21. Crafty

735 64 0
                                    

HAPPY READING


•••

Saat ini, Rashel sudah berada di kelasnya. Ia berangkat lebih pagi dari biasanya. Entah kenapa ia begitu. Pagi ini ia juga tidak berangkat bersama Sagara, mengingat kemarin cowok itu sedang marah besar kepadanya.

Kelas masih sepi, Syifa juga belum datang. Bosan, cewek itu mengeluarkan ponselnya. Rashel membuka aplikasi berlogo huruf 'W' berwarna orange di ponselnya. Ya, membaca wattpad akan lebih baik.

Teman-teman sekelasnya mulai berdatangan. Termasuk Syifa, cewek itu duduk di sampingnya dengan senyum yang tidak lepas di bibirnya.

Rashel menoleh heran, "Kenapa senyum-senyum? Gila ya?" tanyanya.

"Iya gue gila!" balas Syifa, senyumnya masih belum luntur. Membuat Rashel ngeri, ia takut Syifa tiba-tiba ketempelan penunggu sekolah.

Rashel mengguncang tubuh Syifa, "Hei kamu siapa? Keluar kamu dari badan Syifa!" ucapnya dengan cukup keras, membuat teman-temannya menoleh.

"Heh gue Syifa lah."

Rashel berhenti mengguncang tubuh sahabatnya, "Aku pikir kamu ketempelan, lagian kamu aneh sih." seloroh Rashel.

"Lo tau gak?"

"Gak"

"Dengerin dulu Rashel, sayangkuuu"

"Apa?"

"Semalem kak Alvin nembak gue!" ucap Syifa pelan takut didengar anak yang lain, namun sukses membuat Rashel terkejut.

"Kamu serius?"

"Ya iya lah, masa gue halu."

Rashel pun ikut merasa senang, cewek itu dengan senang hati memeluk sahabatnya. "Selamat ya," ucapnya tulus. Syifa pun mengangguk lucu. Keduanya pun melepas pelukan, tidak enak dilihat banyak temannya yang baru datang.

"Tapi..." ucapan Syifa menggantung, membuat Rashel penasaran.

"Tapi apa?"

"Kak Alvin nembak gue lewat chat, gak gentle sih tapi gue suka jadi gue terima," lanjutnya sambil terkekeh.

"Ganteng doang, nembak cewek lewat chat!" cibir Rashel. Syifa yang mendengar itu pun terkekeh.

"Rashel!"

Merasa namanya dipanggil, Rashel menoleh ke sumber suara. Di sana Sagara sedsng berdiri di ambang pintu kelasnya. Tak berapa lama, cowok itu pun masuk ke dalam kelasnya lalu menariknya tiba-tiba.

Sagara membawa Rashel ke taman belakang sekolah. Di sana hanya ada mereka berdua.

"Kakak ngapain bawa aku ke sini?" tanya Rashel bingung.

"Aku mau ngomong, kamu dengerin baik-baik!"

Rashel mengangguk cepat, yang terlihat menggemaskan bagi Sagara. Cowok itu pun tak tahan untuk mengelus pucuk kepala Rashel.

"Aku minta maaf soal kemarin," Jujur saja, ia merasa lebih lega saat ini. Setelah semalaman memikirkan masalah ini.

Rashel mengerti, maaf yang Sagara maksud adalah telah membentaknya kemarin. Gadis itu mengangguk.

"Aku cemburu! Jangan dekat sama cowok lain di sekolah selain aku!"

Rashel terkekeh, kenapa Sagara jadi se-posesif ini sih? Tapi cewek itu tetap mengangguk.

"Dan kamu harus hati-hati sama cowok bernama Arka Mahendra."

Kening Rashel mengerut, "Kenapa?"

Sudah Sagara duga, pasti pertanyaan itu yang keluar dari mulut Rashel.

"Dia licik!"

"Kok kakak bisa tau dia licik? Seakan kakak udah kenal lama sama dia?"

"Dia teman SMP aku," alibi Sagara.

Rashel pun kembali mengangguk. "Aku gak bakal deket sama cowok lain kok, asal kakak juga gak deket sama cewek lain."

Sagara mengangguk sembari tersenyum. Kemudian ia mengecup kening Rashel membuat sang empunya membelalakan matanya.

"Kak, ini kan di sekolah!"

"Kenapa emang?"

"Kalau ketauan sama orang terus dilaporin ke guru kan bahaya, nanti dikira kakak lagi mesumin aku!"

'STAK'

Sagara menyentil dahi Rashel membuat cewek itu mengaduh. "Aku gak bakal kaya gitu."

*****

Karena sudah berbaikan, Sagara berniat untuk mengantar Rashel pulang. Rashel memberitahunya untuk bertemu di parkiran saja. Tapi saat hendak ke parkiran, seseorang mencekal lengan Sagara. Sagara pun menoleh, melihat orang tersebut.

"Hai, long time no see," kata orang itu.

"Mau apa lo?" tanya Sagara. Jujur dia sudah muak dengan Arka.

"Gak mau apa-apa sih. Tapi kalau gue mau Rashel, gimana?" ujarnya diiringi dengan smirknya.

Lihatlah, betapa menyebalkannya Arka.

"Lo!" tunjuk Sagara, "Jangan berani sentuh cewek gue!" lanjutnya.

Mendengar ancaman Sagara, Arka terkekeh meremehkan.

'TRING'

Terdengar suara notifikasi ponselnya, membuat Sagara mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana abu-abunya.

Rashel❤
Kakak dimana? Kok lama?

Astaga. Ia sampai lupa bahwa Rashel menunggunya di parkiran. Mungkin cewek itu sudah kepanasan di sana. Gara-gara Arka sih.

Buru-buru Sagara berlari menuju parkiran dimana motornya terparkir, meninggalkan Arka yang sedang mengepalkan tangannya.

"Lo lihat aja nanti! Gue akan pisahin lo berdua!" gumamnya.

*****

Sesampainya Sagara di parkiran, ia mengedarkan pandangannya. Tapi ia tak kunjung menemukan keberadaan kekasihnya.

Sagara
Aku udah di parkiran, kamu dimana?

Sampai 2 menit, tak kunjung ada balasan dari Rashel. Apa Rashel pulang duluan? batin Sagara.

Sagara pun mencoba menghubunginya, panggilan berdering selama 10 detik. Tapi Rashel belum juga mengangkatnya.

Di sini Sagara seperti orang linglung. Celingukan mencari Rashel yang tak kunjung menampakkan dirinya. Sebenarnya kemana cewek itu?

Bertanya kepada anak-anak di sekitarnya, sudah. Tapi tak ada yang melihatnya.

"Dor!"

Sagara terkejut.

Seseorang menepuk bahunya dari belakang, membuat Sagara berbalik badan.

"Ya ampun, Shel. Ngagetin gau gak?"

Rashel nyengir, "Maaf,"

"Abis dari mana? Aku telpon kok gak diangkat?"

"Toilet kak, kebelet hehe,"

"Kamu gak apa-apa kan?"

"Aku gak apa-apa, emang kenapa?"

"Nggak. Pulang yuk!" ajak Sagara.

Sagara pun menaiki motornya dan memakai helmnya. Cowok itu memberikan helm yang satunya kepada Rashel lalu cewek itu memakainya. Jangan tanyakan kenapa Sagara membawa dua helm. Tadi pagi cowok itu berniat menjemput Rashel, tapi mamanya Rashel bilang kalau Rashel sudah berangkat. Jadi, ya begitulah.

Keduanya pun melenggang meninggalkan area sekolah.

*****

TO BE CONTINUED

SAGARA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang