap cowok itu lagi. Rashel hanya mengangguk tanpa berniat menjawab.

Detik berikutnya baru saja mau melangkah meninggalkan perpustakaan, tiba-tiba tangannya dicekal oleh cowok itu dan mau tak mau Rashel membalikkan tubuhnya.

"Gak usah pegang-pegang bisa gak?" tanya Rashel dengan nada tak sukanya, sambil menghempaskan tangan cowok itu yang tadi mencekalnya.

Sedangkan cowok itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gue Arka Mahendra, siswa baru kelas dua belas." ucapnya seraya mengulurkan tangannya kepada Rashel.

Rashel hanya tersenyum sangat tipis, tak berminat untuk membalas cowok itu.

Rashel hendak melangkahkan kakinya keluar perpustakaan, tapi lagi dan lagi tangannya ditahan oleh cowok itu. Mau tak mau Rashel pun kembali membalikkan tubuhnya.

"Apa lagi sih?" sentaknya.

"Nama lo siapa?" tanya cowok bernama Arka Mahendra itu.

"Untuk apa Anda ingin tau nama saya?" tanya balik Rashel dengan bahasa formal.

Cowok itu mengulum senyumnya.

"Tak kenal maka tak sayang." ucapnya dan diakhiri smirknya.

Rashel merasa bahwa cowok di depannya ini adalah cowok yang tidak baik. Buru-buru Rashel mengambil ancang-ancang untuk kabur, dan ya kali ini ia berhasil pergi dari hadapan cowok aneh itu.

Sedangkan di sisi lain cowok itu terkekeh akan tingkah Rashel yang seakan takut kepadanya.

"Rashel, Rashel, lo lucu banget sih." gumam Arka sambil Menggeleng-gelenkan kepalanya.

Tanpa mereka sadari, interaksi keduanya sudah terekam dalam sebuah ponsel pintar milik seseorang yang sedari tadi bersembunyi di antara rak buku.

*****

Di lain tempat, Sagara duduk di sebush bangku kantin bersama kedua ekor-nya. Siapa lagi kalau bukan Alvin dan Denis?

Lima menit sebelum bel istirahat Rashel mengiriminya pesan bahwa ia minta ditunggu di kantin saja, karena biasanya setiap jam istirahat Sagara selalu menjemput ke kelasnya. Bucin memang, tapi itulah kenyataannya.

SAGARA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang